Aktivitas Fisik Ringan Baik untuk Penderita Stroke
Senin, 13 April 2020 - 13:05 WIB
JAKARTA - Para peneliti telah mengungkapkan bahwa penderita stroke yang melakukan banyak aktivitas fisik ringan, seperti berjalan santai atau melakukan pekerjaan rumah tangga yang tidak berat terbukti lebih sedikit mengalami keterbatasan fisik daripada keterbatasan mereka dan lebih banyak memiliki teman sebaya.
Temuan yang dipublikasikan dalam American Journal of Medicine dan Rehabilitasi Fisik ini, tim peneliti menggunakan akselerometer untuk mengukur aktivitas fisik harian pada 30 penderita stroke selama seminggu. Peneliti menilai seberapa banyak partisipan bergerak dan seberapa baik mereka melakukan tugas fisik rutin.
Dilansir Times Now News, stroke sendiri merupakan penyebab utama kecacatan pada orang dewasa yang lebih tua secara global.
"Temuan kami adalah awal tetapi menunjukkan bahwa selain aktivitas fisik sedang hingga kuat, rutinitas sehari-hari yang membuat kita tetap berdiri dan terlibat secara fisik dalam tugas yang lebih ringan juga berkontribusi pada fungsi fisik yang lebih baik pada penderita stroke," kata peneliti studi Neha Gothe, Profesor di Universitas Illinois di Urbana, Amerika Serikat.
Untuk temuan ini, tim peneliti menggunakan dua ukuran kemampuan fisik yaitu Baterai Kinerja Fisik Pendek, yang mengukur keseimbangan, kecepatan berjalan, dan daya tahan tungkai bawah, serta Instrumen Fungsi dan Cacat Terlambat, yang meminta peserta untuk melaporkan seberapa sulit mereka untuk melakukan tugas sehari-hari seperti masuk dan keluar dari mobil atau menuangkan air dari kendi yang berat.
Para peneliti menemukan bahwa, rata-rata, penderita stroke hanya mencatat sekitar tujuh menit aktivitas sedang hingga kuat per hari. "Sebaliknya, mereka rata-rata lebih dari tiga jam melakukan aktivitas fisik ringan setiap hari," jelas Gothe.
"Ini termasuk hal-hal seperti berjalan dengan santai, tata graha, berkebun ringan atau kegiatan lain yang tidak menyebabkan seseorang berkeringat," tambahnya.
Berdasarkan penelitian ini, peneliti menemukan jumlah aktivitas fisik sedang hingga kuat adalah prediktor terbaik kinerja peserta pada ukuran objektif fungsi fisik. Tetapi kemampuan seseorang yang dilaporkan sendiri untuk melakukan tugas sehari-hari jauh lebih erat terkait dengan jumlah waktu yang mereka lakukan dalam aktivitas fisik ringan.
"Terlibat dalam aktivitas fisik ringan bisa sehat dan bermanfaat, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan kronis seperti stroke," tutup Gothe.
Temuan yang dipublikasikan dalam American Journal of Medicine dan Rehabilitasi Fisik ini, tim peneliti menggunakan akselerometer untuk mengukur aktivitas fisik harian pada 30 penderita stroke selama seminggu. Peneliti menilai seberapa banyak partisipan bergerak dan seberapa baik mereka melakukan tugas fisik rutin.
Dilansir Times Now News, stroke sendiri merupakan penyebab utama kecacatan pada orang dewasa yang lebih tua secara global.
"Temuan kami adalah awal tetapi menunjukkan bahwa selain aktivitas fisik sedang hingga kuat, rutinitas sehari-hari yang membuat kita tetap berdiri dan terlibat secara fisik dalam tugas yang lebih ringan juga berkontribusi pada fungsi fisik yang lebih baik pada penderita stroke," kata peneliti studi Neha Gothe, Profesor di Universitas Illinois di Urbana, Amerika Serikat.
Untuk temuan ini, tim peneliti menggunakan dua ukuran kemampuan fisik yaitu Baterai Kinerja Fisik Pendek, yang mengukur keseimbangan, kecepatan berjalan, dan daya tahan tungkai bawah, serta Instrumen Fungsi dan Cacat Terlambat, yang meminta peserta untuk melaporkan seberapa sulit mereka untuk melakukan tugas sehari-hari seperti masuk dan keluar dari mobil atau menuangkan air dari kendi yang berat.
Para peneliti menemukan bahwa, rata-rata, penderita stroke hanya mencatat sekitar tujuh menit aktivitas sedang hingga kuat per hari. "Sebaliknya, mereka rata-rata lebih dari tiga jam melakukan aktivitas fisik ringan setiap hari," jelas Gothe.
"Ini termasuk hal-hal seperti berjalan dengan santai, tata graha, berkebun ringan atau kegiatan lain yang tidak menyebabkan seseorang berkeringat," tambahnya.
Berdasarkan penelitian ini, peneliti menemukan jumlah aktivitas fisik sedang hingga kuat adalah prediktor terbaik kinerja peserta pada ukuran objektif fungsi fisik. Tetapi kemampuan seseorang yang dilaporkan sendiri untuk melakukan tugas sehari-hari jauh lebih erat terkait dengan jumlah waktu yang mereka lakukan dalam aktivitas fisik ringan.
"Terlibat dalam aktivitas fisik ringan bisa sehat dan bermanfaat, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan kronis seperti stroke," tutup Gothe.
(ted)
tulis komentar anda