Pola Hidup Sehat Dapat Cegah Gejala Hepatitis pada anak
loading...
A
A
A
SURABAYA - Hepatitis merupakan kondisi peradangan pada hati yang bisa timbul dari berbagai faktor, seperti infeksi virus, bakteri, protozoa, maupun non-infeksi. Di kalangan anak-anak, hepatitis biasanya tidak terlalu berbahaya dan sering kali gejalanya ringan atau bahkan tidak nampak.
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Dr. dr. Bagus Setyoboedi, Sp.A(K), mengatakan, perhatian terhadap kesehatan organ hati sangatlah penting. Hati merupakan organ yang berperan dalam berbagai fungsi krusial tubuh.
“Sel hati adalah sel yang punya tanggung jawab penuh dalam mendukung fungsi hati. Kalau hati terganggu, maka fungsi hati juga akan mengalami gangguan,” jelasnya.
Bagus menekankan pentingnya mewaspadai hepatitis B pada anak, yang dapat menular dari ibu ke bayi dan berpotensi menjadi kronis. Jika hepatitis B menjadi kronis, hal ini dapat berkembang menjadi sirosis hati atau bahkan mutasi yang lebih berbahaya.
Beberapa gejala klinis yang dapat dikenali pada anak-anak dengan hepatitis meliputi warna kuning pada sklera (bagian putih mata), mual, perut kembung, anoreksia, dan nyeri perut. Gejala lain yang juga sering muncul adalah perubahan warna urine menjadi pekat seperti teh.
Meskipun hepatitis pada anak sering kali tidak memerlukan pengobatan khusus, dr. Bagus menekankan pentingnya penerapan pola hidup sehat serta pemenuhan asupan nutrisi dan multivitamin untuk menjaga kesehatan anak. Hal ini penting untuk menghindari komplikasi serius yang mungkin terjadi di kemudian hari.
“Pada umumnya hepatitis pada anak-anak tidak membutuhkan pengobatan khusus, jadi hanya diberikan dukungan nutrisi dan multivitamin saja,” tuturnya.
Selain itu, dr. Bagus juga mengingatkan orang tua agar selalu memperhatikan sanitasi anak-anak mereka. Kebersihan yang baik dan sanitasi yang terjaga dapat membantu mencegah infeksi hepatitis, terutama di lingkungan yang rentan.
Melalui edukasi yang dalam acara Dokter UNAIR TV, dr. Bagus berharap orang tua lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan hati anak-anak serta mendorong tindakan pencegahan yang lebih baik melalui sanitasi dan imunisasi yang tepat. Dengan begitu, risiko hepatitis pada anak dapat berkurang.
Lihat Juga: Benarkah Kandungan Maltodextrin dalam Susu Formula Sebabkan Diabetes dan Gagal Ginjal pada Anak?
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Dr. dr. Bagus Setyoboedi, Sp.A(K), mengatakan, perhatian terhadap kesehatan organ hati sangatlah penting. Hati merupakan organ yang berperan dalam berbagai fungsi krusial tubuh.
“Sel hati adalah sel yang punya tanggung jawab penuh dalam mendukung fungsi hati. Kalau hati terganggu, maka fungsi hati juga akan mengalami gangguan,” jelasnya.
Bagus menekankan pentingnya mewaspadai hepatitis B pada anak, yang dapat menular dari ibu ke bayi dan berpotensi menjadi kronis. Jika hepatitis B menjadi kronis, hal ini dapat berkembang menjadi sirosis hati atau bahkan mutasi yang lebih berbahaya.
Beberapa gejala klinis yang dapat dikenali pada anak-anak dengan hepatitis meliputi warna kuning pada sklera (bagian putih mata), mual, perut kembung, anoreksia, dan nyeri perut. Gejala lain yang juga sering muncul adalah perubahan warna urine menjadi pekat seperti teh.
Meskipun hepatitis pada anak sering kali tidak memerlukan pengobatan khusus, dr. Bagus menekankan pentingnya penerapan pola hidup sehat serta pemenuhan asupan nutrisi dan multivitamin untuk menjaga kesehatan anak. Hal ini penting untuk menghindari komplikasi serius yang mungkin terjadi di kemudian hari.
“Pada umumnya hepatitis pada anak-anak tidak membutuhkan pengobatan khusus, jadi hanya diberikan dukungan nutrisi dan multivitamin saja,” tuturnya.
Selain itu, dr. Bagus juga mengingatkan orang tua agar selalu memperhatikan sanitasi anak-anak mereka. Kebersihan yang baik dan sanitasi yang terjaga dapat membantu mencegah infeksi hepatitis, terutama di lingkungan yang rentan.
Melalui edukasi yang dalam acara Dokter UNAIR TV, dr. Bagus berharap orang tua lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan hati anak-anak serta mendorong tindakan pencegahan yang lebih baik melalui sanitasi dan imunisasi yang tepat. Dengan begitu, risiko hepatitis pada anak dapat berkurang.
Lihat Juga: Benarkah Kandungan Maltodextrin dalam Susu Formula Sebabkan Diabetes dan Gagal Ginjal pada Anak?
(tsa)