Lagi, Strain Baru Covid-19 Ditemukan di Nigeria
Sabtu, 26 Desember 2020 - 13:03 WIB
JAKARTA - Strain baru Covid-19 dilaporkan telah muncul di Nigeria, setelah sebelumnya muncul di Inggris dan Afrika yang tampaknya lebih menular, yang mengarah pada pembatasan perjalanan baru.
Kepala badan pengawas penyakit Afrika pada Kamis (24/12), memperingatkan diperlukan penyelidikan lebih lanjut atas kasus tersebut. (Baca juga: Studi: Virus Corona Jenis Baru dari Inggris Lebih Mudah Ditularkan, Waspadalah! )
“Ini adalah garis keturunan terpisah dari Inggris dan garis keturunan Afrika Selatan,” kata John Nkengasong, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika.
Deteksi strain baru di Nigeria dan Afrika Selatan memicu pertemuan darurat CDC Afrika. Berita itu muncul saat kasus melonjak di Nigeria dan Afrika Selatan. Dalam sepekan terakhir, Nigeria melaporkan peningkatan kasus sebesar 52% dan Afrika Selatan meningkat 40%.
Nkengasong menjelaskan, tidak ada bukti bahwa strain baru berkontribusi pada peningkatan penularan di Nigeria, tetapi memperingatkan bahwa negara tersebut melakukan pengawasan genom yang lebih sedikit daripada Inggris. CDC Nigeria dan Pusat Keunggulan Afrika untuk Genomik Penyakit Menular di Nigeria akan mempelajari lebih banyak sampel.
Peneliti utama Covid-19 Nigeria baru saja merilis kepada publik urutan genom dari strain baru tersebut.
“Selama beberapa minggu terakhir, kami mengalami peningkatan besar dalam jumlah sampel ke laboratorium referensi (CDC Nigeria). Ini telah menyebabkan penundaan yang tidak biasa dengan pengujian, tapi kami bekerja sepanjang waktu," jelas direktur jenderal CDC Nigeria, Chikwe Ihekweazu.
Nigeria, negara terpadat di Afrika dengan lebih dari 200 juta orang, telah melihat lebih sedikit kasus virus corona daripada banyak negara lain di benua itu. Total kasus merangkak melewati 80.000 pada hari Rabu. Kasus tercatat harian melebihi 1.000 untuk pertama kalinya bulan ini. (Baca juga: 8 Pertanyaan Seputar Mutasi Virus Corona di Inggris dan Jawabannya )
Afrika telah melaporkan lebih dari 2,5 juta kasus virus corona baru, merupakan 3,3% dari kasus global. Strain baru yang menyebar lebih cepat yang terdeteksi Afrika Selatan pada 18 Desember menjadi yang dominan di sana, meskipun seperti strain baru di Inggris tidak ada bukti bahwa hal itu mengarah pada penyakit yang lebih parah.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (26/12) Nkengasong mengatakan CDC Afrika tidak percaya mutasi di Afrika Selatan akan mempengaruhi penyebaran vaksin Covid-19 di benua itu.
Lihat Juga: Pemeriksaan Laboratorium Diagnostik Molekuler Bantu Bumil Skrining Kelainan Kromosom pada Janin
Kepala badan pengawas penyakit Afrika pada Kamis (24/12), memperingatkan diperlukan penyelidikan lebih lanjut atas kasus tersebut. (Baca juga: Studi: Virus Corona Jenis Baru dari Inggris Lebih Mudah Ditularkan, Waspadalah! )
“Ini adalah garis keturunan terpisah dari Inggris dan garis keturunan Afrika Selatan,” kata John Nkengasong, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika.
Deteksi strain baru di Nigeria dan Afrika Selatan memicu pertemuan darurat CDC Afrika. Berita itu muncul saat kasus melonjak di Nigeria dan Afrika Selatan. Dalam sepekan terakhir, Nigeria melaporkan peningkatan kasus sebesar 52% dan Afrika Selatan meningkat 40%.
Nkengasong menjelaskan, tidak ada bukti bahwa strain baru berkontribusi pada peningkatan penularan di Nigeria, tetapi memperingatkan bahwa negara tersebut melakukan pengawasan genom yang lebih sedikit daripada Inggris. CDC Nigeria dan Pusat Keunggulan Afrika untuk Genomik Penyakit Menular di Nigeria akan mempelajari lebih banyak sampel.
Peneliti utama Covid-19 Nigeria baru saja merilis kepada publik urutan genom dari strain baru tersebut.
“Selama beberapa minggu terakhir, kami mengalami peningkatan besar dalam jumlah sampel ke laboratorium referensi (CDC Nigeria). Ini telah menyebabkan penundaan yang tidak biasa dengan pengujian, tapi kami bekerja sepanjang waktu," jelas direktur jenderal CDC Nigeria, Chikwe Ihekweazu.
Nigeria, negara terpadat di Afrika dengan lebih dari 200 juta orang, telah melihat lebih sedikit kasus virus corona daripada banyak negara lain di benua itu. Total kasus merangkak melewati 80.000 pada hari Rabu. Kasus tercatat harian melebihi 1.000 untuk pertama kalinya bulan ini. (Baca juga: 8 Pertanyaan Seputar Mutasi Virus Corona di Inggris dan Jawabannya )
Afrika telah melaporkan lebih dari 2,5 juta kasus virus corona baru, merupakan 3,3% dari kasus global. Strain baru yang menyebar lebih cepat yang terdeteksi Afrika Selatan pada 18 Desember menjadi yang dominan di sana, meskipun seperti strain baru di Inggris tidak ada bukti bahwa hal itu mengarah pada penyakit yang lebih parah.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (26/12) Nkengasong mengatakan CDC Afrika tidak percaya mutasi di Afrika Selatan akan mempengaruhi penyebaran vaksin Covid-19 di benua itu.
Lihat Juga: Pemeriksaan Laboratorium Diagnostik Molekuler Bantu Bumil Skrining Kelainan Kromosom pada Janin
(tdy)
tulis komentar anda