Waspadai Sistem Pencernaan yang Tak Sehat karena Cemas atau Stres
Kamis, 16 April 2020 - 20:25 WIB
Bukti lain yang menunjukkan hubungan antara sistem pencernaan dan suasana hati adalah lebih dari 90% serotonin tubuh diproduksi di sistem pencernaan. Serotonin adalah neurotransmiter atau bahan kimia yang menyampaikan informasi dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya, berperan dalam berbagai fungsi tubuh, termasuk mengatur emosi dan perasaan bahagia.
Selain jumlah dan koloni mikrobiota usus, kadar Short Chain Fatty Acid (SCFA) atau asam lemak rantai pendek, juga dapat memengaruhi perasaan depresi. Kandungan SCFA pada feses individu dengan depresi lebih rendah dibandingkan dengan individu tanpa gangguan mental.
SCFA adalah produk hasil dari fermentasi serat oleh mikrobiota atau bakteri di sistem pencernaan. Sehingga konsumsi serat akan meningkatkan produksi SCFA dan juga jumlah mikrobiota dan koloni mikrobiota di sistem pencernaan.
Peningkatan jumlah dan keanekaragaman koloni mikrobiota di sistem pencernaan dapat menjadi indikator pencernaan yang sehat. Sebaliknya, ketika kadar SCFA berkurang, keseimbangan mikrobiota di sistem pencernaan akan menurun, dan menyebabkan peradangan yang berhubungan dengan kejadian depresi.
Konsumsi serat, khususnya yang memiliki sifat prebiotik, seperti Inulin atau galaktosakarida, juga dapat menurunkan kadar kortisol atau hormon stres dalam tubuh. Konsumsi serat juga terbukti dapat menjaga kesehatan sistem pencernaan, sehingga meningkatkan produksi serotonin, meningkatkan jumlah dan koloni mikrobiota di pencernaan, hingga meningkatkan kadar SCFA, yang berhubungan positif dengan peningkatan suasana hati atau mood.
“Selain itu, dengan mengonsumsi serat dari buah-buahan dan sayuran, tidak hanya suasana hati yang membaik namun juga imunitas tubuh pun jadi kuat sehingga tidak mudah tertular penyakit baik dari bakteri ataupun virus”, jelas Tania.
Sementara, dr. Hilna Khairunisa Shalihat M.Gizi, Sp.GK dalam beberapa talkshow di radio nasional setuju. Menurutnya apa yang dikonsumsi akan menentukan seberapa baik imunitas tubuh. “Karena 70% sel imun terdapat di sistem pencernaan, jadi kesehatan sistem pencernaan juga sangat berhubungan dengan imunitas tubuh,” bebernya.
Sayang, 95,4% masyarakat Indonesia kurang mengonsumsi buah dan sayuran sehingga berisiko kekurangan serat dan beragam nutrisi yang diperlukan tubuh. Saat asupan serat tidak dapat dipenuhi dari makanan sehari-hari, maka bisa mengonsumsi FibreFirst, suplemen kaya serat premium dan nutrisi dari ekstrak buah dan sayuran.
“Jadi jangan lupa untuk memperhatikan kesehatan sistem pencernaan agar suasana hati meningkat, terhindar dari kecemasan berlebihan, dan depresi, serta agar imun tubuh jadi kuat,” ujarnya.
Selain jumlah dan koloni mikrobiota usus, kadar Short Chain Fatty Acid (SCFA) atau asam lemak rantai pendek, juga dapat memengaruhi perasaan depresi. Kandungan SCFA pada feses individu dengan depresi lebih rendah dibandingkan dengan individu tanpa gangguan mental.
SCFA adalah produk hasil dari fermentasi serat oleh mikrobiota atau bakteri di sistem pencernaan. Sehingga konsumsi serat akan meningkatkan produksi SCFA dan juga jumlah mikrobiota dan koloni mikrobiota di sistem pencernaan.
Peningkatan jumlah dan keanekaragaman koloni mikrobiota di sistem pencernaan dapat menjadi indikator pencernaan yang sehat. Sebaliknya, ketika kadar SCFA berkurang, keseimbangan mikrobiota di sistem pencernaan akan menurun, dan menyebabkan peradangan yang berhubungan dengan kejadian depresi.
Konsumsi serat, khususnya yang memiliki sifat prebiotik, seperti Inulin atau galaktosakarida, juga dapat menurunkan kadar kortisol atau hormon stres dalam tubuh. Konsumsi serat juga terbukti dapat menjaga kesehatan sistem pencernaan, sehingga meningkatkan produksi serotonin, meningkatkan jumlah dan koloni mikrobiota di pencernaan, hingga meningkatkan kadar SCFA, yang berhubungan positif dengan peningkatan suasana hati atau mood.
“Selain itu, dengan mengonsumsi serat dari buah-buahan dan sayuran, tidak hanya suasana hati yang membaik namun juga imunitas tubuh pun jadi kuat sehingga tidak mudah tertular penyakit baik dari bakteri ataupun virus”, jelas Tania.
Sementara, dr. Hilna Khairunisa Shalihat M.Gizi, Sp.GK dalam beberapa talkshow di radio nasional setuju. Menurutnya apa yang dikonsumsi akan menentukan seberapa baik imunitas tubuh. “Karena 70% sel imun terdapat di sistem pencernaan, jadi kesehatan sistem pencernaan juga sangat berhubungan dengan imunitas tubuh,” bebernya.
Sayang, 95,4% masyarakat Indonesia kurang mengonsumsi buah dan sayuran sehingga berisiko kekurangan serat dan beragam nutrisi yang diperlukan tubuh. Saat asupan serat tidak dapat dipenuhi dari makanan sehari-hari, maka bisa mengonsumsi FibreFirst, suplemen kaya serat premium dan nutrisi dari ekstrak buah dan sayuran.
“Jadi jangan lupa untuk memperhatikan kesehatan sistem pencernaan agar suasana hati meningkat, terhindar dari kecemasan berlebihan, dan depresi, serta agar imun tubuh jadi kuat,” ujarnya.
(tdy)
tulis komentar anda