Desainer Vivi Zubedi Manfaatkan Kain Sisa untuk 1000 Masker
Selasa, 01 Desember 2020 - 23:06 WIB
JAKARTA - Desainer Vivi Mar’i Zubedi Founder Vivi Zubedi Foundation (VZF) terus berkomitmen melakukan gerakan sosial yakni 1000 Masker untuk Jabar. 1000 masker terstandar SNI bermotif Batik Sunda tersebut diberikan kepada masyarakat Jawa Barat dengan menggandeng Ketua Umum Dekranasda Jawa Barat Atalia Ridwan Kamil, S.I.P, M.I.kom bersama Dompet Dhuafa. Penyerahan bantuan secara simbolis dilaksanakan di Gedung Dekranasda, Bandung beberapa waktu lalu.
Jawa Barat menjadi perhatian khusus keprihatinan Vivi Mar’i Zubedi karena COVID-01 Indonesia (orang yang pertama kali terpapar COVID-19) adalah warga Depok, Jabar. Data covid19.go.id (26/11) menunjukkan Jabar masih menduduki peringkat ke-3 angka COVID-19 tertinggi se-Indonesia.
Vivi pun menggunakan kain bermotif Batik Sunda sebagai bahan 1000 masker. Bahan ini sebelumnya pernah muncul pada koleksi The Art of Layering Sundanese Batik dalam gelaran Indonesia Sharia Economic Forum (ISEF) 2020, 28-31 Oktober. Vivi yang mengadopsi nilai-nilai sustainability dalam karya-karyanya, memanfaatkan kain sisa koleksi ISEF 2020 guna memperpanjang daur guna benda. Apalagi industri fashion diketahui menduduki peringkat ke 2 industri penghasil limbah bumi terbesar sejumlah 92 juta ton setiap tahun.
1000 masker berbahan Batik Sunda ini diciptakan memenuhi standar SNI 8914:2020 yaitu memiliki minial dua lapis kain, dapat dicuci (washable), serta memiliki kerapatan kain berdaya filtrasi 0,7-60%.
“Kami memilih masker kain selain karena manfaatnya bisa bertahan lama, juga karena memperhatikan sustainability lingkungan. Prosedur medis mengharuskan semua serba-steril, sehingga untuk APD, sarung tangan, dan masker harus sekali pakai. Tapi untuk kita yang alhamdulillah masih dikaruniai kesehatan, ayo pakai masker reusable untuk mengurangi timbunan sampah baru,’’ jelas Vivi.
Jawa Barat menjadi perhatian khusus keprihatinan Vivi Mar’i Zubedi karena COVID-01 Indonesia (orang yang pertama kali terpapar COVID-19) adalah warga Depok, Jabar. Data covid19.go.id (26/11) menunjukkan Jabar masih menduduki peringkat ke-3 angka COVID-19 tertinggi se-Indonesia.
Vivi pun menggunakan kain bermotif Batik Sunda sebagai bahan 1000 masker. Bahan ini sebelumnya pernah muncul pada koleksi The Art of Layering Sundanese Batik dalam gelaran Indonesia Sharia Economic Forum (ISEF) 2020, 28-31 Oktober. Vivi yang mengadopsi nilai-nilai sustainability dalam karya-karyanya, memanfaatkan kain sisa koleksi ISEF 2020 guna memperpanjang daur guna benda. Apalagi industri fashion diketahui menduduki peringkat ke 2 industri penghasil limbah bumi terbesar sejumlah 92 juta ton setiap tahun.
1000 masker berbahan Batik Sunda ini diciptakan memenuhi standar SNI 8914:2020 yaitu memiliki minial dua lapis kain, dapat dicuci (washable), serta memiliki kerapatan kain berdaya filtrasi 0,7-60%.
“Kami memilih masker kain selain karena manfaatnya bisa bertahan lama, juga karena memperhatikan sustainability lingkungan. Prosedur medis mengharuskan semua serba-steril, sehingga untuk APD, sarung tangan, dan masker harus sekali pakai. Tapi untuk kita yang alhamdulillah masih dikaruniai kesehatan, ayo pakai masker reusable untuk mengurangi timbunan sampah baru,’’ jelas Vivi.
(sal)
tulis komentar anda