Nucleus Farma Dukung Pengembangan Obat Tradisional Modern
Sabtu, 10 April 2021 - 22:46 WIB
Lebih jauh, Dwi Ranny mengutarakan bahwa pengobatan tradisional sudah diakui badan kesehatan dunia WHO. WHO menunjukan kepedulian terhadap pengembangan obat tradisional dengan mengeluarkan buku panduan Metodologi Penelitian dan Evaluasi terhadap pengobatan tradisional.
Jenis pengobatan alternatif dikelompokkan menjadi dua, yakni pengobatan berdasarkan herbal dan terapi yang berdasarkan prosedur tradisional. "Yang termasuk pengobatan alternatif herbal yaitu penggunaan bahan asli tanaman seperti bunga, buah-buahan, akar, daun dan lain-lain dan saat ini bertambah dari sumber hewani," tutur Dwi Ranny.
Sejalan dengan Inpres no. 6 tahun 2016 tentang Percepatan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan, Badan POM menginisasi pembentukan Satgas Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Fitofarmaka. Ada 14 lembaga yang terlibat dalam Satgas ini, terdiri dari kementerian, asosiasi pelaku usaha, organisasi profesi, dan perguruan tinggi.
Nucleus Farma juga terbuka untuk menjalin riset kerjasama dan mewujudkan triple helix melalui sinergi antara pemerintah, akademisi, maupun praktisi. Upaya tersebut dibuktikan dengan keterlibatan Nucleus Farma dalam riset obat antikanker ovarium yang sangat bermanfaat di Indonesia.
Belum lama ini, tim Nucleus Farma dan dr. Manuel Hutapea,Sp.OG.(K) Onk. mengunjungi LIPI Kimia Serpong untuk membahas kerja sama penelitian obat kanker dari bahan alam. dr. Manuel Hutapea,Sp.OG.(K) Onk adalah dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan onkologi di RS Mitra Medika Pontianak.
Jenis pengobatan alternatif dikelompokkan menjadi dua, yakni pengobatan berdasarkan herbal dan terapi yang berdasarkan prosedur tradisional. "Yang termasuk pengobatan alternatif herbal yaitu penggunaan bahan asli tanaman seperti bunga, buah-buahan, akar, daun dan lain-lain dan saat ini bertambah dari sumber hewani," tutur Dwi Ranny.
Sejalan dengan Inpres no. 6 tahun 2016 tentang Percepatan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan, Badan POM menginisasi pembentukan Satgas Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Fitofarmaka. Ada 14 lembaga yang terlibat dalam Satgas ini, terdiri dari kementerian, asosiasi pelaku usaha, organisasi profesi, dan perguruan tinggi.
Nucleus Farma juga terbuka untuk menjalin riset kerjasama dan mewujudkan triple helix melalui sinergi antara pemerintah, akademisi, maupun praktisi. Upaya tersebut dibuktikan dengan keterlibatan Nucleus Farma dalam riset obat antikanker ovarium yang sangat bermanfaat di Indonesia.
Belum lama ini, tim Nucleus Farma dan dr. Manuel Hutapea,Sp.OG.(K) Onk. mengunjungi LIPI Kimia Serpong untuk membahas kerja sama penelitian obat kanker dari bahan alam. dr. Manuel Hutapea,Sp.OG.(K) Onk adalah dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan onkologi di RS Mitra Medika Pontianak.
(nug)
tulis komentar anda