PP IAI Ajukan Tiga Proposal Penelitian Penanganan Covid-19

Rabu, 10 Juni 2020 - 01:57 WIB
Proposal dibuat PP IAI bersama berbagai institusi pemerintah, perguruan tinggi, perusahaan farmasi, perusahaan jamu, dan perusahaan teknologi informasi. / Foto: ilustrasi/Neuroscience News
JAKARTA - Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI) di bawah koordinasi Prof. Dr. apt., Keri Lestari MSi mengajukan tiga proposal penelitian untuk penanganan penyakit Covid-19 . Proposal tersebut dibuat oleh kolaborasi PP IAI dengan berbagai institusi pemerintah, perguruan tinggi, perusahaan farmasi, perusahaan jamu, dan perusahaan teknologi informasi.

Proposal telah di-submit dalam Program Konsorsium Riset dan Inovasi untuk Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang diselenggarakan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional serta Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Program ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengakselerasi pengembangan riset dan inovasi teknologi di Indonesia melalui pendanaan riset dan inovasi. "Kami mengolaborasikan Perguruan Tinggi Farmasi, perusahaan jamu, GP Jamu, GP Farmasi, perusahaan IT, BPOM, dan Ditjen Farmalkes Kementerian Kesehatan RI. Dan dalam dua minggu menghasilkan tiga proposal yang telah dikirimkan ke Kemristek BRIN," ungkap Keri Lestari melalui keterangan resminya, belum lama ini.

Menurut Keri, kolaborasi yang dilakukan ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih kepada pemerintah, dalam upaya mempercepat penanganan pandemik Covid-19 di Indonesia. Keri menyebutkan, tiga proposal yang diajukan tersebut yang pertama adalah Uji Klinik Multisenter: Potensi Bahan Alam Indonesia sebagai Imunomodulator untuk Ajuvan Terapi Pasien Covid-19.



( )

Tim pengusul untuk proposal tersebut diketuai Prof Dr apt Ajeng Diantini, MS. didukung oleh IAI, GP Jamu, GP Farmasi, BPOM, Fakultas Farmasi Universitas Pad, Fakultas Kedokteran Unhas, Fakultas Farmasi Unhas, PT Cendo Pharmaceutical, dan PT Royal Medicalink Pharmalab.

Dalam proposal ini diajukan dua produk yaitu TehDia dan VipAlbumin. TehDia, yang mengandung camellia sinensis dan stevia, diketahui memiliki aktivitas farmakologi sebagai antidiabetik, antihipertensi, antihiperlipidemia, antiobesitas, antikanker, antioksidan, antiinflamasi, antimikroba, antivirus, dan mampu meningkatkan fungsi hati dan ginjal. Sedangkan VipAlbumin, yang berisi ekstrak ikan gabus, memiliki aktivitas farmakologi sebagai antiinflamasi, khususnya menurunkan sitokin proinflamasi.

Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui manfaat pemberian TehDia dan VipAlbumin sebagai pengobatan ajuvan pada pasien Covid-19, khususnya dalam menurunkan sitokin proinflamasi, mempercepat perbaikan klinis, mengurangi tingkat kematian dan memperpendek masa rawat inap, dan mengurangi risiko penularan Covid-19.

Proposal kedua adalah Uji Klinik Innamed-Cov: Herbal Imunomodulator Pendukung Terapi Covid-19 dengan Tim Pengusul dari UGM, UNAIR, IAI, GP Jamu, PT Deltomed Laboratories, PT Agaricus Sido Makmur, PT Harvest Gorontalo Indonesia (HGI), BPOM, dan diketuai Prof. Dr. apt., Zullies Ikawati.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More