Waspada! Menguap Berlebihan Bisa Jadi Gejala Serangan Jantung

Rabu, 02 Desember 2020 - 23:11 WIB
Jika Anda mengalami peningkatan menguap yang tidak dapat dijelaskan oleh kurang tidur atau penyebab lainnya, menguap bisa jadi gejala masalah kesehatan. / Foto: Ilustrasi/Quick and Dirty Tips
JAKARTA - Serangan jantung terjadi ketika arteri yang memasok darah dan oksigen ke jantung tersumbat, karena penumpukan plak lemak yang disebut kolesterol. Serangan jantung termasuk dalam kategori penyakit kardiovaskular yang umumnya mengacu pada kondisi yang melibatkan penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah. Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa serangan jantung terjadi tanpa peringatan.

( )

Menguap berlebihan bisa menjadi indikasi serangan jantung. Apabila Anda mengalami peningkatan menguap yang tidak dapat dijelaskan oleh kurang tidur atau penyebab lainnya, menguap bisa menjadi gejala masalah kesehatan yang lebih serius.

Masalah medis paling umum yang terkait dengan peningkatan menguap adalah kurang tidur, insomnia , sleep apnea, narkolepsi, dan banyak obat yang menyebabkan kantuk.



Mengutip Daily Express, Rabu (2/12), ada beberapa penyakit medis lain yang menyebabkan menguap termasuk pendarahan di sekitar jantung, tumor otak, multiple sclerosis, stroke, dan bahkan serangan jantung. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa menguap membantu meningkatkan oksigenasi darah dan pendinginan otak.

Pakar kesehatan telah memperingatkan bahwa mereka yang menguap saat berolahraga, terutama di hari yang panas bisa jadi berisiko terkena serangan jantung. Ini karena mekanisme pendinginan yang ada di dalam tubuh yang menunjukkan bahwa mereka tidak berfungsi sebagaimana mestinya dan dapat menandakan adanya masalah dengan jantung.

Kurangi risiko serangan jantung dengan menghindari konsumsi makanan tidak sehat yang tinggi lemak. Diet tinggi lemak akan memperburuk pengerasan arteri dan meningkatkan risiko serangan jantung.

(Baca juga: 7 Sayuran yang Baik untuk Ginjal Anda, Mulai Bayam hingga Kubis )

Sebaliknya, Anda harus mengikuti diet Mediterania, yang tinggi lemak tak jenuh. Pola makan ala Mediterania terdiri dari makan lebih banyak roti, buah, sayuran dan ikan, dan lebih sedikit daging.
(nug)
Lihat Juga :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!