Vape atau Rokok Konvensional, Manakah yang Lebih Berbahaya?

Kamis, 31 Maret 2022 - 10:15 WIB
Penggunaan tembakau merupakan salah satu ancaman kesehatan masyarakat terbesar di dunia. / Foto: ilustrasi/ist
JAKARTA - Penggunaan tembakau merupakan salah satu ancaman kesehatan masyarakat terbesar di dunia, yang telah bertanggung jawab terhadap kematian 8 juta orang per tahun.

Rokok dan produk tembakau sudah menjadi bagian dari keseharian manusia sejak berabad-abad lalu. Perkembangan saat ini dari produk tembakau, salah satunya adalah rokok elektrik atau biasa dikenal dengan nama vape.

Merokok bukan hanya merugikan perokok itu sendiri, tapi juga membahayakan orang yang menghirup asap rokok tersebut atau biasa disebut dengan perokok pasif.



Apabila dibandingkan dengan rokok tradisional, rokok elektrik dikatakan dapat menimbulkan dampak kesehatan yang merugikan, bahkan lebih berbahaya.

Beberapa alasan mengapa rokok elektrik berbahaya adalah sebagai berikut.

1. Kebanyakan rokok elektrik mengandung nikotin

Nikotin merupakan zat yang adiktif dan beracun yang berisiko menyebabkan serangan jantung, membahayakan perkembangan otak, meningkatan risiko gangguan pernapasan, gastrointestinal, dan juga dapat menyebabkan penurunan respons imun, dan juga berdampak buruk pada kesehatan reproduksi. Nikotin sangat adiktif, dikatakan lebih adiktif dibandingkan heroin dan kokain.

2. Dosis nikotin dalam rokok elektrik dapat diatur sesuai keinginan pengguna

Nikotin menimbulkan adiksi. Banyak pengguna rokok elektrik menghirup lebih banyak nikotin daripada rokok tradisional, karena pengguna rokok elektrik dapat mengatur kadar nikotin yang dikonsumsi sesuai yang mereka inginkan. Misalnya, membeli cartridge berukuran besar yang memiliki konsentrasi nikotin lebih tinggi atau dapat meningkatkan voltase rokok elektrik untuk mendapatkan dosis yang lebih besar.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Terpopuler
Berita Terkini More