Masyarakat Khawatir Varian Baru Corona dan Isu Penggumpalan Darah, Vaksinasi Covid-19 Harus Dipercepat
Kamis, 18 Maret 2021 - 16:35 WIB
JAKARTA - Sekitar 40 juta dosis vaksin COVID-19 sudah masuk ke Indonesia, baik dalam bentuk dosis maupun berbentuk bulk atau bahan baku. Tentu saja dengan jumlah dosis sebanyak ini diharapkan proses vaksinasi COVID-19 berjalan lancar.
Ahli vaksin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Profesor Sri Rezeki Hadinegoro, mengatakan bahwa program vaksinasi yang sudah dijalankan pemerintah sudah berjalan baik.
“Aksesnya dan sarananya sudah bagus. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, sudah berjalan lancar. Pemda-pemda juga sudah menjalankan dengan baik,” ujar Prof Sri dalam keterangan resminya, Kamis (18/3).
Menurutnya, kini masalahnya terletak pada warga masyarakat karena masih banyak warga yang masih malas dan memilih menunggu dipanggil untuk menjalani vaksinasi.
“Padahal sekarang sudah tersedia jalur untuk pendaftaran. Begitu pula pada lansia, sejauh ini masih banyak lansia yang belum divaksin. Maka, anggota keluarga yang lebih muda sebaiknya membantunya, karena vaksinasi lansia hanya berlangsung dua hari saja pada saat suntikan dosis pertama dan kedua,” ungkap Prof Sri.
Ia menuturkan, Masyarakat pun tak perlu kawatir adanya varian-varian baru virus COVID-19 yang sudah ditemukan di Indonesia. Sebab, semua virus pasti akan bermutasi.
“Dampak varian baru itu terhadap efek vaksin baru diketahui dalam jangka panjang, yang jelas adanya varian tersebut jangan sampai menunda dan menghambat vaksinasi,” tutur Prof Sri.
Begitu pula mengenai adanya penangguhan sementara penggunaan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca yang ditunda sementara karena isu penggumpalan darah.
Ahli vaksin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Profesor Sri Rezeki Hadinegoro, mengatakan bahwa program vaksinasi yang sudah dijalankan pemerintah sudah berjalan baik.
“Aksesnya dan sarananya sudah bagus. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, sudah berjalan lancar. Pemda-pemda juga sudah menjalankan dengan baik,” ujar Prof Sri dalam keterangan resminya, Kamis (18/3).
Menurutnya, kini masalahnya terletak pada warga masyarakat karena masih banyak warga yang masih malas dan memilih menunggu dipanggil untuk menjalani vaksinasi.
“Padahal sekarang sudah tersedia jalur untuk pendaftaran. Begitu pula pada lansia, sejauh ini masih banyak lansia yang belum divaksin. Maka, anggota keluarga yang lebih muda sebaiknya membantunya, karena vaksinasi lansia hanya berlangsung dua hari saja pada saat suntikan dosis pertama dan kedua,” ungkap Prof Sri.
Ia menuturkan, Masyarakat pun tak perlu kawatir adanya varian-varian baru virus COVID-19 yang sudah ditemukan di Indonesia. Sebab, semua virus pasti akan bermutasi.
“Dampak varian baru itu terhadap efek vaksin baru diketahui dalam jangka panjang, yang jelas adanya varian tersebut jangan sampai menunda dan menghambat vaksinasi,” tutur Prof Sri.
Begitu pula mengenai adanya penangguhan sementara penggunaan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca yang ditunda sementara karena isu penggumpalan darah.
tulis komentar anda