Wajarkah Seseorang Mengadopsi Boneka Arwah? Ini Kata Dosen Psikologi Unpad
Jum'at, 07 Januari 2022 - 13:24 WIB
JAKARTA - Belakangan ini, fenomena boneka arwah atau spirit doll di kalangan selebritas menjadi perbincangan publik. Adopsi bonek arwah itu pun menuai respons pro dan kontra di tengah masyarakat.
Sebagaimana menukil laman unpad.ac.id, Jumat (7/1/2022), Dosen Departemen Psikologi Sosial Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Dr. Retno Hanggarani Ninin, M.Psi., Psikolog, menyebutkan bahwa fenomena tersebut dapat dilihat dari sudut pandang kemampuan psikologis yang dimiliki seseorang berdasarkan proses tumbuh kembangnya.
Pada dasarnya, semua orang memiliki kapasitas psikologis yang memungkinkannya dapat bertahan menghadapi situasi atau persoalan apa pun.
Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi kapasitas psikologis setiap manusia di masa tumbuh kembangnya. Bisa dari pola asuh, pendidikan formal, serta pendidikan sosial.
Menurut Ninin, apabila proses tersebut dilalui dengan baik dan benar, maka dia akan tumbuh dengan kemampuan yang cukup untuk menghadapi persoalan hidupnya. Sayangnya, tidak semua orang mempunyai pengalaman positif dalam proses tumbuh kembangnya.
Lebih jauh, Ninin menyebutkan jika ketidakmampuan untuk bertahan membuat seseorang memilih cara-cara tertentu untuk menguatkan, salah satunya menggunakan alat bantu seperti boneka arwah.
"Pada dasarnya, jika seseorang dalam tumbuh kembangnya mengalami proses yang positif dan ideal, maka hal-hal itu tidak diperlukan," ungkapnya.
Lantas, wajarkah seseorang mengadopsi boneka arwah? Menurut Ninin, batas kewajarannya dapat dilihat dari peran yang diletakkan pemiliknya pada boneka tersebut.
Sebagaimana menukil laman unpad.ac.id, Jumat (7/1/2022), Dosen Departemen Psikologi Sosial Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Dr. Retno Hanggarani Ninin, M.Psi., Psikolog, menyebutkan bahwa fenomena tersebut dapat dilihat dari sudut pandang kemampuan psikologis yang dimiliki seseorang berdasarkan proses tumbuh kembangnya.
Pada dasarnya, semua orang memiliki kapasitas psikologis yang memungkinkannya dapat bertahan menghadapi situasi atau persoalan apa pun.
Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi kapasitas psikologis setiap manusia di masa tumbuh kembangnya. Bisa dari pola asuh, pendidikan formal, serta pendidikan sosial.
Menurut Ninin, apabila proses tersebut dilalui dengan baik dan benar, maka dia akan tumbuh dengan kemampuan yang cukup untuk menghadapi persoalan hidupnya. Sayangnya, tidak semua orang mempunyai pengalaman positif dalam proses tumbuh kembangnya.
Lebih jauh, Ninin menyebutkan jika ketidakmampuan untuk bertahan membuat seseorang memilih cara-cara tertentu untuk menguatkan, salah satunya menggunakan alat bantu seperti boneka arwah.
"Pada dasarnya, jika seseorang dalam tumbuh kembangnya mengalami proses yang positif dan ideal, maka hal-hal itu tidak diperlukan," ungkapnya.
Lantas, wajarkah seseorang mengadopsi boneka arwah? Menurut Ninin, batas kewajarannya dapat dilihat dari peran yang diletakkan pemiliknya pada boneka tersebut.
tulis komentar anda