Puasa Itu Sehat dan Menyehatkan
Kamis, 23 April 2020 - 22:05 WIB
JAKARTA - Jumat (24/4/2020), kita akan memasuki Bulan Ramadhan. Bulan yang didalamnya terdapat kewajiban bagi umat islam untuk berpuasa.
Puasa di bulan Ramadhan adalah puasa syar’i yang merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk menunaikannya.
Puasa Ramadhan kali ini akan terasa berbeda. Di tengah pandemic Covid-19 banyak kekhawatiran muncul dari masyarakat. Hal ini dikarenakan pandemic covid-19 yang selalu dikaitkan dengan daya tahan tubuh dan gizi.
Apakah kita aman dari infeksi jika kita berpuasa? Apakah berisiko terhadap tenaga medis yang rentan terinfeksi? Bagaimana Puasa dalam ajaran Islam dan bagaimana puasa yang seharasunya dan yang dicontohkan oleh Rasulullah?
Menjawab pertanyaan tersebut, Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi, Komunitas Literasi Gizi (koalizi), Departemen Kesehatan Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) menyelenggarakan sebuah diskusi online “Puasa: sehat dan Menyehatkan,” Rabu (22/4/2020). Narasumber diskusi ini adalah akademisi dan praktisi gizi klinik, dr Tirta Prawita Sari MSc SpGK dan Pimpinan Pesantren Syawarifiyyah Rorotan Jakarta Utara, Ustaz Abul Hayyi Nur SPdI SSos.
Akademisi dan Praktisi Gizi yang juga ketua Yayasan Masyarakat Sadar Sadar Gizi, Tirta Prawita Sari menjelaskan, puasa memberikan efek medis yang baik bagi Kesehatan. Sebab memberikan kesempatan kepada tubuh untuk menjalani metabolisme switch, mengubah penggunaan sumber energi dan memakai simpanan energi yang selama ini disimpan dalam bentuk lemak. Penggunaan sumber energi yg berbeda ini menjadi salah satu bentuk detoksifikasi yang memberi dampak metabolisme berbeda bagi tubuh.
Tirta menyarankan di tengah pandemi seperti ini, ada baiknya tidak mengonsumsi makanan yang men-trigger atau memicu terjadinya inflamasi. Itu sebabnya, disarankan menjauhi makanan bergula tinggi, lemak jenuh dan trans yang tinggi seperti teh manis dan minuman manis lainnya serta aneka gorengan yang seringkali menjadi tipikal menu berbuka di Indonesia.
“Lebih baik mengonsumsi kurma dan buah-buahan yang banyak mengandung air untuk mensuplai vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh,” kata dia.
Seperti halnya ketika dalam kondisi normal, kata Tirta, saat puasa konsumsi makanan dengan gizi seimbang sangat diperlukan untuk menjaga imun dan daya tahan tubuh terlebih dalam situasi pandemi seperti sekarang ini.
Puasa di bulan Ramadhan adalah puasa syar’i yang merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk menunaikannya.
Puasa Ramadhan kali ini akan terasa berbeda. Di tengah pandemic Covid-19 banyak kekhawatiran muncul dari masyarakat. Hal ini dikarenakan pandemic covid-19 yang selalu dikaitkan dengan daya tahan tubuh dan gizi.
Apakah kita aman dari infeksi jika kita berpuasa? Apakah berisiko terhadap tenaga medis yang rentan terinfeksi? Bagaimana Puasa dalam ajaran Islam dan bagaimana puasa yang seharasunya dan yang dicontohkan oleh Rasulullah?
Menjawab pertanyaan tersebut, Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi, Komunitas Literasi Gizi (koalizi), Departemen Kesehatan Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) menyelenggarakan sebuah diskusi online “Puasa: sehat dan Menyehatkan,” Rabu (22/4/2020). Narasumber diskusi ini adalah akademisi dan praktisi gizi klinik, dr Tirta Prawita Sari MSc SpGK dan Pimpinan Pesantren Syawarifiyyah Rorotan Jakarta Utara, Ustaz Abul Hayyi Nur SPdI SSos.
Akademisi dan Praktisi Gizi yang juga ketua Yayasan Masyarakat Sadar Sadar Gizi, Tirta Prawita Sari menjelaskan, puasa memberikan efek medis yang baik bagi Kesehatan. Sebab memberikan kesempatan kepada tubuh untuk menjalani metabolisme switch, mengubah penggunaan sumber energi dan memakai simpanan energi yang selama ini disimpan dalam bentuk lemak. Penggunaan sumber energi yg berbeda ini menjadi salah satu bentuk detoksifikasi yang memberi dampak metabolisme berbeda bagi tubuh.
Tirta menyarankan di tengah pandemi seperti ini, ada baiknya tidak mengonsumsi makanan yang men-trigger atau memicu terjadinya inflamasi. Itu sebabnya, disarankan menjauhi makanan bergula tinggi, lemak jenuh dan trans yang tinggi seperti teh manis dan minuman manis lainnya serta aneka gorengan yang seringkali menjadi tipikal menu berbuka di Indonesia.
“Lebih baik mengonsumsi kurma dan buah-buahan yang banyak mengandung air untuk mensuplai vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh,” kata dia.
Seperti halnya ketika dalam kondisi normal, kata Tirta, saat puasa konsumsi makanan dengan gizi seimbang sangat diperlukan untuk menjaga imun dan daya tahan tubuh terlebih dalam situasi pandemi seperti sekarang ini.
Lihat Juga :
tulis komentar anda