Herbal Ini Disebut Bisa Jadi Pengobatan Alternatif Diabetes Mellitus

Rabu, 05 Mei 2021 - 07:27 WIB
Penyakit metabolik yang sering juga disebut sebagai kencing manis ini ditandai oleh tingginya kadar gula atau glukosa dalam darah. / Foto: ilustrasi/ist
JAKARTA - Sejak 2014, penyakit Diabetes Mellitus (DM) menjadi salah satu dari tiga penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Data International Diabetes Federation 2020 menunjukkan Indonesia menempati urutan ketujuh dari 10 negara dengan jumlah pasien diabetes tertinggi.



Jumlah ini diperkirakan terus naik, karena pada 2020 saja, prevalensi kasus DM meningkat 6,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Situasi ini kemudian diperburuk oleh pandemi Covid-19 . Tim Penanggulangan Covid-19 di Indonesia menemukan angka kematian pada pasien diabetes yang terinfeksi Covid-19 lebih banyak 8,3 kali dibandingkan masyakarakat yang tidak mengidap HIV.

Penyakit metabolik yang sering juga disebut sebagai kencing manis ini ditandai oleh tingginya kadar gula atau glukosa dalam darah. Saat kita makan, makanan yang mengandung karbohidrat dan gula dipecah oleh tubuh menjadi glukosa.



Selanjutnya glukosa diserap oleh sel-sel untuk diubah menjadi energi. Proses penyerapan ini dibantu oleh hormon insulin. Namun, ketika hormon ini terganggu, mulailah seseorang dikatakan berisiko tinggi mengalami diabetes. Kadar gula darah yang tidak terkontrol akibat terganggunya hormon insulin membawa berbagai komplikasi yang membahayakan tubuh.

Sebagian diabetesi memilih pengobatan medis untuk menormalkan kembali kadar gula darah. Sebagian lagi menjalani pengobatan herbal. Tak sedikit juga yang mengombinasikan keduanya.

"Dari pengalaman kami, rahasia kesembuhan penderita diabetes salah satunya adalah dengan mengolaborasikan antara pengobatan medis dengan herbal," kata Direktur Utama PT Mahkotadewa Indonesia, M. Wuryaningsih Setyowati dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/5).

Wuryaningsih merasa prihatin jumlah diabetesi makin hari bukan makin sedikit, padahal obat medis untuk mengendalikan kadar gula darah sudah sangat banyak diproduksi. Rasa prihatin itu menuntunnya untuk meneliti dan meracik sendiri minuman herbal fermentasi untuk mengatasi diabetes. Minuman itu diberi nama Jamsi.

Jamsi dibuat dari ekstrak sambiloto (andrographis paniculate), temulawak (curcuma xanthorrhiza), ashitaba (angelica keiskei), dan mahkota dewa (phaleria macrocarpa). "Yang tidak terlalu parah, dalam waktu satu jam setelah minum Jamsi, kadar gula darahnya bisa turun, tapi untuk sembuh total harus dibantu dengan memperbaiki pola makan, berolahraga, dan lebih santai menjalani hidup," paparnya.



Jamsi juga mengoptimalkan kembali kerja pankreas, sehingga mampu memproduksi insulin yang menetralisir kadar gula darah dalam tubuh. Dia menambahkan, pemeriksaan kadar gula darah sebaiknya mengukur kadar HbA1C tadi. Ini disebabkan tes gula darah biasa hanya menunjukkan kadar gula darah pada saat itu saja, sedangkan HbA1C adalah persentase kadar gula darah rata-rata dalam tiga bulan. Menurutnya, bagi yang tidak suka rasa jamu, Mahkotadewa Indonesia menyediakan jamu yang sudah dikemas dalam bentuk kapsul.
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More