Jangan Lengah, Waspadai Gejala Hepatitis Akut Misterius Berikut Ini

Kamis, 05 Mei 2022 - 22:56 WIB
Kasus hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak terus merebak di Amerika, Eropa dan Indonesia. / Foto: ilustrasi/7news
JAKARTA - Kasus hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak terus merebak di Amerika, Eropa dan Indonesia. Hal ini pun membuat masyarakat menjadi khawatir.

Sebagaimana penyakit lain, hepatitis akut ini tidak boleh terlambat penanganannya. Apabila gejala yang timbul dibiarkan terlalu lama, akan menjadi semakin berkembang, dan berlanjut ke hilangnya kesadaran. Penyakit satu ini bisa berakibat fatal yakni kematian.

Guna mewaspadainya, kita wajib mengetahui apa saja gejala-gejala dari hepatitis akut yang saat ini dialami anak-anak di bawah 16 tahun. Lebih spesifiknya lagi, penyakit ini lebih banyak menyerang anak-anak berumur di bawah 10 tahun.



Dari laporan kasus yang sudah ada, Dokter Anak konsultan Gastrohepatologi, Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp.A (K), memaparkan, terdapat sejumlah tanda gejala hepatitis akut misterius yang patut diwaspadai. Dia menyebutkan, biasanya gejala dimulai dengan gejala gastrointestinal.



"Kita melihat dari laporan-laporan kasus yang sudah ada, bahwa laporannya itu mulainya dengan gejala gastrointestinal terlebih dahulu. Seperti misalnya diare, mual, muntah, sakit perut yang kadang-kadang disertai dengan demam ringan," beber dr. Hanifah dalam siaran langsung Update Perkembangan Kasus Hepatitis Akut di Indonesia Kementerian Kesehatan, Kamis (5/5/2022).

Setelah timbul gejala di perut, baru berlanjut pada gejala yang mengarah khas pada hepatitis, contohnya bisa terlihat pada warna tinja dan warna kulit serta mata.

"Kemudian berlanjut dengan gejala yang ke arah hepatitis, yaitu anaknya mengeluarkan buang air kecil seperti teh, BAB-nya pucat, dan mata atau kulitnya itu berwarna kuning," terang dr. Hanifah.

Ketika anak sudah berwarna kuning, begitu diperiksa biasanya dokter akan langsung melihat kadar SGOT atau SGPT yakni kadar enzim hati. Jika sudah sampai di tahap ini, salah satu atau bisa juga kedua enzim di tubuh kadarnya meningkat hingga lebih dari 500 internasional unit per mililiter.

Dokter Hanifah memperingatkan, gejala masih bisa bertambah parah. Pasien di sini bisa saja mengalami pembekuan darah dan jika tidak segera dilakukan tranplantasi hati, bisa mengakibatkan kematian.



"Bila berlanjut lagi gejalanya akan mengalami gangguan pembekuan darah dan selanjutnya akan terjadi penurunan kesadaran yang dapat berlanjut menjadi kematian. Bila pasien tidak dilakukan transplantasi hati," tutupnya.
(nug)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More