Penyebab dan Cara Meredakan Emosi yang Mudah Meledak
Sabtu, 16 Mei 2020 - 04:04 WIB
JAKARTA - Meluapkan kekecewaan dengan amarah menjadi sesuatu hal yang cukup wajar. Namun, tahukah Anda jika memendam emosi dan amarah berpotensi menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan pada tubuh. Nah, meski dipandang cukup wajar, tapi emosi dan amarah tetap perlu dikendalikan.
Meluapkan emosi dan amarah boleh-boleh saja, tapi yang perlu diperhatikan adalah emosi tidak boleh dibiarkan hingga meledak-ledak. Emosi yang meledak-ledak seringkali dikaitkan dengan salah satu tanda kesehatan mental tidak stabil. Terlebih jika emosi tersebut muncul karena hal yang sepele dan tidak membutuhkan penyelesaian yang rumit.
Tak sebatas berkata-kata kasar, seseorang yang meledak-ledak emosinya juga cenderung akan berlaku kasar kepada orang lain, seperti misalnya memukul atau menendang. Inilah mengapa sering sekali terjadi tindak kekerasan dalam rumah tangga atau terhadap pasangan.
Lalu, benarkah emosi yang meledak-ledak adalah tanda mental tidak stabil? Ya, seseorang yang marah atau emosi berlebih cenderung sedang mengalami berbagai hal yang begitu berdampak mengganggu kesehatan mentalnya. Kondisi ini lebih sering dikaitkan dengan banyaknya beban pikiran, yang menjurus pada terjadinya stres dan depresi.
Pada kasus terjadinya kekerasan akibat luapan emosi yang tak terkendali, terjadi ketidakseimbangan hormon serotonin pada otak pelakunya. Inilah mengapa seseorang yang melakukan kekerasan selalu dikaitkan dengan depresi, karena memunculkan gejala yang sama.
Apa saja yang membuat emosi seseorang jadi tak terkendali dan mengapa emosinya itu menjadi tak terkendali, sehingga membuat mereka marah hingga meledak-ledak? Sebagaimana dilansir Halodoc, bisa jadi beberapa penyebabnya adalah sebagai berikut:
1. Kurang Tidur
Tidur menjadi waktu tubuh dan otak beristirahat. Agar energi tubuh bisa kembali sepenuhnya, tubuh perlu beristirahat dan tidur selama kurang lebih delapan jam. Meski demikian, masih banyak orang yang menyepelekan waktu tidur dengan sering begadang. Akibatnya, tubuh pun akan kurang fit, lesu, dan kepala yang sering pusing. Rasa lelah tubuh ini akan membuat seseorang menjadi emosional.
2. Kondisi Tubuh
Meluapkan emosi dan amarah boleh-boleh saja, tapi yang perlu diperhatikan adalah emosi tidak boleh dibiarkan hingga meledak-ledak. Emosi yang meledak-ledak seringkali dikaitkan dengan salah satu tanda kesehatan mental tidak stabil. Terlebih jika emosi tersebut muncul karena hal yang sepele dan tidak membutuhkan penyelesaian yang rumit.
Tak sebatas berkata-kata kasar, seseorang yang meledak-ledak emosinya juga cenderung akan berlaku kasar kepada orang lain, seperti misalnya memukul atau menendang. Inilah mengapa sering sekali terjadi tindak kekerasan dalam rumah tangga atau terhadap pasangan.
Lalu, benarkah emosi yang meledak-ledak adalah tanda mental tidak stabil? Ya, seseorang yang marah atau emosi berlebih cenderung sedang mengalami berbagai hal yang begitu berdampak mengganggu kesehatan mentalnya. Kondisi ini lebih sering dikaitkan dengan banyaknya beban pikiran, yang menjurus pada terjadinya stres dan depresi.
Pada kasus terjadinya kekerasan akibat luapan emosi yang tak terkendali, terjadi ketidakseimbangan hormon serotonin pada otak pelakunya. Inilah mengapa seseorang yang melakukan kekerasan selalu dikaitkan dengan depresi, karena memunculkan gejala yang sama.
Apa saja yang membuat emosi seseorang jadi tak terkendali dan mengapa emosinya itu menjadi tak terkendali, sehingga membuat mereka marah hingga meledak-ledak? Sebagaimana dilansir Halodoc, bisa jadi beberapa penyebabnya adalah sebagai berikut:
1. Kurang Tidur
Tidur menjadi waktu tubuh dan otak beristirahat. Agar energi tubuh bisa kembali sepenuhnya, tubuh perlu beristirahat dan tidur selama kurang lebih delapan jam. Meski demikian, masih banyak orang yang menyepelekan waktu tidur dengan sering begadang. Akibatnya, tubuh pun akan kurang fit, lesu, dan kepala yang sering pusing. Rasa lelah tubuh ini akan membuat seseorang menjadi emosional.
2. Kondisi Tubuh
tulis komentar anda