Praktisi Ini Nilai Masih Banyak Misinformasi tentang Feng Shui
Sabtu, 19 Februari 2022 - 16:01 WIB
JAKARTA - Praktisi feng shui tradisional atau klasik Suhana Lim melihat masih banyak misinformasi dan kerancuan terkait feng shui di tengah masyarakat.
Akibatnya, masih kuat anggapan bahwa mengaplikasikan feng shui berarti membeli, memasang, dan atau mengubur barang feng shui (atau obyek lainnya), dan simsalabim masalah pun sirna.
Belum lagi praktik mencampuradukkan feng shui dengan urusan agama, keparanormalan, serta aneka hal non-feng shui lainnya. Semua ini makin membuat pemahaman feng shui yang obyektif semakin kabur dan samar.
Suhana Lim pun ingin memberikan pemahaman kepada semua orang menjalani kehidupan ini dengan menjadi diri sendiri.
"Personally, harapan dan cita cita saya adalah semaksimal selalu bisa menjadi orang yang realistik dalam melihat, menyikapi dan melakoni kehidupan," kata Suhana Lim dalam keterangannya, Sabtu (19/2/2022).
"Atau bisa seminim mungkin menjadi orang lain atau being fake person, tapi bisa menjadi manusia yang bebas merdeka dalam arti seluasnya," lanjut penulis buku feng shuipedia ini.
Menurutnya, feng shui yang obyektif, berlogika dan proporsional adalah menganalisa qi (energi), yin yang (keseimbangan), dan wu xing (transformasi lima unsur). Serta perlunya memaksimalkan dan menyinergikan faktor Langit (Tian), Manusia (Ren), dan Bumi (Di).
Sebagai pria yang lahir dan besar di Jakarta, dan lingkungan keluarga yang kental dengan tradisi serta budaya Tionghoa, feng shui bagi Suhana Lima menjadi bagian lami kesehariannya.
Akibatnya, masih kuat anggapan bahwa mengaplikasikan feng shui berarti membeli, memasang, dan atau mengubur barang feng shui (atau obyek lainnya), dan simsalabim masalah pun sirna.
Belum lagi praktik mencampuradukkan feng shui dengan urusan agama, keparanormalan, serta aneka hal non-feng shui lainnya. Semua ini makin membuat pemahaman feng shui yang obyektif semakin kabur dan samar.
Suhana Lim pun ingin memberikan pemahaman kepada semua orang menjalani kehidupan ini dengan menjadi diri sendiri.
"Personally, harapan dan cita cita saya adalah semaksimal selalu bisa menjadi orang yang realistik dalam melihat, menyikapi dan melakoni kehidupan," kata Suhana Lim dalam keterangannya, Sabtu (19/2/2022).
"Atau bisa seminim mungkin menjadi orang lain atau being fake person, tapi bisa menjadi manusia yang bebas merdeka dalam arti seluasnya," lanjut penulis buku feng shuipedia ini.
Menurutnya, feng shui yang obyektif, berlogika dan proporsional adalah menganalisa qi (energi), yin yang (keseimbangan), dan wu xing (transformasi lima unsur). Serta perlunya memaksimalkan dan menyinergikan faktor Langit (Tian), Manusia (Ren), dan Bumi (Di).
Sebagai pria yang lahir dan besar di Jakarta, dan lingkungan keluarga yang kental dengan tradisi serta budaya Tionghoa, feng shui bagi Suhana Lima menjadi bagian lami kesehariannya.
tulis komentar anda