Daewoong Pharmaceutical Kembangkan Niclosamide sebagai Perawatan Twindemic

Selasa, 01 Desember 2020 - 23:49 WIB
Di tengah krisis COVID-19 yang berkepanjangan di seluruh dunia, kekhawatiran akan twindemic semakin luas. Foto Ilustrasi/Medium
JAKARTA - Di tengah krisis COVID-19 yang berkepanjangan di seluruh dunia, kekhawatiran akan "twindemic" (epidemi ganda) semakin meluas. Twindemic merupakan sebuah fenomena di mana dua pandemi yang berbeda dapat terjadi secara bersamaan dan dalam hal ini influenza serta COVID-19 menerpa pada waktu yang sama.

Dikutip dari laman Fox News, Health Administration di Arkansas, Amerika Serikat, mengumumkan bahwa satu pasien berusia 65 tahun atau lebih telah meninggal dunia akibat flu pada 24 Oktober lalu. Sejak akhir September 2020, kasus flu di Arkansas secara kumulatif telah mencapai 118 kasus dan menimbulkan kekhawatiran bahwa twindemik akan mungkin terjadi dalam waktu dekat.

( )



Banyak perusahaan farmasi di seluruh dunia berfokus mengembangkan pengobatan dan vaksin COVID-19 untuk mengakhiri pandemi ini. Perusahaan perawatan kesehatan global di Korea Selatan, Daewoong Pharmaceutical, fokus untuk mengembangkan pengobatan COVID-19 bernama Niclosamide.

“Secara khusus Niclosamide memiliki efek pengobatan flu yang telah dibuktikan dalam sebuah uji klinis yang dilakukan pada subjek hewan. Pengobatan ini juga diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mengatasi fenomena twindemic,” ujar CEO Daewoong Pharmaceutical Sengho Jeon dalam keterangan resminya.

Ia menjelaskan, Niclosamide dikenal sebagai obat mekanisme yang dapat menghambat penetrasi dan masuknya virus ke dalam sel tubuh manusia. “Kami mulai mengembangkan pengobatan COVID-19 untuk Niclosamide yang terbukti memiliki efek antivirus yang sangat baik berdasarkan hasil penelitian dari Institut Pasteur Korea pada bulan April,” papar Sengho.

Menurut hasil penelititan regenerasi obat COVID-19 yang dilakukan oleh Kementerian Sains dan TIK Korea Selatan untuk mendukung upaya tanggap darurat serta keselamatan masyarakat, Niclosamide menunjukkan kekuatan antivirus 40 kali lebih tinggi dibandingkan Remsivir yang sedang dikembangkan di dalam dan luar negeri sebagai pengobatan COVID-19 melalui eksperimen sel. Niclosamide juga memiliki kekuatan antivirus 26 kali lebih tinggi dibandingkan dengan Chloroquine.

Meskipun memiliki efek antivirus yang sangat baik, Niclosamide punya kekurangan karena konsentrasi obat dalam darah akan menurun ketika dikonsumsi secara oral.

( )

Sengho menjelaskan, DWRX2003 (nama bahan Niclosamide) merupakan sebuah produk yang dikembangkan bersamaan dengan Niclosamide sebagai mekanisme injeksi pelepasan berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi pemberian obat milik Daewoong Group. Mekanisme injeksi ini mampu meningkatkan penyerapan obat yang rendah saat obat diberikan secara oral.

“Diharapkan dapat menjaga tingkat konsentrasi obat sehingga mampu mengobati penyakit hanya dengan sekali pemberian. Dapat menghindari efek samping pada sistem pencernaan (seperti mual, muntah) apabila obat diberikan secara oral,” terang Sengho.
(tsa)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More