Konsumsi Kuning Telur Picu Kolesterol Tinggi, Mitos atau Fakta? Ini Penjelasannya
Sabtu, 29 Januari 2022 - 16:27 WIB
JAKARTA - Konsumsi kuning telur dipercaya bisa memicu kolesterol tinggi . Kolesterol merupakan zat lilin yang ditemukan dalam darah. Tubuh membutuhkan kolesterol untuk membangun sel-sel yang sehat, tetapi kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti penyakit jantung dan stroke.
Beberapa dekade yang lalu, penelitian besar menghubungkan kolesterol darah tinggi dengan penyakit jantung. Pada 1961, American Heart Association merekomendasikan pembatasan diet kolesterol. Banyak organisasi kesehatan internasional lainnya melakukan hal yang sama.
Selama beberapa dekade berikutnya, konsumsi telur di seluruh dunia menurun secara signifikan. Banyak orang mengganti telur dengan pengganti telur bebas kolesterol yang dianggap sebagai pilihan yang lebih sehat.
Dilansir dari Healthline, Sabtu (29/1/2022) telur utuh (dengan kuningnya) memang tinggi kolesterol. Faktanya, makanan ini adalah sumber kolesterol yang signifikan dalam makanan standar Amerika.
Dua butir telur utuh berukuran besar (100 gram) mengandung sekitar 411 mg kolesterol. Sebaliknya, 100 gram daging sapi giling 30% lemak memiliki sekitar 78 mg kolesterol. Asupan kolesterol harian maksimum yang direkomendasikan adalah 300 mg per hari. Jumlah itu bahkan lebih rendah untuk orang dengan penyakit jantung.
Pada dasarnya, hati menghasilkan kolesterol dalam jumlah besar karena kolesterol adalah nutrisi yang diperlukan untuk sel-sel. Ketika makan lebih banyak makanan berkolesterol tinggi, seperti telur, hati menghasilkan lebih sedikit kolesterol karena lebih banyak berasal dari makanan.
Sebaliknya, ketika Anda mendapatkan sedikit kolesterol dari makanan, hati memproduksi lebih banyak untuk mengimbanginya. Karena itu, kadar kolesterol darah tidak berubah secara signifikan pada kebanyakan orang ketika mereka makan lebih banyak kolesterol dari makanan.
Dalam satu studi jangka panjang, menemukan bahwa mengonsumsi kuning telur setiap hari selama 1 tahun tidak secara signifikan mengubah kolesterol total, kolesterol jahat atau kolesterol baik, atau rasio kolesterol total terhadap HDL (penanda penting risiko penyakit jantung).
Beberapa dekade yang lalu, penelitian besar menghubungkan kolesterol darah tinggi dengan penyakit jantung. Pada 1961, American Heart Association merekomendasikan pembatasan diet kolesterol. Banyak organisasi kesehatan internasional lainnya melakukan hal yang sama.
Selama beberapa dekade berikutnya, konsumsi telur di seluruh dunia menurun secara signifikan. Banyak orang mengganti telur dengan pengganti telur bebas kolesterol yang dianggap sebagai pilihan yang lebih sehat.
Dilansir dari Healthline, Sabtu (29/1/2022) telur utuh (dengan kuningnya) memang tinggi kolesterol. Faktanya, makanan ini adalah sumber kolesterol yang signifikan dalam makanan standar Amerika.
Dua butir telur utuh berukuran besar (100 gram) mengandung sekitar 411 mg kolesterol. Sebaliknya, 100 gram daging sapi giling 30% lemak memiliki sekitar 78 mg kolesterol. Asupan kolesterol harian maksimum yang direkomendasikan adalah 300 mg per hari. Jumlah itu bahkan lebih rendah untuk orang dengan penyakit jantung.
Pada dasarnya, hati menghasilkan kolesterol dalam jumlah besar karena kolesterol adalah nutrisi yang diperlukan untuk sel-sel. Ketika makan lebih banyak makanan berkolesterol tinggi, seperti telur, hati menghasilkan lebih sedikit kolesterol karena lebih banyak berasal dari makanan.
Sebaliknya, ketika Anda mendapatkan sedikit kolesterol dari makanan, hati memproduksi lebih banyak untuk mengimbanginya. Karena itu, kadar kolesterol darah tidak berubah secara signifikan pada kebanyakan orang ketika mereka makan lebih banyak kolesterol dari makanan.
Dalam satu studi jangka panjang, menemukan bahwa mengonsumsi kuning telur setiap hari selama 1 tahun tidak secara signifikan mengubah kolesterol total, kolesterol jahat atau kolesterol baik, atau rasio kolesterol total terhadap HDL (penanda penting risiko penyakit jantung).
tulis komentar anda