Suasana Duka Selimuti Rumah Hubert Henry, Pembetot Bas Boomerang
Sabtu, 24 April 2021 - 15:13 WIB
SURABAYA - Suasana duka menyelimuti rumah di Jalan Kalongan Kidul II/9, Kelurahan Krembangan Selatan, Kecamatan Krembangan, Surabaya. Yah, di sinilah Hubert Henry Limahelu lahir dan menghabiskan sebagian besar hidupnya.
Pembetot bas grup band Boomerang itu meninggal dunia Sabtu (24/4) pukul 08.15 WIB, setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Husada Utama Surabaya.
Henry meninggalkan tiga orang anak, yakni Nathanael, Cyrus dan Mark Tesac Jacob. Nathanael kini duduk di bangku kelas 3 SMK, Cyrus duduk di bangku SMP kelas 3 dan Mark Tesac Jacob kelas 2 SD.
Jenazah Henry terbaring di ruang tamu. Loretta Limahelu Tambayong, istri Henrytampak begitutegar. Dengan telaten, jemari tangannya membersihkan wajah suaminya. Sehingga, wajah Henry terlihat segar, bahkanterlihat seperti orang yang sedang tidur. Sesekali, Loretta merapikan selimut yang menutupi jasad Henry.
Sementara itu, putra tertua Henry, Nathanael duduk di samping jenazah ayahnya.Matanya nanar memandang Henry. Dia tidak berucap apa-apa. Hanya terlihat seperti memanjatkan doa. Di belakang Nathanael, dua anak Henry lainnya duduk berdampingan. Keduanya juga menatap pada jenazah Henry.
Di ruang tamu tempat Henry disemayamkan, penuh dengan saudara dan kolega. Secara bergantian, mereka memberi dukungan moril pada istri Henry. Beberapa orang lainnya sibuk memasang tenda agar rumah duka tidak terasa panas oleh sengatan matahari.
Baca Juga
Pembetot bas grup band Boomerang itu meninggal dunia Sabtu (24/4) pukul 08.15 WIB, setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Husada Utama Surabaya.
Henry meninggalkan tiga orang anak, yakni Nathanael, Cyrus dan Mark Tesac Jacob. Nathanael kini duduk di bangku kelas 3 SMK, Cyrus duduk di bangku SMP kelas 3 dan Mark Tesac Jacob kelas 2 SD.
Jenazah Henry terbaring di ruang tamu. Loretta Limahelu Tambayong, istri Henrytampak begitutegar. Dengan telaten, jemari tangannya membersihkan wajah suaminya. Sehingga, wajah Henry terlihat segar, bahkanterlihat seperti orang yang sedang tidur. Sesekali, Loretta merapikan selimut yang menutupi jasad Henry.
Sementara itu, putra tertua Henry, Nathanael duduk di samping jenazah ayahnya.Matanya nanar memandang Henry. Dia tidak berucap apa-apa. Hanya terlihat seperti memanjatkan doa. Di belakang Nathanael, dua anak Henry lainnya duduk berdampingan. Keduanya juga menatap pada jenazah Henry.
Di ruang tamu tempat Henry disemayamkan, penuh dengan saudara dan kolega. Secara bergantian, mereka memberi dukungan moril pada istri Henry. Beberapa orang lainnya sibuk memasang tenda agar rumah duka tidak terasa panas oleh sengatan matahari.
(nug)
tulis komentar anda