Pandemi Covid-19 Bisa Jadi Pelajaran Atasi Cacar Monyet hingga Virus Hendra
Selasa, 24 Mei 2022 - 12:45 WIB
JAKARTA - Dua tahun lebih dunia diacak-acak oleh kemunculan virus Covid-19 membuat masyarakat semakin waspada terhadap munculnya penyakit baru. Penanganan pandemi Covid-19 bisa dijadikan pelajaran berharga untuk membendung kehadiran hepatitis akut, cacar monyet hingga virus Hendra agar tidak sampai menjadi pandemi.
Apa yang terjadi di Korut membuktikan bahwa Virus Covid-19 memang masih ada. Di dalam negeri pun meski jumlah penderita melandai, tetapi faktanya setiap hari masih ada penderita baru. Di saat pandemi Covid-19 belum benar-benar menghilang, muncul berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus dan sangat berpotensi menjadi pandemi baru.
Misalnya saja, penyakit hepatitis akut yang misterius. Disebut misterius, karena para ahli belum bisa mengidentifikasi asal muasal virus ini dan bagaimana pola penyebarannya.
April lalu Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, mulai menginformasikan adanya penyebaran virus hepatitis misterius ini. Dimulai dari Jepang, lalu diikuti oleh negara-negara di Asia dan Amerika, mengkonfirmasi adanya penyakit hepatitis ini di negara mereka masing-masing.
Penyakit ini diketahui masuk ke Indonesia sejak awal Mei lalu. Hingga kini sudah diketahui ada 18 pasien terserang penyakit ini, dan 6 orang meninggal dunia. Belum juga ditemukan cara ampuh untuk mengatasi penyakit ini, lagi-lagi WHO mengumumkan adanya cacar monyet yang menyerang daratan Eropa.
WHO bahkan telah mengadakan pertemuan darurat untuk membahas wabah cacar monyet pada Jumat (20/5/2022) waktu setempat. Pertemuan dilakukan setelah lebih dari 100 kasus dikonfirmasi atau dicurigai di Eropa. Kasus cacar monyet telah dilaporkan menyerang sejumlah negara, yakni Belgia, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia dan Inggris, serta Amerika Serikat, Kanada dan Australia.
Pertama kali diidentifikasi pada monyet, penyakit ini biasanya menyebar melalui kontak dekat dan jarang menyebar ke luar Afrika, sehingga rangkaian kasus ini memicu kekhawatiran. Cacar Monyet sendiri biasanya merupakan penyakit virus ringan, ditandai dengan gejala demam serta ruam bergelombang yang khas.
WHO mengatakan penyebaran virus ini kemungkinan besar juga berasal dari hewan pengerat (seperti tikus, tupai, kelinci dan sejenisnya), sehingga monyet bukan satu-satunya binatang sumber penyebaran penyakit ini. Hingga kini Kementerian Kesehatan RI melaporkan kasus Cacar Monyet belum ditemukan di Indonesia.
Apa yang terjadi di Korut membuktikan bahwa Virus Covid-19 memang masih ada. Di dalam negeri pun meski jumlah penderita melandai, tetapi faktanya setiap hari masih ada penderita baru. Di saat pandemi Covid-19 belum benar-benar menghilang, muncul berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus dan sangat berpotensi menjadi pandemi baru.
Misalnya saja, penyakit hepatitis akut yang misterius. Disebut misterius, karena para ahli belum bisa mengidentifikasi asal muasal virus ini dan bagaimana pola penyebarannya.
April lalu Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, mulai menginformasikan adanya penyebaran virus hepatitis misterius ini. Dimulai dari Jepang, lalu diikuti oleh negara-negara di Asia dan Amerika, mengkonfirmasi adanya penyakit hepatitis ini di negara mereka masing-masing.
Penyakit ini diketahui masuk ke Indonesia sejak awal Mei lalu. Hingga kini sudah diketahui ada 18 pasien terserang penyakit ini, dan 6 orang meninggal dunia. Belum juga ditemukan cara ampuh untuk mengatasi penyakit ini, lagi-lagi WHO mengumumkan adanya cacar monyet yang menyerang daratan Eropa.
WHO bahkan telah mengadakan pertemuan darurat untuk membahas wabah cacar monyet pada Jumat (20/5/2022) waktu setempat. Pertemuan dilakukan setelah lebih dari 100 kasus dikonfirmasi atau dicurigai di Eropa. Kasus cacar monyet telah dilaporkan menyerang sejumlah negara, yakni Belgia, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia dan Inggris, serta Amerika Serikat, Kanada dan Australia.
Pertama kali diidentifikasi pada monyet, penyakit ini biasanya menyebar melalui kontak dekat dan jarang menyebar ke luar Afrika, sehingga rangkaian kasus ini memicu kekhawatiran. Cacar Monyet sendiri biasanya merupakan penyakit virus ringan, ditandai dengan gejala demam serta ruam bergelombang yang khas.
WHO mengatakan penyebaran virus ini kemungkinan besar juga berasal dari hewan pengerat (seperti tikus, tupai, kelinci dan sejenisnya), sehingga monyet bukan satu-satunya binatang sumber penyebaran penyakit ini. Hingga kini Kementerian Kesehatan RI melaporkan kasus Cacar Monyet belum ditemukan di Indonesia.
tulis komentar anda