Pahami Faktor Risiko Hipertensi Sejak Dini Sebelum Terlambat, Ini Caranya
Senin, 27 Desember 2021 - 14:56 WIB
JAKARTA - Rokok merupakan salah satu faktor risiko pemicu hipertensi yang berpotensi meningkatkan risiko penyakit berbahaya, seperti jantung, kanker, stroke, dan gangguan pada organ vital. Untuk menekan risiko tersebut, perokok dewasa harus diberikan informasi akurat mengenai berbagai solusi yang ada untuk membantu mereka berhenti merokok dan menekan risiko terkena hipertensi.
Isu ini menjadi pembahasan dalam diskusi online Ngobrol Pintar dan Inspiratif Soal Hipertensi Bareng Dokter yang diselenggarakan Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) bersama Perhimpunan Hipertensi Indonesia (INASH) dan Omron Healthcare Indonesia beberapa waktu lalu.
Dokter Spesialis Syaraf, Yuda Turana, menjelaskan hipertensi menyebabkan potensi risiko stroke lebih besar dibandingkan penyakit lainnya.
“Kalau bicara hipertensi bukan bicara tensinya berapa dan mengandalkan pemeriksaan, tapi variasinya. Jangan berpikir karena hipertensi jadi tes berulang-ulang agar tahu tekanan tensinya setinggi apa,” ujar Yuda dalam diskusi tersebut.
Seperti dikutip dari laman resmi Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, hipertensi meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Dua penyakit tersebut menjadi penyebab kematian bagi orang Amerika. Hipertensi biasanya tidak memiliki gejala, jadi salah satunya cara untuk mengetahuinya dengan melakukan pemeriksaan medis.
Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Padjadjaran (UNPAD), Ardini Raksanagara, menambahkan agar terhindar dari hipertensi, masyarakat harus menerapkan pola hidup sehat.
Jika memiliki riwayat seperti perokok berat, maka harus mulai berhenti merokok dan hindari perilaku berisiko lainnya seperti konsumsi makanan tinggi garam.
Isu ini menjadi pembahasan dalam diskusi online Ngobrol Pintar dan Inspiratif Soal Hipertensi Bareng Dokter yang diselenggarakan Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) bersama Perhimpunan Hipertensi Indonesia (INASH) dan Omron Healthcare Indonesia beberapa waktu lalu.
Dokter Spesialis Syaraf, Yuda Turana, menjelaskan hipertensi menyebabkan potensi risiko stroke lebih besar dibandingkan penyakit lainnya.
“Kalau bicara hipertensi bukan bicara tensinya berapa dan mengandalkan pemeriksaan, tapi variasinya. Jangan berpikir karena hipertensi jadi tes berulang-ulang agar tahu tekanan tensinya setinggi apa,” ujar Yuda dalam diskusi tersebut.
Seperti dikutip dari laman resmi Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, hipertensi meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Dua penyakit tersebut menjadi penyebab kematian bagi orang Amerika. Hipertensi biasanya tidak memiliki gejala, jadi salah satunya cara untuk mengetahuinya dengan melakukan pemeriksaan medis.
Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Padjadjaran (UNPAD), Ardini Raksanagara, menambahkan agar terhindar dari hipertensi, masyarakat harus menerapkan pola hidup sehat.
Jika memiliki riwayat seperti perokok berat, maka harus mulai berhenti merokok dan hindari perilaku berisiko lainnya seperti konsumsi makanan tinggi garam.
tulis komentar anda