Studi di Wuhan Temukan Gejala Covid-19 Mampu Bertahan hingga 6 bulan

Rabu, 13 Januari 2021 - 10:50 WIB
Namun, ini adalah studi observasi, yang berarti tidak mungkin untuk menghubungkan gejala-gejala tersebut secara langsung dengan virus corona baru. / Foto: Ilustrasi/New York Post
WUHAN - Gejala Covid-19 dapat bertahan hingga enam bulan, menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal medis The Lancet. Penelitian itu mengamati beberapa orang pertama yang dirawat di rumah sakit karena penyakit Covid-19 .

( )

Studi tersebut berfokus pada 1.733 orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 di Wuhan, China, tempat virus corona baru kali pertama terdeteksi dari Januari hingga Mei lalu. Banyak yang dirawat di rumah sakit bahkan sebelum penyakit itu memiliki nama.

Sekitar 3/4 pasien melaporkan gejala yang menetap selama 6 bulan setelah diagnosis awal mereka. 63% mengatakan mereka masih mengalami kelelahan atau kelemahan otot, 23% menyatakan kecemasan atau depresi, dan 26% melaporkan kesulitan tidur.



"Analisis kami menunjukkan bahwa sebagian besar pasien terus hidup dengan setidaknya beberapa efek virus setelah meninggalkan rumah sakit, dan menyoroti kebutuhan untuk perawatan pasca-keluar," kata Dr. Bin Cao, seorang penulis studi dan wakil direktur dari Pusat Penyakit Pernafasan di Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang di Beijing dalam sebuah pernyataan.

Namun, ini adalah studi observasi, yang berarti tidak mungkin untuk menghubungkan gejala-gejala tersebut secara langsung dengan virus corona baru. Untuk menunjukkan hubungan yang sebenarnya, penelitian perlu membandingkan hasil Covid-19 dengan mereka yang dirawat di rumah sakit dengan infeksi serupa yang juga dapat menyebabkan pneumonia.

"Saya ingin melihat data pasien yang dirawat dengan penyakit selain Covid-19 selama periode itu," jelas Dr. Hana El Sahly, seorang profesor virologi molekuler dan mikrobiologi dan kedokteran di Baylor College of Medicine di Houston.

Dilansir NBC News, Selasa (12/1), masuk rumah sakit dengan pneumonia bisa menjadi peristiwa traumatis bagi siapa pun. El Sahly menambahkan bahwa tidak jarang pasien tersebut memiliki gejala yang menetap.

Studi tersebut juga menemukan bahwa mereka dengan kasus paling parah masih mengalami kesulitan bernapas enam bulan kemudian. Lebih dari separuh yang membutuhkan ventilator karena penyakitnya kemudian mengalami kondisi yang mengurangi aliran oksigen dari paru-paru ke aliran darah.

Tetapi tidak jelas apakah fungsi paru-paru yang terganggu itu disebabkan oleh virus atau terkait dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya. Sementara semua peserta penelitian dirawat di rumah sakit, hanya sedikit yang dirawat di unit perawatan intensif, yang berarti temuan tersebut mungkin tidak berlaku untuk pasien yang paling sakit.

(Baca juga: Amanda Fedora Dedikasikan Lagu Barunya buat Penderita Alzheimer )

"Karena Covid-19 adalah penyakit baru, kami baru mulai memahami beberapa efek jangka panjangnya pada kesehatan pasien," jelas Cao. Dia menambahkan bahwa penelitian mungkin berfungsi untuk menyoroti kebutuhan peningkatan perawatan untuk pasien Covid-19 bahkan setelah mereka keluar dari rumah sakit.
(nug)
Lihat Juga :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!