Ini Alasan Ditunjuknya Maudy Ayunda Jadi Bagian Tim Jubir Presidensi G20 Indonesia
Kamis, 07 April 2022 - 16:00 WIB
Pertama, kata dia, menyampaikan informasi ke masyarakat luas kegiatan konferensi tingkat tinggi pada November 2022. Kedua, agenda-agenda di working group yang akan menyampaikan pertemuan-pertemuan yang sifatnya formal sepanjang 2022 kepada masyarakat luas.
"Jadi selain agenda yang disampaikan, Maudy juga akan menyampaikan subtansi. Dua tugas pokok itu yang harus dijalankan," ucap Dedy.
Dalam menjalankan tugasnya, Maudy akan menyampaikan melalui jalur resmi media room di Istana Kepresidenan atau Media Center di Kominfo, serta media sosial sebagai media informasi dalam menjangkau audiens atau publik.
Dedy membeberkan salah satu alasan menunjuk Maudy menjadi bagian tim Juru Bicara Presidensi G20 Indonesia adalah tak lain dari hal menarik sosoknya yang mampu menarik dan menjangkau Gen Milenial dan Gen Z. Sensus BPS menyebut Indonesia memiliki 270 juta jiwa, dalam hal ini Gen Z mendominasi populasi 27,94% dan Milenial 25,87% dari total populasi.
"Gen Z dan Milenial adalah generasi masa depan Indonesia yang juga perlu mengetahui urgensi Presidensi G20 Indonesia. Maudy sangat dekat dengan publik di kategori tersebut. Bahkan di luar generasi itu, pubik juga mengenal Maudy. Penunjukan Maudy merupakan langkah pemerintah untuk membumikan Presidensi G20 kepada masyarakat umum," papar Dedy.
Terkait penunjukan dirinya sebagai tim Juru Bicara Presidensi G20 Indonesia, Maudy mengaku senang dan terhormat. "Saat dikontak langsung oleh Kominfo, saya merasa senang dan terhormat karena diajak sebagai bagian sesuatu yang bersejarah ini," ujarnya.
"Saya berpikir inilah cara terbaik untuk berkontribusi. Pertimbangan pun tidak lama dan langsung oke. Apapun yang aku bisa lakukan untuk berkontribusi bagi Indonesia dengan platform yang aku miliki, maka aku bersedia," tambahnya.
Mengenai strategi komunikasi sebagai tim Juru Bicara Presidensi G20 Indonesia, Maudy mengaku ada beberapa format yang sudah didiskusikan.
"Setiap minggu dan bulan nantinya akan terstruktur menjelaskan agenda yang sudah dibahas. Selain memakai media formal pemerintah, di luar itu konten yang akan disampaikan agar lebih mudah dicerna, aku akan menggunakan media sosial untuk bertemu Gen Z dan Milenial di area yang memang mereka lebih banyak menghabiskan waktunya. Komunikasi akan berlangsung straight forward dan membumikan pesan-pesan G20," beber lulusan S2 Universitas Stanford.
"Jadi selain agenda yang disampaikan, Maudy juga akan menyampaikan subtansi. Dua tugas pokok itu yang harus dijalankan," ucap Dedy.
Dalam menjalankan tugasnya, Maudy akan menyampaikan melalui jalur resmi media room di Istana Kepresidenan atau Media Center di Kominfo, serta media sosial sebagai media informasi dalam menjangkau audiens atau publik.
Dedy membeberkan salah satu alasan menunjuk Maudy menjadi bagian tim Juru Bicara Presidensi G20 Indonesia adalah tak lain dari hal menarik sosoknya yang mampu menarik dan menjangkau Gen Milenial dan Gen Z. Sensus BPS menyebut Indonesia memiliki 270 juta jiwa, dalam hal ini Gen Z mendominasi populasi 27,94% dan Milenial 25,87% dari total populasi.
"Gen Z dan Milenial adalah generasi masa depan Indonesia yang juga perlu mengetahui urgensi Presidensi G20 Indonesia. Maudy sangat dekat dengan publik di kategori tersebut. Bahkan di luar generasi itu, pubik juga mengenal Maudy. Penunjukan Maudy merupakan langkah pemerintah untuk membumikan Presidensi G20 kepada masyarakat umum," papar Dedy.
Terkait penunjukan dirinya sebagai tim Juru Bicara Presidensi G20 Indonesia, Maudy mengaku senang dan terhormat. "Saat dikontak langsung oleh Kominfo, saya merasa senang dan terhormat karena diajak sebagai bagian sesuatu yang bersejarah ini," ujarnya.
"Saya berpikir inilah cara terbaik untuk berkontribusi. Pertimbangan pun tidak lama dan langsung oke. Apapun yang aku bisa lakukan untuk berkontribusi bagi Indonesia dengan platform yang aku miliki, maka aku bersedia," tambahnya.
Mengenai strategi komunikasi sebagai tim Juru Bicara Presidensi G20 Indonesia, Maudy mengaku ada beberapa format yang sudah didiskusikan.
Baca Juga
"Setiap minggu dan bulan nantinya akan terstruktur menjelaskan agenda yang sudah dibahas. Selain memakai media formal pemerintah, di luar itu konten yang akan disampaikan agar lebih mudah dicerna, aku akan menggunakan media sosial untuk bertemu Gen Z dan Milenial di area yang memang mereka lebih banyak menghabiskan waktunya. Komunikasi akan berlangsung straight forward dan membumikan pesan-pesan G20," beber lulusan S2 Universitas Stanford.
Lihat Juga :
tulis komentar anda