Sasa Inti Melakukan Transformasi dengan Hati

Selasa, 08 Juni 2021 - 16:26 WIB
Dalam dunia bisnis, transformasi bukan lagi suatu pilihan, melainkan sebuah keharusan.
JAKARTA - Dalam dunia bisnis, transformasi bukan lagi suatu pilihan, melainkan sebuah keharusan. Bagaimana tidak. Ketimpangan, antara bisnis yang berjalan dan perkembangan teknologi digital serta kebutuhan konsumen kini semakin tajam.

Untuk menyelaraskannya dan agar tidak ditinggalkan pelanggan atau tertinggal dari pesaing, mau tak mau perusahaan harus melakukan inovasi dan perubahan yang signifikan. Apa pun industri yang digeluti, kebutuhan bertransformasi, terutama transformasi digital menjadi pilihan mutlak bagi banyak perusahaan.

Agar mencapai peningkatan yang terukur dalam hal efisiensi, efektivitas, serta kepuasan pelanggan ataupun karyawan, perubahan pun harus dilakukan secara total dan menyeluruh. Hal itu juga dilakukan oleh perusahaan FMCG makanan dan bumbu yang didirikan pada 1968 oleh Grup Rodamas, PT Sasa Inti yang bertransformasi di bawah kepemimpinan Dr Rudolf Tjandra.



Menurut Agus Sudarmoko, GM Human Resource & Government Relations PT Sasa Inti, sebagai merek dagang yang sudah hadir di Indonesia 53 tahun lamanya, Sasa berusaha terus bisa hadir dan berjalan selaras dari masa ke masa. Karena itu, Agus menegaskan, bertransformasi dan terus berinovasi menjadi perhatian khusus manajemen dan perusahaan. Meskipun sekarang sedang masa pandemi, hal itu justru menjadi tantangan yang menggairahkan.

Ada banyak alasan yang melatarbelakangi antusiasme Sasa melakukan transformasi. Di antaranya, terjadi pergeseran demografi yang menarik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, komposisi penduduk Indonesia: 15,56 persen generasi Baby Boomer, 21 persen generasi X, 25 persen milenial, dan 27 persen Gen Z.

"Nah, saat ini produk Sasa banyak digunakan oleh Baby Boomer dan Gen X, sedangkan konsumen masa depan Sasa, selain Gen X, adalah milenial dan Gen Z," kata Agus.

Bisnis FMCG saat ini sangat kompetitif. Melihat tren yang berkembang, volume dan buyer growth-nya sangat tinggi "Jadi, kami melihat, meskipun kompetisinya sangat tinggi, peluang pertumbuhannya juga sangat besar," katanya.

Agus mengakui, pandemi Covid-19 juga menjadi katalisator untuk berubah. Pandemi Covid-19 mendorong perusahaan untuk banyak melakukan perubahan, terkait dengan sistem, talenta, dan sebagainya.

Ala?an lainnya, objektif pertumbuhan Sasa tetap naik. Tidak sekadar penjualannya yang naik, tetapi manajemen pun berharap secara organisasi juga menjadi lebih baik.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More