Pola Pengasuhan Anak di Era Digital, Alumni Sekolah Islam Al Azhar Rilis Ruang Ortu by Asia
Jum'at, 24 Juni 2022 - 20:29 WIB
JAKARTA - Tidak ada yang mengingkari jika teknologi sangat membantu kehidupan manusia. Gawai dan internet sudah jadi kebutuhan dalam aktivitas keseharian kita, termasuk anak-anak. Namun, penggunaan gawai dan internet berlebih bisa menimbulkan kecanduan yang berdampak buruk pada kesehatan.
Bahkan, tanpa disadari, orangtua pun memfasilitasi anak-anak mereka dengan gawai dan aksesorinya dengan alasan agar tidak tertinggal di era teknologi digital masa kini. Kecanduan internet dan gawai pada anak-anak yang bisa berdampak buruk, perlu dipahami oleh orang tua agar bisa menyikapinya secara bijak.
Orang tua perlu mulai curiga anaknya kecanduan internet, jika sang anak kehilangan kontrol dan merasa mau berhenti tetapi tidak bisa. Durasi bermain gim dan media sosial meningkat, bermain internet hingga dini hari, dan saat jadwal sekolah justru tidur. Ketika anak lebih memprioritaskan bermain gim atau internet hingga enggan beranjak dari kamar, orang tua perlu waspada.
Kecanduan gawai juga terlihat dari perubahan fisik. Anak bisa mengalami obesitas karena terus duduk atau mengalami malanutrisi akibat mengonsumsi banyak makanan instan, bahkan ada yang lupa makan. Tak sedikit pula ditemukan kasus kecanduan gawai, hingga anak mesti dirawat di rumah sakit jiwa
Pada satu sisi, perkembangan teknologi digital menawarkan kesempatan untuk meningkatkan wawasan, meningkatkan keterampilan, bersosialisasi, dan belajar. Namun, di sisi lain, para pengguna media digital tidak langsung otomatis melek digital.
Kemampuan dalam menemukan, mengelola, dan mengevaluasi informasi, serta pemahaman potensi bahaya dunia digital seperti kontak dengan orang yang tidak dikenal, paparan kekerasan, atau konten pornografi, perlu diatasi supaya tidak diperalat oleh media digital.
Alumni Sekolah Islam Al Azhar (ASIA), sebagai organisasi yang mengambil peran aktif dengan mengisi posisi sebagai mitra para orang tua dalam implementasi pengasuhan digital ini, melalui aplikasi digital prenting RUANG ORTU by ASIA, bersama-sama para orang tua ikut mengawasi kegiatan digital anak. Di lain sisi, ASIA juga mengembangkan konten, program untuk tumbuh kembang anak, serta berbagai tips khas ASIA dari psikiater dan ahli agama.
"Saya menghadirkan aplikasi Ruang Ortu by ASIA yang dikembangkan oleh ASIA-EDU. ASIA-EDU merupakan salah satu komunitas dari ASIA yang peduli terhadap dunia pendidikan dan tumbuh kembang anak," jelas Ketua Umum ASIA Mohammad Ilham Anwar di Jakarta, Jumat (24/6/2022).
Bahkan, tanpa disadari, orangtua pun memfasilitasi anak-anak mereka dengan gawai dan aksesorinya dengan alasan agar tidak tertinggal di era teknologi digital masa kini. Kecanduan internet dan gawai pada anak-anak yang bisa berdampak buruk, perlu dipahami oleh orang tua agar bisa menyikapinya secara bijak.
Orang tua perlu mulai curiga anaknya kecanduan internet, jika sang anak kehilangan kontrol dan merasa mau berhenti tetapi tidak bisa. Durasi bermain gim dan media sosial meningkat, bermain internet hingga dini hari, dan saat jadwal sekolah justru tidur. Ketika anak lebih memprioritaskan bermain gim atau internet hingga enggan beranjak dari kamar, orang tua perlu waspada.
Kecanduan gawai juga terlihat dari perubahan fisik. Anak bisa mengalami obesitas karena terus duduk atau mengalami malanutrisi akibat mengonsumsi banyak makanan instan, bahkan ada yang lupa makan. Tak sedikit pula ditemukan kasus kecanduan gawai, hingga anak mesti dirawat di rumah sakit jiwa
Pada satu sisi, perkembangan teknologi digital menawarkan kesempatan untuk meningkatkan wawasan, meningkatkan keterampilan, bersosialisasi, dan belajar. Namun, di sisi lain, para pengguna media digital tidak langsung otomatis melek digital.
Kemampuan dalam menemukan, mengelola, dan mengevaluasi informasi, serta pemahaman potensi bahaya dunia digital seperti kontak dengan orang yang tidak dikenal, paparan kekerasan, atau konten pornografi, perlu diatasi supaya tidak diperalat oleh media digital.
Alumni Sekolah Islam Al Azhar (ASIA), sebagai organisasi yang mengambil peran aktif dengan mengisi posisi sebagai mitra para orang tua dalam implementasi pengasuhan digital ini, melalui aplikasi digital prenting RUANG ORTU by ASIA, bersama-sama para orang tua ikut mengawasi kegiatan digital anak. Di lain sisi, ASIA juga mengembangkan konten, program untuk tumbuh kembang anak, serta berbagai tips khas ASIA dari psikiater dan ahli agama.
"Saya menghadirkan aplikasi Ruang Ortu by ASIA yang dikembangkan oleh ASIA-EDU. ASIA-EDU merupakan salah satu komunitas dari ASIA yang peduli terhadap dunia pendidikan dan tumbuh kembang anak," jelas Ketua Umum ASIA Mohammad Ilham Anwar di Jakarta, Jumat (24/6/2022).
tulis komentar anda