Perlunya Mengasah Soft Skills agar Sukses Berkarier di Industri Kuliner
Kamis, 01 April 2021 - 01:26 WIB
JAKARTA - Bukan hanya kemahiran meracik makanan, seorang juru masak juga dituntut untuk memiliki soft skills agar sukses berkarier di industri kuliner . Daya kreasi, penampilan baik, berpikiran kritis serta kemampuan berkomunikasi yang mumpuni adalah contoh dari keterampilan lunak yang dimaksud.
Menurut William W. Wijaya, Chef de Cuisine Paulaner Brauhaus, Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, bekal utama seorang pelaku industri kuliner adalah harus memiliki beberapa hal.
“Yang pertama, mereka harus memiliki passion di dunia kuliner. Kedua, harus memiliki positive attitude. Ketiga, harus bisa bekerja dalam situasi apapun,” ujar Chef William melalui keterangan tertulis, Rabu (31/3).
Di samping itu, lanjut sang chef, kalau memang ingin sukses di dunia kuliner, ada hal lain yang juga harus dimiliki, yakni visioner.
“Pikiran harus satu langkah lebih maju. Dalam pengertian tempatkanlah diri Anda dengan pola pikir dan kemampuan di atas posisi yang sebenarnya. Misalnya seorang karyawan biasa harus menempatkan diri sebagai seorang assistant supervisor. Demikian juga seorang assistant supervisor harus berpikiran dan punya kemampuan seperti seorang supervisor, terus begitu. Jadi bisa memacu dirinya lebih, dengan begitu bisa berkembang lebih cepat di dunia kuliner,” paparnya.
Lalu kata Chef William, untuk calon chef, mereka harus memiliki target yang jelas, baik jangka pendek maupun jangka panjang agar terpacu untuk lebih giat belajar dan bekerja.
“Seorang chef tidak hanya bisa memasak, tapi juga harus memiliki soft skills, serta mampu berkomunikasi baik dengan sesama tim satu departemen atau departemen lain. Selain itu juga harus memiliki conceptual skill, artinya selalu punya ide-ide kreatif di bidang kuliner. Karena dunia kuliner selalu berkembang mengikuti perkembangan zaman,” beber Chef William.
Salah satu “pabrik” yang diharapkan mampu melahirkan juru masak andal adalah Jurusan Tata Boga atau Kuliner di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI 2 Kudus. Siswa di sekolah binaan Djarum Foundation ini tidak hanya diajarkan memasak, tapi juga dilatih untuk memiliki keterampilan lunak (soft skills) yang sesuai dengan kebutuhan industri kuliner.
Menurut William W. Wijaya, Chef de Cuisine Paulaner Brauhaus, Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, bekal utama seorang pelaku industri kuliner adalah harus memiliki beberapa hal.
“Yang pertama, mereka harus memiliki passion di dunia kuliner. Kedua, harus memiliki positive attitude. Ketiga, harus bisa bekerja dalam situasi apapun,” ujar Chef William melalui keterangan tertulis, Rabu (31/3).
Di samping itu, lanjut sang chef, kalau memang ingin sukses di dunia kuliner, ada hal lain yang juga harus dimiliki, yakni visioner.
“Pikiran harus satu langkah lebih maju. Dalam pengertian tempatkanlah diri Anda dengan pola pikir dan kemampuan di atas posisi yang sebenarnya. Misalnya seorang karyawan biasa harus menempatkan diri sebagai seorang assistant supervisor. Demikian juga seorang assistant supervisor harus berpikiran dan punya kemampuan seperti seorang supervisor, terus begitu. Jadi bisa memacu dirinya lebih, dengan begitu bisa berkembang lebih cepat di dunia kuliner,” paparnya.
Lalu kata Chef William, untuk calon chef, mereka harus memiliki target yang jelas, baik jangka pendek maupun jangka panjang agar terpacu untuk lebih giat belajar dan bekerja.
“Seorang chef tidak hanya bisa memasak, tapi juga harus memiliki soft skills, serta mampu berkomunikasi baik dengan sesama tim satu departemen atau departemen lain. Selain itu juga harus memiliki conceptual skill, artinya selalu punya ide-ide kreatif di bidang kuliner. Karena dunia kuliner selalu berkembang mengikuti perkembangan zaman,” beber Chef William.
Salah satu “pabrik” yang diharapkan mampu melahirkan juru masak andal adalah Jurusan Tata Boga atau Kuliner di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI 2 Kudus. Siswa di sekolah binaan Djarum Foundation ini tidak hanya diajarkan memasak, tapi juga dilatih untuk memiliki keterampilan lunak (soft skills) yang sesuai dengan kebutuhan industri kuliner.
tulis komentar anda