Begini Cara Mencegah Penderita Kanker Terhindar dari Depresi
Selasa, 05 Januari 2021 - 22:08 WIB
"Keluarga harus berada dalam kondisi kondusif dan tenang agar mampu memberi dukungan pada pasien kanker," tegasnya.
Waktu khusus disiapkan agar pasien dan anggota keluarga bisa sharing, sehingga dapat meningkatkan rasa empati dan adanya saling pengertian pada anggota keluarga. Kesedihan yang terlalu dalam tidak perlu ditampilkan, sebaliknya berbicara dengan suara rendah dan tenang, mengutamakan kenyamanan pasien dengan tidak bersikap berlebihan (overprotektif). Lalu, hindari memberi penjelasan mengenai data dan fakta kanker secara detail untuk menghindari kesalahpahaman.
Tugas utama keluarga adalah mendengarkan keluh kesah pasien tanpa memotong ceritanya, mendukung pasien dan tidak mengomentari cerita pasien secara berlebihan. Cukup dukung pasien dengan sepenuh hati. Anggota keluarga juga dapat mengambil peran aktif dalam support group kanker agar mendapatkan dukungan dan rasa aman agar dapat mendampingi pasien kanker dengan lebih baik.
Bergiliran menjaga pasien bila anggota keluarga memiliki banyak personel dan adanya hari libur terjadwal merupakan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari kelelahan emosional dan fisik yang dapat berakhir distress pada anggota keluarga yang merawat dan mendampingi pasien kanker.
(Baca juga: Selain Covid-19, Disease X Bisa Jadi Pandemi Berikutnya )
Dr.Titah berharap agar masyarakat mau mengambil bagian untuk peduli pada pasien kanker. Hal-hal kecil yang terlihat sepele, seperti meluangkan waktu, mendengarkan, dan mendukung pasien kanker dalam menjalankan pengobatan medis akan mencegah terjadinya distress. Dia juga meminta agar pasien kanker tidak menutup diri, tidak ragu mengomunikasikan perasaan tidak nyamannya, kesulitannya dan mengomunikasikan kebutuhan akan dukungan dan pendampingan dari keluarga dan orang-orang terdekat.
Waktu khusus disiapkan agar pasien dan anggota keluarga bisa sharing, sehingga dapat meningkatkan rasa empati dan adanya saling pengertian pada anggota keluarga. Kesedihan yang terlalu dalam tidak perlu ditampilkan, sebaliknya berbicara dengan suara rendah dan tenang, mengutamakan kenyamanan pasien dengan tidak bersikap berlebihan (overprotektif). Lalu, hindari memberi penjelasan mengenai data dan fakta kanker secara detail untuk menghindari kesalahpahaman.
Tugas utama keluarga adalah mendengarkan keluh kesah pasien tanpa memotong ceritanya, mendukung pasien dan tidak mengomentari cerita pasien secara berlebihan. Cukup dukung pasien dengan sepenuh hati. Anggota keluarga juga dapat mengambil peran aktif dalam support group kanker agar mendapatkan dukungan dan rasa aman agar dapat mendampingi pasien kanker dengan lebih baik.
Bergiliran menjaga pasien bila anggota keluarga memiliki banyak personel dan adanya hari libur terjadwal merupakan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari kelelahan emosional dan fisik yang dapat berakhir distress pada anggota keluarga yang merawat dan mendampingi pasien kanker.
(Baca juga: Selain Covid-19, Disease X Bisa Jadi Pandemi Berikutnya )
Dr.Titah berharap agar masyarakat mau mengambil bagian untuk peduli pada pasien kanker. Hal-hal kecil yang terlihat sepele, seperti meluangkan waktu, mendengarkan, dan mendukung pasien kanker dalam menjalankan pengobatan medis akan mencegah terjadinya distress. Dia juga meminta agar pasien kanker tidak menutup diri, tidak ragu mengomunikasikan perasaan tidak nyamannya, kesulitannya dan mengomunikasikan kebutuhan akan dukungan dan pendampingan dari keluarga dan orang-orang terdekat.
(nug)
tulis komentar anda