Garmin Teliti Potensi Smartwatch Deteksi Dini COVID-19
Rabu, 20 Mei 2020 - 21:00 WIB
JAKARTA - Garmin, brand pelopor navigasi GPS dan perangkat nirkabel serta aplikasi yang dirancang bagi orang-orang yang memiliki gaya hidup aktif, baru-baru ini bekerja sama dengan para ilmuwan dari berbagai universitas serta institusi penelitian di seluruh dunia untuk meneliti potensi smartwatch sebagai perangkat yang dapat membantu deteksi dini virus corona.
Melalui kerjasama tersebut, Garmin dan para ilmuwan mengkaji potensi smartwatch Garmin sebagai perangkat yang dapat membantu masyarakat mengidentifikasi, melacak, dan memantau keberadaan COVID-19. ( )
Penelitian ini berangkat dari dua premis sederhana. Pertama, peningkatan detak jantung sebagai tanda awal dari common cold (selesma), flu atau COVID-19 . Kedua, smartwatch Garmin memiliki fitur pemantau detak jantung berbasis pergelangan tangan. Dengan menggabungkan dua hal tersebut, perangkat akan sangat membantu masyarakat untuk mendeteksi dini atas indikasi awal infeksi virus. Dalam penelitian ini, Garmin ingin menganalisa lebih lanjut potensi perangkat Garmin agar dapat memberikan manfaat di tengah kondisi saat ini.
Turut berpartisipasi dalam beberapa studi internasional, Garmin memberikan informasi bagaimana pengguna smartwatch Garmin dapat berkontribusi dalam penelitian ini. Berikut adalah beberapa studi internasional utama dengan kontribusi Garmin.
1. Studi Covidentify: Dapatkah Perangkat Wearable Mendeteksi Penyakit?
Garmin berpartisipasi dalam studi yang dilakukan oleh Duke University, yang disebut Covidentify, yang bertujuan memperlambat penyebaran COVID-19. Penelitian ini berguna untuk mempelajari cara melacak penyebaran COVID-19, mendapati saat seseorang mungkin rentan tertular, dan yang mempunyai resiko tertinggi saat terinfeksi.
Untuk itu, Garmin mendorong penggunanya untuk menautkan data pada smartwatch-nya ke studi ini untuk membantu para peneliti dalam mempelajari bagaimana detak jantung dan gerakan mereka terpengaruh oleh COVID-19.
2. Scripps Research DETECT: Apakah Smartwatch Anda Sudah Jadi Perangkat Deteksi?
Saat jantung berdetak lebih cepat dari biasanya, hal tersebut bisa menjadi tanda seseorang terserang demam, flu, infeksi virus, bahkan COVID-19. Penelitian dari Scripps Research DETECT berusaha mencari tahu apakah perubahan pada denyut jantung, aktivitas dan kualitas tidur pada individu dapat menjadi indikasi awal dari penyakit yang sangat viral seperti COVID-19. ( )
Melalui kerjasama tersebut, Garmin dan para ilmuwan mengkaji potensi smartwatch Garmin sebagai perangkat yang dapat membantu masyarakat mengidentifikasi, melacak, dan memantau keberadaan COVID-19. ( )
Penelitian ini berangkat dari dua premis sederhana. Pertama, peningkatan detak jantung sebagai tanda awal dari common cold (selesma), flu atau COVID-19 . Kedua, smartwatch Garmin memiliki fitur pemantau detak jantung berbasis pergelangan tangan. Dengan menggabungkan dua hal tersebut, perangkat akan sangat membantu masyarakat untuk mendeteksi dini atas indikasi awal infeksi virus. Dalam penelitian ini, Garmin ingin menganalisa lebih lanjut potensi perangkat Garmin agar dapat memberikan manfaat di tengah kondisi saat ini.
Turut berpartisipasi dalam beberapa studi internasional, Garmin memberikan informasi bagaimana pengguna smartwatch Garmin dapat berkontribusi dalam penelitian ini. Berikut adalah beberapa studi internasional utama dengan kontribusi Garmin.
1. Studi Covidentify: Dapatkah Perangkat Wearable Mendeteksi Penyakit?
Garmin berpartisipasi dalam studi yang dilakukan oleh Duke University, yang disebut Covidentify, yang bertujuan memperlambat penyebaran COVID-19. Penelitian ini berguna untuk mempelajari cara melacak penyebaran COVID-19, mendapati saat seseorang mungkin rentan tertular, dan yang mempunyai resiko tertinggi saat terinfeksi.
Untuk itu, Garmin mendorong penggunanya untuk menautkan data pada smartwatch-nya ke studi ini untuk membantu para peneliti dalam mempelajari bagaimana detak jantung dan gerakan mereka terpengaruh oleh COVID-19.
2. Scripps Research DETECT: Apakah Smartwatch Anda Sudah Jadi Perangkat Deteksi?
Saat jantung berdetak lebih cepat dari biasanya, hal tersebut bisa menjadi tanda seseorang terserang demam, flu, infeksi virus, bahkan COVID-19. Penelitian dari Scripps Research DETECT berusaha mencari tahu apakah perubahan pada denyut jantung, aktivitas dan kualitas tidur pada individu dapat menjadi indikasi awal dari penyakit yang sangat viral seperti COVID-19. ( )
tulis komentar anda