Dorong Generasi Muda Geluti Bisnis Kuliner, Sandiaga Uno Bagikan Jurus Sukses
Minggu, 20 Juni 2021 - 14:30 WIB
JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno mendorong anak-anak muda di Tanah Air untuk menggeluti bisnis kuliner. Untuk itu, Menparekraf Sandi membagikan jurus sukses bisnis kuliner yang bisa diterapkan di masa kini.
Dalam sebuah webinar bertajuk 'Gebyar Cipta Boga', Sandiaga mengatakan, keberadaan kuliner sangat berkaitan erat dengan sektor pariwisata . Merujuk data Global Culinary Tourism Market, potensi wisata kuliner Indonesia mencapai USD1.796 miliar dengan pertumbuhan sebesar 16,8%.
Tingkat pertumbuhan tersebut melesat jauh dibandingkan target pertumbuhan ekonomi yang berkisar 5-6 persen pada 7 tahun mendatang. "Kita harus jadi pemain di sini, jangan jadi penonton. Kita harus masuk Global Culinary Tourism Market," kata Sandiaga dalam keterangan resminya, Minggu (20/6).
Sandiaga mengatakan, generasi milenial dan generasi Z memiliki peran sangat penting dalam mengembangkan kuliner Nusantara. Sebab, lewat kebiasaan mengunggah konten, mulai dari foto atau video lewat media sosial, mereka katanya secara langsung mendorong kuliner Nusantara.
"Mereka ini generasi yang kalau dikasih kuliner itu hal pertama yang dilakukan adalah di foto-foto untuk di-share. Ini merupakan salah satu behaviour yang menurut saya mendorong culinary tourism," ujar Menparekraf Sandi.
Selain perilaku, minat generasi milenial dan generasi Z terhadap kuliner pun berbeda dengan generasi pendahulu. Mereka lebih memilih kuliner lokal yang autentik, baik dari segi estetika hingga cita rasanya. Mereka juga mencari kuliner yang memiliki aspek keberlanjutan lingkungan, misal organik atau memiliki sisi sosial, seperti mendukung petani dan lainnya.
"Selanjutnya, kuliner ini autentik dengan storynomics, harus ada ceritanya. Di balik setiap kuliner harus ada cerita dan cerita itu akan membawa cinta. Begitu kita cinta, kita akan berwisata dan ini yang menurut saya kita harus kembangkan bahwa kuliner otentik ini dekat dengan sejarah dan budaya serta perlu ada cerita-cerita yang berkaitan dengan rempah-rempah, tradisi dan tentunya story telling," jelasnya.
Berdasarkan data Food Travel Monitor, 95% dari wisatawan berkunjung ke destinasi wisata berangkat dari ketertarikan pada kuliner. Sementara sebanyak 80% dari mereka mengecek sebelum mereka pergi. Sedangkan 70% wisatawan memilih destinasi wisata berdasarkan makanan dan minuman yang ada di sana.
Dalam sebuah webinar bertajuk 'Gebyar Cipta Boga', Sandiaga mengatakan, keberadaan kuliner sangat berkaitan erat dengan sektor pariwisata . Merujuk data Global Culinary Tourism Market, potensi wisata kuliner Indonesia mencapai USD1.796 miliar dengan pertumbuhan sebesar 16,8%.
Tingkat pertumbuhan tersebut melesat jauh dibandingkan target pertumbuhan ekonomi yang berkisar 5-6 persen pada 7 tahun mendatang. "Kita harus jadi pemain di sini, jangan jadi penonton. Kita harus masuk Global Culinary Tourism Market," kata Sandiaga dalam keterangan resminya, Minggu (20/6).
Sandiaga mengatakan, generasi milenial dan generasi Z memiliki peran sangat penting dalam mengembangkan kuliner Nusantara. Sebab, lewat kebiasaan mengunggah konten, mulai dari foto atau video lewat media sosial, mereka katanya secara langsung mendorong kuliner Nusantara.
"Mereka ini generasi yang kalau dikasih kuliner itu hal pertama yang dilakukan adalah di foto-foto untuk di-share. Ini merupakan salah satu behaviour yang menurut saya mendorong culinary tourism," ujar Menparekraf Sandi.
Selain perilaku, minat generasi milenial dan generasi Z terhadap kuliner pun berbeda dengan generasi pendahulu. Mereka lebih memilih kuliner lokal yang autentik, baik dari segi estetika hingga cita rasanya. Mereka juga mencari kuliner yang memiliki aspek keberlanjutan lingkungan, misal organik atau memiliki sisi sosial, seperti mendukung petani dan lainnya.
"Selanjutnya, kuliner ini autentik dengan storynomics, harus ada ceritanya. Di balik setiap kuliner harus ada cerita dan cerita itu akan membawa cinta. Begitu kita cinta, kita akan berwisata dan ini yang menurut saya kita harus kembangkan bahwa kuliner otentik ini dekat dengan sejarah dan budaya serta perlu ada cerita-cerita yang berkaitan dengan rempah-rempah, tradisi dan tentunya story telling," jelasnya.
Berdasarkan data Food Travel Monitor, 95% dari wisatawan berkunjung ke destinasi wisata berangkat dari ketertarikan pada kuliner. Sementara sebanyak 80% dari mereka mengecek sebelum mereka pergi. Sedangkan 70% wisatawan memilih destinasi wisata berdasarkan makanan dan minuman yang ada di sana.
Lihat Juga :
tulis komentar anda