Waspada! Satu Orang Meninggal Tiap Detik karena Diabetes
Rabu, 01 Desember 2021 - 18:36 WIB
JAKARTA - International Diabetes Federation (IDF) edisi ke-10, mengungkapkan, saat ini ada setidaknya 1 dari 10 orang atau sekitar 537 juta orang di dunia hidup dengan diabetes . Apabila tidak ada intervensi, maka angka ini diproyeksikan akan meningkat mencapai 643 juta pada 2030 dan 784 juta pada 2045.
Saat ini, diabetes melitus tipe-2 (DMT2) telah menyerang lebih dari 90 persen pasien di seluruh dunia. Penyakit ini juga telah menyebabkan 6,7 juta kematian pada 2021. Diperkirakan terdapat satu orang meninggal setiap lima detik akibat diabetes.
Di Indonesia sendiri, jumlah penderita diabetes terus meningkat dari 10,7 juta pada 2019 menjadi 19,5 juta pada 2021. Tahun ini, Indonesia menduduki peringkat kelima dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia. Peningkatan jumlah penderita diabetes tipe-2 disebabkan oleh faktor sosio-ekonomi, demografi, lingkungan, dan genetik.
Beberapa pendorong utamanya adalah urbanisasi, populasi yang menua, berkurangnya aktivitas fisik, dan peningkatan jumlah masyarakat yang menderita obesitas atau kelebihan berat badan. Dalam beberapa tahun terakhir, upaya pencegahan dan pengendalian diabetes serta penyakit tidak menular lainnya sudah banyak dilakukan.
Namun, perjuangan ini masih panjang sebab jutaan orang dengan diabetes di seluruh dunia, belum mendapatkan akses pengobatan diabetes yang tepat. Keterbatasan akses pengobatan diabetes pada akhirnya menghadirkan banyak tantangan lainnya.
Diperkirakan masih banyak orang dengan diabetes yang tidak terdiagnosis. Masih banyak juga orang dengan diabetes yang tak berhasil mencapai target HbA1c yang sudah ditentukan atau tidak terkontrol. Studi menunjukkan, lebih dari 70 persen orang dewasa dengan diabetes tipe-2 di Indonesia tidak berhasil mencapai target HbA1c di bawah 7 persen.
Duta Besar Denmark untuk Indonesia, H.E. Lars Bo Larsen mengatakan bahwa 2021, peningkatan jumlah orang dengan diabetes yang pesat menjadi peringatan mengenai pentingnya kesehatan masyarakat. Terlebih pada masa pandemi Covid-19.
"World Diabetes Day dapat menjadi kesempatan untuk berbagi informasi mengenai pencegahan diabetes dan meminta tambahan sumber daya dan perhatian yang lebih memadai," terang Larsen, dalam siaran pers yang diterima MNC Portal, Rabu (1/12/2021).
Saat ini, diabetes melitus tipe-2 (DMT2) telah menyerang lebih dari 90 persen pasien di seluruh dunia. Penyakit ini juga telah menyebabkan 6,7 juta kematian pada 2021. Diperkirakan terdapat satu orang meninggal setiap lima detik akibat diabetes.
Di Indonesia sendiri, jumlah penderita diabetes terus meningkat dari 10,7 juta pada 2019 menjadi 19,5 juta pada 2021. Tahun ini, Indonesia menduduki peringkat kelima dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia. Peningkatan jumlah penderita diabetes tipe-2 disebabkan oleh faktor sosio-ekonomi, demografi, lingkungan, dan genetik.
Beberapa pendorong utamanya adalah urbanisasi, populasi yang menua, berkurangnya aktivitas fisik, dan peningkatan jumlah masyarakat yang menderita obesitas atau kelebihan berat badan. Dalam beberapa tahun terakhir, upaya pencegahan dan pengendalian diabetes serta penyakit tidak menular lainnya sudah banyak dilakukan.
Namun, perjuangan ini masih panjang sebab jutaan orang dengan diabetes di seluruh dunia, belum mendapatkan akses pengobatan diabetes yang tepat. Keterbatasan akses pengobatan diabetes pada akhirnya menghadirkan banyak tantangan lainnya.
Diperkirakan masih banyak orang dengan diabetes yang tidak terdiagnosis. Masih banyak juga orang dengan diabetes yang tak berhasil mencapai target HbA1c yang sudah ditentukan atau tidak terkontrol. Studi menunjukkan, lebih dari 70 persen orang dewasa dengan diabetes tipe-2 di Indonesia tidak berhasil mencapai target HbA1c di bawah 7 persen.
Duta Besar Denmark untuk Indonesia, H.E. Lars Bo Larsen mengatakan bahwa 2021, peningkatan jumlah orang dengan diabetes yang pesat menjadi peringatan mengenai pentingnya kesehatan masyarakat. Terlebih pada masa pandemi Covid-19.
"World Diabetes Day dapat menjadi kesempatan untuk berbagi informasi mengenai pencegahan diabetes dan meminta tambahan sumber daya dan perhatian yang lebih memadai," terang Larsen, dalam siaran pers yang diterima MNC Portal, Rabu (1/12/2021).
tulis komentar anda