Saran dari Para Ahli untuk Cegah Silent Killer Menyerang
Rabu, 27 Juli 2022 - 16:04 WIB
Pasien dengan obesitas, diabetes, tekanan darah tiggi, dan peningkatan kadar kolestrol berisiko lebih tinggi terkena stroke.
3. Mengubah Diet
Pola makan yang sehat, seperti mengonsumsi buah-buahan, sayuran, dan ikan, jadi salah satu hal yang dapat memperbaiki risiko stroke. Namun, dr. Gorelick menyarankan untuk memakai piring salad kecil saat makan malam agar menjaga jumlah makanan yang dimakan tetap pada jumlah yang wajar. Sedangkan untuk makan siang cukup mengonsumsi sandwich rendah lemak dan kalori.
4. Aktif Berolahraga
Setiap ahli saraf menjelaskan, cara bagus untuk mengurangi stress dan tetap bugar adalah berolahraga secara rutin. Meskipun seseorang memiliki keterbatasan fisik, tapi harus ada cara untuk berolahraga. Mengangkat beban ringan, dan melakukan senam tiga atau empat kali seminggu, bisa menjadi pilihan yang tepat.
"Saya mempraktikkan apa yang saya jelaskan. Saya berjalan dari tempat kerja dan telah bersepeda lebih dari 1.400 mil tahun ini,” kata dr. Adams.
5. Jangan Merokok
Risiko stroke pada perokok berat yang mengonsumsi lebih dari dua bungkus rokok sehari adalah dua kali lipat dari perokok ringan yang mengonsumsi rokok kurang dari setengah bungkus per hari. Risikonya turun secara signifikan dua tahun setelah Anda berhenti, dan mencapai level bukan perokok setelah lima tahun.
Nah, bagaimana dengan Anda? Sudahkah melakukan pencegahan terhadap risiko stroke? Ada solusi untuk pencegahan dan pengobatan stroke yang lebih mudah.
3. Mengubah Diet
Pola makan yang sehat, seperti mengonsumsi buah-buahan, sayuran, dan ikan, jadi salah satu hal yang dapat memperbaiki risiko stroke. Namun, dr. Gorelick menyarankan untuk memakai piring salad kecil saat makan malam agar menjaga jumlah makanan yang dimakan tetap pada jumlah yang wajar. Sedangkan untuk makan siang cukup mengonsumsi sandwich rendah lemak dan kalori.
4. Aktif Berolahraga
Setiap ahli saraf menjelaskan, cara bagus untuk mengurangi stress dan tetap bugar adalah berolahraga secara rutin. Meskipun seseorang memiliki keterbatasan fisik, tapi harus ada cara untuk berolahraga. Mengangkat beban ringan, dan melakukan senam tiga atau empat kali seminggu, bisa menjadi pilihan yang tepat.
"Saya mempraktikkan apa yang saya jelaskan. Saya berjalan dari tempat kerja dan telah bersepeda lebih dari 1.400 mil tahun ini,” kata dr. Adams.
5. Jangan Merokok
Risiko stroke pada perokok berat yang mengonsumsi lebih dari dua bungkus rokok sehari adalah dua kali lipat dari perokok ringan yang mengonsumsi rokok kurang dari setengah bungkus per hari. Risikonya turun secara signifikan dua tahun setelah Anda berhenti, dan mencapai level bukan perokok setelah lima tahun.
Nah, bagaimana dengan Anda? Sudahkah melakukan pencegahan terhadap risiko stroke? Ada solusi untuk pencegahan dan pengobatan stroke yang lebih mudah.
Lihat Juga :
tulis komentar anda