Gabungkan Rekreasi dan Konservasi, Tempat Wisata Danau Situ Gede Bogor Dipercantik
Jum'at, 13 Agustus 2021 - 15:30 WIB
BOGOR - Wali Kota Bogor Bima Arya menjelaskan tempat wisata danau Situ Gede yang memiliki luas 4 hektare akan direvitalisasi menjadi salah satu roda penggerak ekonomi pariwisata nasional dengan tetap menjaga fungsi situ sebagai sumber air. Beberapa fasilitas yang akan hadir adalah welcome zone yang terdiri dari aula Situ Gede, area parkir, jembatan dan pedestrian.
Ada juga point to point gate yang terdiri dari gerbang, plaza dan jogging track dan recreation space, race point dek yang terdiri dari mushola, kios dan toilet, tower point dan mini alun-alun. Anggaran proyek ini merupakan bantuan dari Dinas SDA Provinsi Jabar sebesar Rp 5.016.081.705,25. Waktu pengerjaan akan dilakukan 150 hari oleh pelaksana PT Hisar Makmur.
“Sudah lama orang Bogor bermimpi Situ Gede ini disulap menjadi kawasan yang indah. Existing (kondisi saat ini) sudah indah, tapi rasanya tidak maksimal dalam banyak hal. Jadi sudah bertahun-tahun kami melakukan ikhtiar mencoba merencanakan, memikirkan penganggaran dan lain-lain. Hari ini, itu semua menjadi kenyataan,” ungkap Bima Arya dalam keterangan pers yang diterima sindonews, Jumat (13/08/2021).
“Kami akan memulai bersama program penataan kawasan Situ Gede ini. Terimakasih kepada Provinsi, Pak Kadis SDA, Pak Gubernur, DPRD Jabar yang telah menyetujui untuk mengalokasikan bantuannya ke Situ Gede,” tambahnya.
Dalam revitalisasi ini, kata Bima, harus bisa menggabungkan antara rekreasi, konservasi dan pemberdayaan ekonomi. “Jadi jangan sampai dengan penataan, pembangunan menjadi indah, warga datang ke sini, tapi kemudian menjadi jauh dari tujuan konservasinya. Sampahnya tidak dikelola, airnya menjadi kotor dan lain sebagainya. Dan juga harus diingat bahwa semua pembangunan di sini ujungnya adalah untuk kesejahteraan warga,” ujarnya.
Bima juga berpesan kepada Camat Bogor Barat dan Lurah Situ Gede untuk memperhatikan dimensi sosialnya dan memaksimalkan potensi lokal di kawasan tersebut. “Potensi warga di sini luar biasa. Ada berbagai macam kegiatan UMKM, ada posdaya yang sangat aktif, ada dodol talas, dan lain sebagainya. Kita ingin semuanya itu mendapatkan manfaat. Terakhir, PR untuk Pak Kadis PUPR (Kota Bogor) adalah akses yang harus lebih nyaman. Ketika titik ini sudah ditata, jangan sampai warga yang datang ke sini kesulitan, macet. Harus dipikirkan bersama akses dan infrastrukturnya,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas SDA Provinsi Jawa Barat Dikky Achmad Sidik mengatakan, tantangan terbesar dalam pengelolaan sumber daya air adalah adanya ketidakseimbangan di dalam neraca air, baik itu di musim penghujan maupun musim kemarau.
“Di mana kebutuhan air dengan perkembangan jumlah penduduk akan selalu meningkat. Sementara di sisi lain terjadi degradasi sumber air dan perubahan iklim. Untuk itu tentunya penurunan fungsi sumber daya air ini harus kita tindaklanjuti dengan melakukan kegiatan konservasi termasuk di dalamnya sumber-sumber air seperti Situ gede ini,” ujar Dikky.
Dikky menambahkan, Situ Gede mempunyai luas 4 hektar dan keberadaannya sangat penting. Selain sebagai salah satu sumber air baku, juga mempunyai fungsi recharge bagi air tanah, tempat keanekaragaman ekosistem hayati dan juga sebagai salah satu indikator kelestarian lingkungan dan mempunyai fungsi sosial serta budaya.
“Saat ini Pemprov Jabar bersama-sama dengan Pemkot Bogor berkolaborasi, agar keberadaan Situ Situ khususnya di wilayah Bodebek, termasuk Situ Gede di dalamnya dapat terjaga dan terpelihara serta mempunyai nilai tambah. Di mana situ tidak hanya sebagai tempat dan ruang bagi air tapi mempunyai fungsi lain sebagai obyek wisata yang mempunyai nilai tambah ekonomi, sosial dan lingkungan,” kata dia.
