Penyakit Metabolik Mengancam di Masa Pandemik, Waspada!
Kamis, 04 Juni 2020 - 12:18 WIB
JAKARTA - Pada masa pandemik seperti saat ini, masyarakat mau tak mau dekat dengan gaya hidup tidak aktif atau sedentary lifestyle. Bila tidak hati-hati, pola hidup ini bisa membuat berat badan bertambah, sehingga memunculkan sindroma perut buncit.
Tanda-tandanya, trigliserida yang tinggi, HDL turun, tekanan darah naik, serta gula darah yang juga naik. Kondisi ini erat kaitannya dengan penyakit hipertensi, diabetes, obesitas, hingga asma.
dr. Roy Panusunan Sibarani Sp.PD-KEMD (Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Endokrin Metabolik) mengatakan, selain gelombang kedua COVID-19 yang diperkirakan akan muncul setelah Juni, pada saat yang bersamaan juga ada potensi kesehatan metabolik yang meningkat.
"Pada saat terjadi pandemi, terjadi juga perubahan pola hidup, baik secara fisik, psikis, atau kehidupan sosial selama bekerja dari rumah (WFH). Semua hal itu sudah pasti akan berpengaruh terhadap kesehatan dan yang paling menonjol terhadap kesehatan metabolik," ujar ketua Komite Medis/Team COVID-19 RS Murni Teguh Sudirman Jakarta ini.
(
Untuk mencegah timbulnya penyakit metabolik, ia menyarankan, bila pada masa pre-COVID-19 mereka sudah melakukan pola hidup yang baik, dengan olahraga rutin, konsumsi makanan sehat serta bergizi, pada saat era COVID-19 dan #dirumahaja, mereka bisa tetap melakukan kegiatan positif itu. Termasuk mereka yang biasa olahraga di gym, dapat mengganti olahraga dengan cara lain selama di rumah karena mempunyai waktu untuk diri sendiri.
Sebaliknya, untuk mereka yang belum memiliki pola hidup baik pada saat pre-COVID-19, di masa pandemi ini justru menjadi waktu yang tepat untuk membenahi pola hidup menjadi lebih baik. Memperbaiki pola hidup di antaranya dengan cara berolahraga teratur, tidur cukup, minum air putih cukup, serta makan makanan bergizi dan suplemen yang baik. Sejatinya, COVID-19 dan penyakit metabolik memiliki satu kesamaan untuk pencegahan yaitu disiplin.
Tanda-tandanya, trigliserida yang tinggi, HDL turun, tekanan darah naik, serta gula darah yang juga naik. Kondisi ini erat kaitannya dengan penyakit hipertensi, diabetes, obesitas, hingga asma.
dr. Roy Panusunan Sibarani Sp.PD-KEMD (Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Endokrin Metabolik) mengatakan, selain gelombang kedua COVID-19 yang diperkirakan akan muncul setelah Juni, pada saat yang bersamaan juga ada potensi kesehatan metabolik yang meningkat.
"Pada saat terjadi pandemi, terjadi juga perubahan pola hidup, baik secara fisik, psikis, atau kehidupan sosial selama bekerja dari rumah (WFH). Semua hal itu sudah pasti akan berpengaruh terhadap kesehatan dan yang paling menonjol terhadap kesehatan metabolik," ujar ketua Komite Medis/Team COVID-19 RS Murni Teguh Sudirman Jakarta ini.
(
Untuk mencegah timbulnya penyakit metabolik, ia menyarankan, bila pada masa pre-COVID-19 mereka sudah melakukan pola hidup yang baik, dengan olahraga rutin, konsumsi makanan sehat serta bergizi, pada saat era COVID-19 dan #dirumahaja, mereka bisa tetap melakukan kegiatan positif itu. Termasuk mereka yang biasa olahraga di gym, dapat mengganti olahraga dengan cara lain selama di rumah karena mempunyai waktu untuk diri sendiri.
Sebaliknya, untuk mereka yang belum memiliki pola hidup baik pada saat pre-COVID-19, di masa pandemi ini justru menjadi waktu yang tepat untuk membenahi pola hidup menjadi lebih baik. Memperbaiki pola hidup di antaranya dengan cara berolahraga teratur, tidur cukup, minum air putih cukup, serta makan makanan bergizi dan suplemen yang baik. Sejatinya, COVID-19 dan penyakit metabolik memiliki satu kesamaan untuk pencegahan yaitu disiplin.
(muh)
tulis komentar anda