Perani Ibu Tunggal, Lulu Tobing Harus Menguras Emosi di Film Yang Tak Tergantikan

Minggu, 10 Januari 2021 - 16:36 WIB
Lulu Tobing bersama para pemain film Yang Tak Terlupakan. Foto/Istimewa
JAKARTA - Kembalinya Lulu Tobing ke layar lebar lewat box office Dua Garis Biru pada 2019 rupanya berdampak besar terhadap karier sang aktris. Lulu Tobing bersiap dengan film baru bulan ini. Lewat perannya ini pun, perempuan berdarah batak ini pun berharap perannya tersebut memberi makna penting dalam hidupnya akan arti seorang ibu.

Ia membintangi "Yang Tak Tergantikan", karya sineas Herwin Novianto. Film ini tayang di platform digital Disney+ Hotstar mulai 15 Januari 2021. Dalam film ini, Lulu Tobing memerankan Aryati. Aryati single parent yang membesarkan tiga anak di tengah cobaan bertubi. Lulu Tobing yang meroket lewat sinetron "Tersanjung" pun memetik hikmah di balik peran Aryati.Lulu menerima peran di film ini karena pertimbangan pesan moral yang ingin disampaikan dalam film. Sebagai aktris, dia ingin dari karya-karyanya orang bisa mendapatkan manfaat.



"Terlibat dalam produksi film ini bukan cuma sekedar berakting, saya berharap di film yang bisa bermanfaat bagi saya sendiri yang memainkan dan yang menonton film saya. Saya baru sadar menjadi perempuan khususnya ibu ternyata berat. Aryati tegar menghadapi masalah bertubi dari anak-anaknya. Semakin berat karena syuting film ini di tengah pandemi Covid-19 ,” ujar Lulu Tobing dalam konferensi virtual yang diikuti SINDOnews.com, belum lama ini.

Ia mengakui belum pernah menjadi ibu. Sebagai aktris, Lulu tak kurang akal agar penampilannya di depan kamera tetap meyakinkan. Ia menonton film Korea dan mencermati ibunya sendiri.



“Saya disarankan manajer menonton film Korea, saya lupa judulnya. Sebagai anak saya punya ibu. Saya mencermati dan mengingat kembali bagaimana selama ini mama meng-handle masalahnya sendiri dan masalah anak-anak,” katanya.

Meski ibu bukan peran baru, Lulu Tobing mengalami kesulitan di lokasi syuting. Salah satunya, saat diminta menangis sambil marah. Adegan ini direkam dengan teknik kamera handheld agar adegan terasa dinamis.



“Yang berat saat terus marah-marah sambil menangis dan mengingat blocking (karena adegan diambil) dalam one shot. Saya kasihan sama cameraman, gambar direkam dengan teknik hand-held, makanya saya sebagai pelakon harus sesedikit mungkin membuat kesalahan (agar tidak merepotkan yang lain),” akunya
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More