“Dengan revitalisasi dan penataan Situ Gede ini menjadi kawasan pariwisata diharapkan juga dapat mendukung program pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional. Dalam kondisi pandemi ini juga diharapkan secara langsung dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya yang berada di lingkungan Situ Gede, dan tentunya ini akan mendorong perkembangan pariwisata di Kota Bogor,” pungkasnya.
Ada juga point to point gate yang terdiri dari gerbang, plaza dan jogging track dan recreation space, race point dek yang terdiri dari mushola, kios dan toilet, tower point dan mini alun-alun. Anggaran proyek ini merupakan bantuan dari Dinas SDA Provinsi Jabar sebesar Rp 5.016.081.705,25. Waktu pengerjaan akan dilakukan 150 hari oleh pelaksana PT Hisar Makmur.
“Sudah lama orang Bogor bermimpi Situ Gede ini disulap menjadi kawasan yang indah. Existing (kondisi saat ini) sudah indah, tapi rasanya tidak maksimal dalam banyak hal. Jadi sudah bertahun-tahun kami melakukan ikhtiar mencoba merencanakan, memikirkan penganggaran dan lain-lain. Hari ini, itu semua menjadi kenyataan,” ungkap Bima Arya dalam keterangan pers yang diterima sindonews, Jumat (13/08/2021).
“Kami akan memulai bersama program penataan kawasan Situ Gede ini. Terimakasih kepada Provinsi, Pak Kadis SDA, Pak Gubernur, DPRD Jabar yang telah menyetujui untuk mengalokasikan bantuannya ke Situ Gede,” tambahnya.
Dalam revitalisasi ini, kata Bima, harus bisa menggabungkan antara rekreasi, konservasi dan pemberdayaan ekonomi. “Jadi jangan sampai dengan penataan, pembangunan menjadi indah, warga datang ke sini, tapi kemudian menjadi jauh dari tujuan konservasinya. Sampahnya tidak dikelola, airnya menjadi kotor dan lain sebagainya. Dan juga harus diingat bahwa semua pembangunan di sini ujungnya adalah untuk kesejahteraan warga,” ujarnya.
Bima juga berpesan kepada Camat Bogor Barat dan Lurah Situ Gede untuk memperhatikan dimensi sosialnya dan memaksimalkan potensi lokal di kawasan tersebut. “Potensi warga di sini luar biasa. Ada berbagai macam kegiatan UMKM, ada posdaya yang sangat aktif, ada dodol talas, dan lain sebagainya. Kita ingin semuanya itu mendapatkan manfaat. Terakhir, PR untuk Pak Kadis PUPR (Kota Bogor) adalah akses yang harus lebih nyaman. Ketika titik ini sudah ditata, jangan sampai warga yang datang ke sini kesulitan, macet. Harus dipikirkan bersama akses dan infrastrukturnya,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas SDA Provinsi Jawa Barat Dikky Achmad Sidik mengatakan, tantangan terbesar dalam pengelolaan sumber daya air adalah adanya ketidakseimbangan di dalam neraca air, baik itu di musim penghujan maupun musim kemarau.
“Di mana kebutuhan air dengan perkembangan jumlah penduduk akan selalu meningkat. Sementara di sisi lain terjadi degradasi sumber air dan perubahan iklim. Untuk itu tentunya penurunan fungsi sumber daya air ini harus kita tindaklanjuti dengan melakukan kegiatan konservasi termasuk di dalamnya sumber-sumber air seperti Situ gede ini,” ujar Dikky.
Dikky menambahkan, Situ Gede mempunyai luas 4 hektar dan keberadaannya sangat penting. Selain sebagai salah satu sumber air baku, juga mempunyai fungsi recharge bagi air tanah, tempat keanekaragaman ekosistem hayati dan juga sebagai salah satu indikator kelestarian lingkungan dan mempunyai fungsi sosial serta budaya.
“Saat ini Pemprov Jabar bersama-sama dengan Pemkot Bogor berkolaborasi, agar keberadaan Situ Situ khususnya di wilayah Bodebek, termasuk Situ Gede di dalamnya dapat terjaga dan terpelihara serta mempunyai nilai tambah. Di mana situ tidak hanya sebagai tempat dan ruang bagi air tapi mempunyai fungsi lain sebagai obyek wisata yang mempunyai nilai tambah ekonomi, sosial dan lingkungan,” kata dia.
“Dengan revitalisasi dan penataan Situ Gede ini menjadi kawasan pariwisata diharapkan juga dapat mendukung program pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional. Dalam kondisi pandemi ini juga diharapkan secara langsung dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya yang berada di lingkungan Situ Gede, dan tentunya ini akan mendorong perkembangan pariwisata di Kota Bogor,” pungkasnya.
(hri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda