1 dari 4 Balita Minum Kental Manis Setiap Hari, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan!
Minggu, 13 Desember 2020 - 21:00 WIB
JAKARTA - Di tengah Pandemi Covid-19 masih berlangsung dan pentingnya daya tahan tubuh bagi anak dalam menghadapi pandemi, ada fakta yang terjadi. YAICI, PP Muslimat NU dan PP Aisyiyah melakukan penelitian tentang Persepsi Masyarakat Tentang Kental Manis pada 2020. Penelitian tersebut dilakukan di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, NTT dan Maluku.
Dengan Total responden 2.068 ibu yang memiliki anak usia 0 – 59 bulan atau 5 tahun.Dari penelitian ditemukan 28,96% dari total responden mengatakan kental manis adalah susu pertumbuhan, dan sebanyak 16,97% ibu memberikan kental manis untuk anak setiap hari.
Dari hasil penelitian juga ditemukan sumber kesalahan persepsi ibu, dimana sebanyak 48% ibu mengakui mengetahui kental manis sebagai minuman untuk anak adalah dari media, baik TV, majalah/ koran dan juga sosial media dan 16,5% mengatakan informasi tersebut didapat dari tenaga kesehatan.
Temuan menarik lainnya adalah, kategori usia yang paling banyak mengkonsumsi kental manis adalah usia 3 – 4 tahun sebanyak 26,1%,menyusul anak usia 2 – 3 tahun sebanyak 23,9%. Sementara konsumsi kental manis oleh anak usia 1 – 2 tahun sebanyak 9,5%, usia 4-5 tahun sebanyak 15,8% dan 6,9% anak usia 5 tahun mengkonsumsi kental manis sebagai minuman sehari-hari.
Dosen Prod. Gizi Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, Dr. Tria Astika Endah Permatasari,SKM.MKM, mengingatkan pemberian susu untuk anak harus disesuaikan dengan kategori usia. “Untuk usia 0-6 bulan, berikan ASI eksklusif, karena zat gizi yang dibutuhkan anak usia 0-6 bulan pertama tersebut, ada pada ASI,” ucap dr Tria dalam Webinar Online Hasil Persepsi Masyarakat Tentang Kental Manis, Jumat (11/12).
Ia menyebutkan, setelah usia 6 bulan, makanan pendamping ASI (MPASI) menjadi hal yang penting. Selain itu, organisasi kesehatan dunia (WHO) juga menganjurkan anak dapat diberikansusu tambahan karena mengandung banyak zat gizi dan mikronutrien yangdiperlukan dalam tumbuh kembang anak seperti fosfor dan kalsium. “Namun, yang perlu diingat adalah tidak semua susu baik untuk dikonsumsi anak,” ucap dr Tria.
Menurutnya Salah satu jenis produk susu yang sebaiknya tidak diberikan kepada anak terutama bayi dan balita adalah susu kental manis. “Kental manis sebetulnya bukan susu, dilihat dari tabel kandungan gizi, kental manis memiliki kandungan karbohidrat paling tinggi yaitu 55% per 100 gram, sehingga tidak dianjurkan untuk balita,” jelas dr Tria.
Ia menambahkan, Anak yang sudah terbiasa mengkonsumsi kental manis akan berisiko mengalami undernutrition dan juga overnutrition. “Undernutrition atau gizi kurang apabila orang tua merasa anak sudah cukup gizi hanya dengan konsumsi kental manis saja, lalu lupa atau tidak memperhatikan asupan gizi lainnya. Sementara overnutrition apabila anak mengkonsumsi kenta lmanis, dengan porsi yang banyak dan juga konsumsi makanan lainnya seperti snack dan cemilan tidak terkontrol,” papar dr Tria.
Dengan Total responden 2.068 ibu yang memiliki anak usia 0 – 59 bulan atau 5 tahun.Dari penelitian ditemukan 28,96% dari total responden mengatakan kental manis adalah susu pertumbuhan, dan sebanyak 16,97% ibu memberikan kental manis untuk anak setiap hari.
Dari hasil penelitian juga ditemukan sumber kesalahan persepsi ibu, dimana sebanyak 48% ibu mengakui mengetahui kental manis sebagai minuman untuk anak adalah dari media, baik TV, majalah/ koran dan juga sosial media dan 16,5% mengatakan informasi tersebut didapat dari tenaga kesehatan.
Temuan menarik lainnya adalah, kategori usia yang paling banyak mengkonsumsi kental manis adalah usia 3 – 4 tahun sebanyak 26,1%,menyusul anak usia 2 – 3 tahun sebanyak 23,9%. Sementara konsumsi kental manis oleh anak usia 1 – 2 tahun sebanyak 9,5%, usia 4-5 tahun sebanyak 15,8% dan 6,9% anak usia 5 tahun mengkonsumsi kental manis sebagai minuman sehari-hari.
Dosen Prod. Gizi Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, Dr. Tria Astika Endah Permatasari,SKM.MKM, mengingatkan pemberian susu untuk anak harus disesuaikan dengan kategori usia. “Untuk usia 0-6 bulan, berikan ASI eksklusif, karena zat gizi yang dibutuhkan anak usia 0-6 bulan pertama tersebut, ada pada ASI,” ucap dr Tria dalam Webinar Online Hasil Persepsi Masyarakat Tentang Kental Manis, Jumat (11/12).
Ia menyebutkan, setelah usia 6 bulan, makanan pendamping ASI (MPASI) menjadi hal yang penting. Selain itu, organisasi kesehatan dunia (WHO) juga menganjurkan anak dapat diberikansusu tambahan karena mengandung banyak zat gizi dan mikronutrien yangdiperlukan dalam tumbuh kembang anak seperti fosfor dan kalsium. “Namun, yang perlu diingat adalah tidak semua susu baik untuk dikonsumsi anak,” ucap dr Tria.
Menurutnya Salah satu jenis produk susu yang sebaiknya tidak diberikan kepada anak terutama bayi dan balita adalah susu kental manis. “Kental manis sebetulnya bukan susu, dilihat dari tabel kandungan gizi, kental manis memiliki kandungan karbohidrat paling tinggi yaitu 55% per 100 gram, sehingga tidak dianjurkan untuk balita,” jelas dr Tria.
Ia menambahkan, Anak yang sudah terbiasa mengkonsumsi kental manis akan berisiko mengalami undernutrition dan juga overnutrition. “Undernutrition atau gizi kurang apabila orang tua merasa anak sudah cukup gizi hanya dengan konsumsi kental manis saja, lalu lupa atau tidak memperhatikan asupan gizi lainnya. Sementara overnutrition apabila anak mengkonsumsi kenta lmanis, dengan porsi yang banyak dan juga konsumsi makanan lainnya seperti snack dan cemilan tidak terkontrol,” papar dr Tria.
(wur)
tulis komentar anda