Melanggengkan Aura Gamelan Jawa di Kaki Matterhorn

Sabtu, 16 Mei 2020 - 10:51 WIB
Melanggengkan Aura Gamelan Jawa di Kaki Matterhorn/Sekolah Musik 123 Sion
SION, Wallis, Swiss Barat, tidak hanya kumpulan puncak Swiss Alpen di atas 4000 meter, adu sapi, atau Kastil Tourbillon. Tapi juga pusat belajar gamelan Jawa di Heidiland. Sejak tiga tahun lalu, di kota yang terkenal dengan buah aprikotnya ini, berdiri a centre for training and performance of gamelan.

Dubes RI saat itu, Linggawaty Hakim, menyatakan bangga dengan upaya Sekolah Musik 123 mengenalkan gamelan ke masyarakat Swiss.Linggawaty menjadi saksi bagaimana Timothee dan kawan kawannya, saat tur ke Indonesia, memukau publik.

Mereka juga tampil di Jakarta bersama grup gamelan Bank Indonesia. Para pemain gamelan yang juga berprofesi sebagai musisi (pianis, pemain cello dan biola) juga tampil dalam konser di Hotel Darmawangsa, Hotel Borobudur dan acara private dinner yang diselenggarakan oleh salah seorang tokoh masyarakat Indonesia.

’’Mereka masih muda, dan sudah bisa bermain seperti itu. Anak anak muda kita mungkin tidak semahir mereka,’’kata Linggawaty.





Dalam Indonesia Night di World Economic Forum (WEF) Davos, Graubunden, Swiss Tenggara, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, mengaku kagum terhadap penampilan Sekolah Musik 123. ’’Saya tidak mengerti budaya Jawa, namun apa yang dimainkan mereka sangat memukau,’’kata Luhut.

Indonesia, masih kata Luhut, beruntung memiliki orang seperti Nicole Coppey. ’’Kami akan terus mendukung mereka yang berupaya memperkenalkan Indonesia di luar negeri,’’ janji Luhut.

Nicole mempelajari gamelan sejak tahun 2008, di Cite de la Musique, Paris, Prancis. Bersama 15 muridnya, Nicole belajar gamelan Jawa di sekolah musik terkenal di Paris itu. Kini, Cite de la Musique berubah nama,

karena kemajuannya, menjadi Philharmonie de Paris.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More