Penyakit Gastro Esofagus Reflux Alias GERD, Bagaimana Mengatasinya?
Rabu, 04 Agustus 2021 - 12:20 WIB
JAKARTA - Penyakit Gastro Esofagus reflux alias GERD merupakan gangguan pencernaan yang ditandai dengan refluks asam lambung berulang dalam jangka panjang.Asam lambung yang naik ke tenggorokan lama-lama kelamaan bisa menyebabkan iritasi pada bagian dalam kerongkongan. Nah kondidi inilah yang lantas menyebabkan munculnya sensasi nyeri ulu hati yang terasa panas seperti terbakar juga pada tenggorokan (heartburn), serta rasa asam pada mulut.
Tubuh secara alami memproduksi asam lambung, namun jumlah asam lambung yang dihasilkan pada setiap orang berbeda-beda. Produksi asam lambung biasanya cenderung meningkat setelah makan karena asam diperlukan untuk proses pencernaan. Asam lambung lalu akan menurun lagi dengan segera.
Tapi jika asam lambung seringkali naik, bisa jadi pertanda adanya gangguan pada pencernaan. Apalagi bila naiknya asam lambung terjadi secara berulang-ulang. Inilah yang dimaksud dengan penyakit refluks gastroesofagus alias GERD. Bila Anda menderita penyakit ini, begini cara mengatasinya menurutdr Patricia Lukas Goentoro dariRumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI):
1. Menerapkan gaya hidup sehat
Gaya hidup sehat menjadi salah satu kunci menghindari penyakit ini.Berat badan yang berlebih bisa menjadi salah satu penyebab gerd. Menurunkan berat badan adalah solusinya. Tiduran sesudah makan juga menjadi salah satu penyebab gerd. Usahakan berdiri atau tegak 3-4 jam setelah makan. Hindari makanan dan minuman yang dapat memicu asam lambung naik, seperti makanan pedas, berlemak, susu, hingga alkohol
2. Konsumsi obat
Bila gejala GERD seringkali muncul beberapa obat-obatan golongan berikut dapat dikonsumsi. Obat tersebut antara lain golongan H2 blockers (cimetidine, famotidine, ranitidine), untuk menurunkan produksi asam lambung Golongan PPIs (Proton Pump Inhibitor), seperti omeprazole, lansoprazole, pantoprazole, rabeprazole, esomeprazole Golongan prokinetik, seperti bethanechol dan metoclopramide.
3. Operasi
Operasi dilakukan jika kondisi GERD sudah makin parah. Operasi fundoplikasi dilakukan dengan menjahit fundus. Fundus adalah bagian ujung atas lambung yang melingkari esofagus dengan tujuan mempersempit dan menambah tekanan pada esofagus bawah untuk mengurangi refluks.
Baca Juga : Pasien Covid-19 Gejala Ringan Tak Perlu Tes PCR Usai Isolasi Mandiri
Tubuh secara alami memproduksi asam lambung, namun jumlah asam lambung yang dihasilkan pada setiap orang berbeda-beda. Produksi asam lambung biasanya cenderung meningkat setelah makan karena asam diperlukan untuk proses pencernaan. Asam lambung lalu akan menurun lagi dengan segera.
Tapi jika asam lambung seringkali naik, bisa jadi pertanda adanya gangguan pada pencernaan. Apalagi bila naiknya asam lambung terjadi secara berulang-ulang. Inilah yang dimaksud dengan penyakit refluks gastroesofagus alias GERD. Bila Anda menderita penyakit ini, begini cara mengatasinya menurutdr Patricia Lukas Goentoro dariRumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI):
1. Menerapkan gaya hidup sehat
Gaya hidup sehat menjadi salah satu kunci menghindari penyakit ini.Berat badan yang berlebih bisa menjadi salah satu penyebab gerd. Menurunkan berat badan adalah solusinya. Tiduran sesudah makan juga menjadi salah satu penyebab gerd. Usahakan berdiri atau tegak 3-4 jam setelah makan. Hindari makanan dan minuman yang dapat memicu asam lambung naik, seperti makanan pedas, berlemak, susu, hingga alkohol
2. Konsumsi obat
Bila gejala GERD seringkali muncul beberapa obat-obatan golongan berikut dapat dikonsumsi. Obat tersebut antara lain golongan H2 blockers (cimetidine, famotidine, ranitidine), untuk menurunkan produksi asam lambung Golongan PPIs (Proton Pump Inhibitor), seperti omeprazole, lansoprazole, pantoprazole, rabeprazole, esomeprazole Golongan prokinetik, seperti bethanechol dan metoclopramide.
3. Operasi
Operasi dilakukan jika kondisi GERD sudah makin parah. Operasi fundoplikasi dilakukan dengan menjahit fundus. Fundus adalah bagian ujung atas lambung yang melingkari esofagus dengan tujuan mempersempit dan menambah tekanan pada esofagus bawah untuk mengurangi refluks.
Baca Juga : Pasien Covid-19 Gejala Ringan Tak Perlu Tes PCR Usai Isolasi Mandiri
(wur)
Lihat Juga :
tulis komentar anda