Aktor Ramzi: Teguhkan Rasa Nasionalisme, Tantangannya Luar Biasa
Selasa, 16 November 2021 - 17:10 WIB
JAKARTA - Aktor dan pembawa acara Ramzi menegaskan bahwa rasa nasionalisme sejatinya tidak hanya muncul dalam momen-momen tertentu, seperti Hari Pahlawan, Hari Sumpah Pemuda atau Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus.
Ramzi menuturkan, rasa nasionalisme itu harus terus dipupuk setiap waktu, sekaligus dimodifikasi sesuai dengan perubahan zaman.
"Perubahan zaman ini sangat luar biasa, yang memunculkan tantangan luar biasa juga bagi bangsa ini," ucap Ramzi dalam Webinar Moya Institute bertajuk Momentum Hari Pahlawan: Peneguhan Kembali Nasionalisme pada Senin, 15 November 2021.
Ramzi mencontohkan pengalamannya saat masih duduk di bangku SMA. Kala itu, generasinya masih mendapatkan berbagai mata pelajaran yang menanamkan nasionalisme. Sayangnya, sesal Ramzi, hal seperti itu seperti sudah menghilang di masa kini.
Menurutnya, kurikulum pendidikan yang berlaku saat ini, tak terlalu memunculkan konten-konten bernuansa kebangsaan. "Suka tidak suka, meskipun kekurangannya ada, tapi di masa Orde Baru, kita betul-betul diarahkan untuk cinta negara, dengan satu komando," ungkapnya.
"Itu yang hilang saat ini, ketika nasionalisme relatif bebas ditafsirkan oleh berbagai macam orang dan kelompok. Tidak ada satu komando. Saya harap kurikulum bermuatan nasionalis bisa muncul kembali saat ini, yang disesuaikan dengan tantangan saat ini pula tentunya," harap dia.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Moya Institute, Hery Sucipto menyatakan, sebagai bangsa, perjalanan Indonesia masih panjang.
Meski sudah 76 tahun merdeka, Hery menyatakan banyak aspek yang masih harus terus dibangun. Dan guna menuntaskan pembangunan itu, diperlukan rasa nasionalisme yang kuat.
"Karena itu, dibutuhkan kontribusi dari berbagai pihak baik politisi, akademisi, artis, seniman dan berbagai pihak lainnya dalam memupuk terus rasa nasionalisme bangsa ini," kata dia.
Ramzi menuturkan, rasa nasionalisme itu harus terus dipupuk setiap waktu, sekaligus dimodifikasi sesuai dengan perubahan zaman.
"Perubahan zaman ini sangat luar biasa, yang memunculkan tantangan luar biasa juga bagi bangsa ini," ucap Ramzi dalam Webinar Moya Institute bertajuk Momentum Hari Pahlawan: Peneguhan Kembali Nasionalisme pada Senin, 15 November 2021.
Ramzi mencontohkan pengalamannya saat masih duduk di bangku SMA. Kala itu, generasinya masih mendapatkan berbagai mata pelajaran yang menanamkan nasionalisme. Sayangnya, sesal Ramzi, hal seperti itu seperti sudah menghilang di masa kini.
Menurutnya, kurikulum pendidikan yang berlaku saat ini, tak terlalu memunculkan konten-konten bernuansa kebangsaan. "Suka tidak suka, meskipun kekurangannya ada, tapi di masa Orde Baru, kita betul-betul diarahkan untuk cinta negara, dengan satu komando," ungkapnya.
"Itu yang hilang saat ini, ketika nasionalisme relatif bebas ditafsirkan oleh berbagai macam orang dan kelompok. Tidak ada satu komando. Saya harap kurikulum bermuatan nasionalis bisa muncul kembali saat ini, yang disesuaikan dengan tantangan saat ini pula tentunya," harap dia.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Moya Institute, Hery Sucipto menyatakan, sebagai bangsa, perjalanan Indonesia masih panjang.
Meski sudah 76 tahun merdeka, Hery menyatakan banyak aspek yang masih harus terus dibangun. Dan guna menuntaskan pembangunan itu, diperlukan rasa nasionalisme yang kuat.
"Karena itu, dibutuhkan kontribusi dari berbagai pihak baik politisi, akademisi, artis, seniman dan berbagai pihak lainnya dalam memupuk terus rasa nasionalisme bangsa ini," kata dia.
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda