4 Hal yang Bikin Produksi ASI Tetap Lancar saat Ibu Berpuasa
Minggu, 02 Mei 2021 - 21:01 WIB
JAKARTA - Memasuki bulan Ramadhan , ibu menyusui atau mamsi sering dilanda kekhawatiran terkait kecukupan produksi ASI yang dibutuhkan si buah hati. Padahal hal ini bisa diatasi dengan melakukan sejumlah persiapan, sehingga walaupun tengah berpuasa, kualitas dan kuantitas ASI yang diproduksi tetap terjaga.
Spesialis Anak sekaligus Konselor Laktasi dr. Wiyarni Pambudi, Sp.A, IBCLC menyampaikan, setidaknya ada empat kondisi yang bisa memicu produksi ASI seorang mamsi. Pertama, ibu dan bayi harus melakukan kontak kulit ke kulit sesering mungkin karena hal tersebut sangat merangsang produksi ASI.
“Cara menyusui yang optimal justru dimulai di 1-7 hari awal bayi lahir. Di rumah sakit sebaiknya ibu dan bayi tidak dipisahkan sehingga bisa sering melakukan kontak kulit ke kulit. Dengan begitu si ibu bisa mendapat stimulasi untuk memproduksi ASI dan bayi memperoleh ASI setiap kali ingin menyusu,” kata dr. Wiyarni dalam webinar FESTIVAL 100% ASIMOR, belum lama ini.
Kedua, suami beserta keluarga harus bisa membantu menciptakan suasana nyaman dan bahagia bagi mamsi secara fisik maupun psikis. Karena dengan pikiran yang rileks serta fisik yang sehat, maka tubuh akan percaya diri dan lancar memproduksi ASI.
“Seorang ibu yang bahagia, hormon oksitosinnya tinggi. Hal tersebut memperlancar keluarnya ASI. Hal itu harus diimbangi dengan menyusui si bayi sehingga hormon prolaktin yang memproduksi ASI juga bisa tetap tinggi. Tidak benar kebiasaan menyusui secara terjadwal, karena itu hanya akan menghambat produksi ASI,” terang dr. Wiyarni.
Ketiga, ibu dan orang-orang di sekitarnya harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai ASI sehingga tahu apa yang harus dilakukan selama proses menyusui.
Keempat, menjaga nutrisi yang cukup bagi tubuh di bulan puasa sehingga jumlah dan kualitas ASI yang diproduksi tetap baik. Kalau perlu, mamsi juga bisa mengonsumsi suplemen tambahan untuk menjaga produksi ASI.
“Puasa jangan menjadi halangan bagi ibu menyusui. Silakan berpuasa dan tetap menyusui dengan memenuhi gizi yang seimbang, dan jangan lupa banyak minum. Kalau ibu berpuasa tetapi asupannya baik lalu dibantu dengan mengonsumsi suplemen, maka tidak ada penurunan kualitas ASI. Bahkan kadar vitamin dalam ASI bisa meningkat,” jelas dr. Wiyarni.
Head of Marketing Consumer Health Dexa Irene Dwi Sari menambahkan, para peneliti telah memperoleh penemuan terkini serta melakukan serangkaian pengujian dan memprosesnya dengan teknologi modern tanaman katuk, torbangun, serta ikan gabus dalam herba ASIMOR sebagai suplemen untuk ibu menyusui yang merupakan obat modern asli Indonesia (OMAI).
“Tidak hanya melalui penelitian di hulu, di hilir setelah produk itu jadi dan akan dipasarkan, kami juga telah melakukan pengujian di sejumlah mamsi. Dari hasil ini diperoleh bahwa 8 dari 10 mamsi merasakan peningkatan volume ASI dalam 2-3 hari setelah 2 minggu konsumsi. Selain itu, 50% mamsi menghasilkan ASI 75-120 ml sekali pompa,” papar Irene.
Spesialis Anak sekaligus Konselor Laktasi dr. Wiyarni Pambudi, Sp.A, IBCLC menyampaikan, setidaknya ada empat kondisi yang bisa memicu produksi ASI seorang mamsi. Pertama, ibu dan bayi harus melakukan kontak kulit ke kulit sesering mungkin karena hal tersebut sangat merangsang produksi ASI.
“Cara menyusui yang optimal justru dimulai di 1-7 hari awal bayi lahir. Di rumah sakit sebaiknya ibu dan bayi tidak dipisahkan sehingga bisa sering melakukan kontak kulit ke kulit. Dengan begitu si ibu bisa mendapat stimulasi untuk memproduksi ASI dan bayi memperoleh ASI setiap kali ingin menyusu,” kata dr. Wiyarni dalam webinar FESTIVAL 100% ASIMOR, belum lama ini.
Kedua, suami beserta keluarga harus bisa membantu menciptakan suasana nyaman dan bahagia bagi mamsi secara fisik maupun psikis. Karena dengan pikiran yang rileks serta fisik yang sehat, maka tubuh akan percaya diri dan lancar memproduksi ASI.
“Seorang ibu yang bahagia, hormon oksitosinnya tinggi. Hal tersebut memperlancar keluarnya ASI. Hal itu harus diimbangi dengan menyusui si bayi sehingga hormon prolaktin yang memproduksi ASI juga bisa tetap tinggi. Tidak benar kebiasaan menyusui secara terjadwal, karena itu hanya akan menghambat produksi ASI,” terang dr. Wiyarni.
Ketiga, ibu dan orang-orang di sekitarnya harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai ASI sehingga tahu apa yang harus dilakukan selama proses menyusui.
Keempat, menjaga nutrisi yang cukup bagi tubuh di bulan puasa sehingga jumlah dan kualitas ASI yang diproduksi tetap baik. Kalau perlu, mamsi juga bisa mengonsumsi suplemen tambahan untuk menjaga produksi ASI.
“Puasa jangan menjadi halangan bagi ibu menyusui. Silakan berpuasa dan tetap menyusui dengan memenuhi gizi yang seimbang, dan jangan lupa banyak minum. Kalau ibu berpuasa tetapi asupannya baik lalu dibantu dengan mengonsumsi suplemen, maka tidak ada penurunan kualitas ASI. Bahkan kadar vitamin dalam ASI bisa meningkat,” jelas dr. Wiyarni.
Head of Marketing Consumer Health Dexa Irene Dwi Sari menambahkan, para peneliti telah memperoleh penemuan terkini serta melakukan serangkaian pengujian dan memprosesnya dengan teknologi modern tanaman katuk, torbangun, serta ikan gabus dalam herba ASIMOR sebagai suplemen untuk ibu menyusui yang merupakan obat modern asli Indonesia (OMAI).
“Tidak hanya melalui penelitian di hulu, di hilir setelah produk itu jadi dan akan dipasarkan, kami juga telah melakukan pengujian di sejumlah mamsi. Dari hasil ini diperoleh bahwa 8 dari 10 mamsi merasakan peningkatan volume ASI dalam 2-3 hari setelah 2 minggu konsumsi. Selain itu, 50% mamsi menghasilkan ASI 75-120 ml sekali pompa,” papar Irene.
(tsa)
Lihat Juga :
tulis komentar anda