Memberikan Jus Kepada Anak tak Boleh Sembarangan, Ini Aturannya!
Senin, 01 Maret 2021 - 20:30 WIB
JAKARTA - Buah dan sayur sangat banyak manfaatnya bagi kesehatan anak. Tapi sayang, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, hanya 4,6 juta masyarakat Indonesia yang cukup konsumsi buah dan sayur, padahal dengan melimpahnya Sumber Daya Alam seharusnya konsumsi buah dan sayur kita tercukupi.
Dokter gizi medik, Dr Sylvia Irawati, M.Gizi, menyatakan bahwa memenuhi kebutuhan nutrisi alami adalah salah satu kunci utama kesehatan yang prima. Kebutuhan ini bisa dipenuhi dari buah dan sayur segar maupun produk alternatif yang memiliki kualitas nutrisi serupa.
“Secara umum, kebutuhan nutrisi alami tubuh dan keluarga adalah vitamin C, vitamin D, zinc, selenium, zat besi, dan protein. Berbagai nutrisi ini sangat krusial bagi tubuh, akan tetapi tidak selalu bisa dipenuhi dari asupan makanan sehari-hari,” ucap dr Sylvia dalam webinar bersama Re.juve, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, Hal ini cukup menjadi tantangan, terutama bagi beberapa orang dan anak-anak yang sulit mencerna sayur dan buah secara utuh dalam jumlah besar setiap harinya.
“Anak yang baru mulai makan jangan dikasih terlalu banyak serat karena takutnya kenyang lebih dahulu, namun buah dan sayur tetap perlu diperkenalkan, 25 persen itu buah dan sayur walaupun tetap konsumsi karbohidrat dan lemak,” terang dr Sylvia.
Dalam mendapatkan buah dan sayur, anak juga bisa mengonsumsinya dalam bentuk jus. Namun jangan sembarangan memberikannya, ada beberapa aturan yang harus diterapkan sebagai berikut :
Kurang dari 1 tahun
Dokter gizi medik, Dr Sylvia Irawati, M.Gizi, menyatakan bahwa memenuhi kebutuhan nutrisi alami adalah salah satu kunci utama kesehatan yang prima. Kebutuhan ini bisa dipenuhi dari buah dan sayur segar maupun produk alternatif yang memiliki kualitas nutrisi serupa.
“Secara umum, kebutuhan nutrisi alami tubuh dan keluarga adalah vitamin C, vitamin D, zinc, selenium, zat besi, dan protein. Berbagai nutrisi ini sangat krusial bagi tubuh, akan tetapi tidak selalu bisa dipenuhi dari asupan makanan sehari-hari,” ucap dr Sylvia dalam webinar bersama Re.juve, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, Hal ini cukup menjadi tantangan, terutama bagi beberapa orang dan anak-anak yang sulit mencerna sayur dan buah secara utuh dalam jumlah besar setiap harinya.
“Anak yang baru mulai makan jangan dikasih terlalu banyak serat karena takutnya kenyang lebih dahulu, namun buah dan sayur tetap perlu diperkenalkan, 25 persen itu buah dan sayur walaupun tetap konsumsi karbohidrat dan lemak,” terang dr Sylvia.
Dalam mendapatkan buah dan sayur, anak juga bisa mengonsumsinya dalam bentuk jus. Namun jangan sembarangan memberikannya, ada beberapa aturan yang harus diterapkan sebagai berikut :
Kurang dari 1 tahun
tulis komentar anda