Bali Siap Jalani Tatanan Kenormalan Baru Pariwisata

Jum'at, 05 Juni 2020 - 11:47 WIB
Industri pariwisata Bali siap menjalani tatanan kenormalan baru pariwisata. Foto Dok SINDOnews
JAKARTA - Industri pariwisata Bali menyatakan diri siap untuk menjalani tatanan kenormalan baru pariwisata. Dalam prakteknya nanti, pariwisata akan lebih mengedepankan protokol kebersihan, kesehatan, dan keamanan sebagai kebutuhan utama wisatawan.

Ketua Pasar ASEAN dari ASITA (Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies) Bali Febrina Budiman mengatakan, ada 400 tour operator dan travel agent yang tergabung dalam ASITA Bali sudah menyatakan siap untuk menyambut kenormalan baru pariwisata. "Kami sangat optimistis bahwa kami bisa 'berteman' dengan COVID-19 atau dengan kata lain kita harus bisa berteman meski kita tidak bisa berteman selamanya," kata Febrina Budiman, dalam “International Webinar Tourism in Indonesia” yang diselenggarakan Kemenparekraf untuk pasar Singapura dan Malaysia, Kamis (4/6) sore.

Dalam siaran persnya, Jumat (5/6), Febrina menjelaskan, optimisme pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali itu bukan tanpa alasan. Dimulai dari situasi yang sangat berat akibat COVID-19 ketika pemerintah menutup akses pintu masuk internasional, khususnya dari China pada Februari 2020. Memasuki Maret 2020, pemerintah kemudian memutuskan untuk menutup semua penerbangan internasional yang berarti wisatawan dari berbagai market potensial juga terhenti.(Baca juga : Siap-siap Ke Yogyakarta? Ada 10 Destinasi Wisata Kekinian Yang Hits Lho! )

Namun keberhasilan pemerintah daerah bersama komunitas lokal dalam mengendalikan COVID-19 membuat industri optimistis menatap fase baru pariwisata Bali.

Tercatat hingga Kamis (4/6) jumlah kasus positif di Bali mencapai 510 orang dengan 364 orang sembuh dan 5 orang meninggal. Semakin cepat penanganan COVID-19, semakin cepat pula ekonomi akan bangkit. "Kami sangat bersyukur dengan kondisi ini dan berterima kasih dengan pemerintah daerah dan komunitas lokal," kata dia.



ASITA Bali sendiri sudah merancang protokol kebersihan, kesehatan, dan keamanan dan memastikan nantinya akan diterapkan dengan ketat bersama-sama dengan seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali.

Mulai dari pra-kedatangan wisatawan, saat tiba di bandara dan menuju hotel, saat melakukan aktivitas tur, dan kembali ke bandara untuk penerbangan ke negara asal wisatawan. Dengan kata lain industri sepenuhnya siap memberikan rasa nyaman dan aman serta pengalaman baru bagi wisatawan dalam tatanan kenormalan baru pariwisata. "Namun untuk saat ini dibukanya destinasi tetap bergantung dari keputusan pemerintah," kata Febrina.

Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) Nia Niscaya di kesempatan yang sama mengatakan, sejak awal pemerintah berkomitmen dan menyiapkan langkah-langkah mitigasi dampak COVID-19 terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Termasuk penyiapan protokol tatanan kenormalan baru pariwisata dan ekonomi kreatif kini dengan program Cleanliness, Health, and Safety (CHS) yang melibatkan industri. "Sebelum membuka destinasi kita perlu membangun rasa percaya diri agar memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan. Dan di sini langkah-langkahnya," kata Nia Niscaya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More