Pelonggaran Lockdown di Swiss, Kado Cinta untuk Romeo Juliet

Senin, 18 Mei 2020 - 09:15 WIB
Pelonggaran Lockdown di Swiss, Kado Cinta untuk Romeo Juliet/Swissinfo.ch
KREUZLINGEN, Swiss. Konstanz, Jerman. Dua kota, dua negara. Namun pada kenyataannya, kedua kota perbatasan itu seperti satu wilayah. Bukan Jerman, tidak pula Swiss. ''Kami warga dunia, disatukan dalam satu bahasa, Jerman,“ kata Franz, kepada SINDO.

Kedua kota destinasi wisata itu tidak terpisahkan, meski secara geografis, ada penjaga perbatasan di kedua negara. Ada „No Man Land“ sepanjang 100 meter. Namun sama sekali tidak terpisahkan. Bahkan, kedua polisi penjaga perbatasan, tidak akan memeriksa para penyeberang, karena saling kenal. Hanya satu dua kendaraan yang dihentikan, sebagian besar lainnya, dibiarkan melenggang.





Penduduk kedua kota saling membutuhkan. Warga Konstanz banyak yang bekerja di Kreuzlingen, karena gajinya lebih baik. Masyarakat Kreuzlingen senang belanja ke Konstanz, lantaran harganya 60 % lebih murah. 50 ribuan orang, pelintas batas itu, dengan keperluan masing masing, menyeberang perbatasan Jerman dan Swiss.

Tapi itu dulu. Sesudah pandemi Covid-19 merambah Eropa, perbatasan itu ditutup. Hanya mereka yang bekerja, boleh melintas. Atau yang punya hubungan suami istri. Selebihnya, tetap di tempat tinggalnya masing masing. Warga Kreuzlingen, tidak bisa lagi belanja ke Konstanz. Penduduk Konstanz, tak mungkin lagi mendapatkan bensin murah di Swiss. Yang paling tragis adalah pasangan yang mabuk cinta, namun beda tempat tinggal.

Tiap hari, jika kangen, mereka hanya bisa berbicara melalui pagar besi, dengan jarak dua meter. Romeo Juliet ala Kruezlingen Konstan ini terlihat saban sore, ketika musim panas mulai tiba, saat cuaca sedang enak enaknya untuk memadu kasih. Mereka lesehan dalam kerkahan pagar kawat, bisa bercakap, dengan setengah berteriak. Tak bisa pelukan, tak bisa ciuman.

Bahkan ada pasangan yang rela menikah, agar bisa bertemu langsung. Salome Zimmermann, Swiss, memilh menikahi pasangan LGBTnya, Tanja Weidmann, Jerman, agar bisa saling mengunjungi. Tak ada pesta, hanya satu saksi dan penguluh. Jikapun ada party, hanya sekotak sushi yang disantap di taman, bukan fancy restoran.

''Yang penting bisa ketemu langsung,''kata Salome Zimmermann, kepada media Swiss. Tapi itu juga dulu. Sejak Jumat (14/5) petang, pagar pembatas itu dibuka. Romeo Juliet kedua kota ini bahagia tak terperih. Berhamburanlah mereka ke pasangannya masing masing. Kangen ditumpahkan dengan cara Eropa. Berpelukan seakan tak bisa dilepaskan lagi, lalu menghilang, seakan ditelan bumi.

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More