Radang Usus Kronis Ancam Komplikasi Hingga Kematian

Kamis, 21 Januari 2021 - 20:10 WIB
Peradangan usus kronis bisa menciptakan komplikasi hingga kematian bagi penderitanya. Foto Ilustrasi/Medical News Today
JAKARTA - Penyakit Inflammatory Bowel Disease (IBD) atau disebut juga peradangan usus dapat membahayakan penderitanya jika tidak segera ditangani. Pasalnya, IBD yang merupakan penyakit autoimun yang dikenal sebagai peradangan usus kronis ini, bisa menciptakan komplikasi hingga kematian bagi penderitanya.

Sayang, sampai saat ini kesadaran masyarakat masih rendah terhadap IBD. Hal ini karena gejala umum IBD adalah diare, di mana masyarakat masih sulit membedakan diare biasa dengan diare yang mengarah pada IBD.



IBD terjadi ketika elemen sistem pencernaan diserang oleh sistem kekebalan tubuh sendiri. Kondisi ini ditandai dengan episode peradangan saluran cerna berulang yang disebabkan oleh respon imun yang abnormal terhadap mikroflora usus. Namun, secara klinis IBD sering keliru disamakan dengan irritable bowel syndrome (IBS).



Dijelaskan Prof. Dr. dr. Murdani Abdullah, Sp.PD-KGEH, Dokter Spesialis Penyakit Dalam & Konsultan Gastroenterologi Hepatologi RSCM-FKUI, IBD dan IBS adalah dua gangguan pencernaan yang berbeda, meskipun perbedaan keduanya dapat membingungkan banyak orang.

“Baik IBD maupun IBS menyebabkan sakit perut, kram, dan buang air besar yang mendesak (diare). IBS masih diklasifikasi sebagai gangguan fungsional dan tidak menimbulkan peradangan, sedangkan IBD sudah diklasifikasi sebagai gangguan organik yang disertai dengan kerusakan pada saluran cerna,” kata Prof. Murdani.

IBD tentu lebih berbahaya karena dapat menyebabkan peradangan yang merusak dan kerusakan ini bisa bersifat permanen pada usus, bahkan salah satu komplikasinya bisa meningkatkan risiko kanker usus besar.

Pada dasarnya, IBD terbagi menjadi 2 tipe, yaitu Ulcerative Colitis (UC) dan Crohn’s Disease. Kini terdapat juga tipe yang lain dari IBD, yaitu Colitis Indeterminate (Unclassified). Pada Ulcerative Colitis (UC), terjadi peradangan dan luka di sepanjang lapisan superfisial usus besar dan rectum, sehingga sering merasa nyeri di bagian kiri bawah perut.



Sedangkan pada Crohn’s Disease (CD), terjadi peradangan hingga lapisan saluran pencernaan yang lebih dalam, sehingga sering merasa nyeri di bagian kanan bawah perut namun pendarahan dari rektum (bagian paling bawah usus besar yang bagian ujungnya adalah anus) cenderung lebih jarang.

Prof. Murdani menambahkan, gejala penyakit radang usus berbeda-beda, tergantung pada tingkat keparahan peradangan dan lokasi terjadinya peradangan. “Namun pada UC dan CD, keduanya memiliki tanda dan gejala umum yang perlu diwaspadai seperti diare, kelelahan, sakit perut dan kram, nafsu makan berkurang, darah pada feses, dan penurunan berat badan,” tutup Prof. Murdani.
(tsa)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More