Rutin Minum Obat yang Diberikan Dokter, Gerd Bisa Sembuh Total
Senin, 29 Juni 2020 - 11:49 WIB
Bisakah pasien gerd (gastroesophageal reflux disease) atau penyakit asam lambung sembuh total? Jawabannya bisa kata Prof Dr dr H Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB FINASIM FACP. Asalkan pasien menjalani gaya hidup sehat dan rutin minum obat yang diberikan dokter.
"Tapi butuh waktu dua bulan penuh untuk konsumsi obat itu. Obatnya berguna untuk menekan asam lambung sehingga ketika terjadi kontak dengan kerongkongan tidak timbul perlukaan pada kerongkongan," katanya di Instagram Live @guesehat dengan tema “Kenali Gerd di Era Covid-19 dan Bagaimana Menyiasatinya”.
Pengobatan utama gerd adalah obat-obatan golongan proton pump inhibitor (PPI). Ada setidaknya lima jenis obat yang termasuk dalam golongan ini, yaitu omeprazol, lansoprazol, rabeprazol, pantoprazol, dan esomeprazol. Dalam hal ini, kombinasi obat herbal atau fitofarmaka (obat dari bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik) sangat diperlukan untuk pengobatan gerd. (Baca: Pemkab Bekasi Masih Larang Ojol Tarik Penumpang)
Kombinasi obat ini dimaksudkan untuk menetralkan serta menurunkan asam lambung. Adapun dosis obat biasanya 2×1 dan dikombinasikan dengan obat antiasam lambung. Prof Ari bercerita bahwa ada pasien gerd yang mengaku jika tidak meminum obat lagi, ia mengalami kekambuhan. Ia khawatir obat asam lambung akan membuatnya ketergantungan.
Dijelaskan Prof Ari, obat asam lambung tidak sebabkan ketergantungan seperti obat sedatif atau obat tidur. Jika gejala dirasakan masih ada setelah minum obat, bisa jadi karena dosis yang diberikan belum optimal. Atau bisa juga karena tidak diiringi dengan perubahan gaya hidup seperti stres, merokok, atau makan makanan pedas, asam, keju, cokelat, dan makanan pantang lainnya.
Asam lambung tinggi bukan hanya menyebabkan rasa terbakar di dada atau mulut pahit semata. Pasien juga merasa gelisah sehingga sulit tidur. Kalau sudah begini, biasanya dokter akan memberikan obat penenang sesuai anjuran. Produksi asam lambung yang tinggi ternyata juga berimbas pada gangguan THT. "Asam lambung tinggi bisa naik sampai ke telinga sebabkan otitis media atau ke rongga hidung sebabkan sinusitis," urai Prof Ari. (Baca juga: Chicco Jerikho Keranjingan Gowes Sepeda)
Lebih jauh, secara normal asam lambung diperlukan tubuh untuk membunuh kuman dan mencerna makanan. Namun, jika berlebihan akan menimbulkan masalah, maka pemberian obat dimaksudkan untuk menekan produksi asam lambung. Sebuah penelitian yang dilakukan National Heartburn Alliance mengevaluasi terhadap 130.000 orang, apakah penderita yang mengalami heartburn merasakan dampak negatif terhadap aktivitas mereka sehari-hari.
Hasilnya menunjukkan bahwa mayoritas penderita merasakan dampak negatif terhadap kualitas hidup mereka. Beberapa hal yang terkena dampak dari heartburn yaitu kualitas fisik, kualitas tidur, produktivitas, kondisi emosi, dan fungsi sosial. Apabila terus diabaikan, penyakit ini berisiko memicu komplikasi penyakit pada masa depan. (Lihat videonya: Lima Rumah Warga Terseret Longsor di Palopo)
Gerd juga bisa disebabkan banyak faktor, seperti tekanan di perut ibu hamil yang bertambah seiring dengan pertumbuhan janin menyebabkan arus balik isi lambung ke kerongkongan, merokok yang memicu kerusakan selaput lendir, meningkatkan sekresi asam, dan melemahkan lower esophageal sphincter. (Sri Noviarni)
"Tapi butuh waktu dua bulan penuh untuk konsumsi obat itu. Obatnya berguna untuk menekan asam lambung sehingga ketika terjadi kontak dengan kerongkongan tidak timbul perlukaan pada kerongkongan," katanya di Instagram Live @guesehat dengan tema “Kenali Gerd di Era Covid-19 dan Bagaimana Menyiasatinya”.
Pengobatan utama gerd adalah obat-obatan golongan proton pump inhibitor (PPI). Ada setidaknya lima jenis obat yang termasuk dalam golongan ini, yaitu omeprazol, lansoprazol, rabeprazol, pantoprazol, dan esomeprazol. Dalam hal ini, kombinasi obat herbal atau fitofarmaka (obat dari bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik) sangat diperlukan untuk pengobatan gerd. (Baca: Pemkab Bekasi Masih Larang Ojol Tarik Penumpang)
Kombinasi obat ini dimaksudkan untuk menetralkan serta menurunkan asam lambung. Adapun dosis obat biasanya 2×1 dan dikombinasikan dengan obat antiasam lambung. Prof Ari bercerita bahwa ada pasien gerd yang mengaku jika tidak meminum obat lagi, ia mengalami kekambuhan. Ia khawatir obat asam lambung akan membuatnya ketergantungan.
Dijelaskan Prof Ari, obat asam lambung tidak sebabkan ketergantungan seperti obat sedatif atau obat tidur. Jika gejala dirasakan masih ada setelah minum obat, bisa jadi karena dosis yang diberikan belum optimal. Atau bisa juga karena tidak diiringi dengan perubahan gaya hidup seperti stres, merokok, atau makan makanan pedas, asam, keju, cokelat, dan makanan pantang lainnya.
Asam lambung tinggi bukan hanya menyebabkan rasa terbakar di dada atau mulut pahit semata. Pasien juga merasa gelisah sehingga sulit tidur. Kalau sudah begini, biasanya dokter akan memberikan obat penenang sesuai anjuran. Produksi asam lambung yang tinggi ternyata juga berimbas pada gangguan THT. "Asam lambung tinggi bisa naik sampai ke telinga sebabkan otitis media atau ke rongga hidung sebabkan sinusitis," urai Prof Ari. (Baca juga: Chicco Jerikho Keranjingan Gowes Sepeda)
Lebih jauh, secara normal asam lambung diperlukan tubuh untuk membunuh kuman dan mencerna makanan. Namun, jika berlebihan akan menimbulkan masalah, maka pemberian obat dimaksudkan untuk menekan produksi asam lambung. Sebuah penelitian yang dilakukan National Heartburn Alliance mengevaluasi terhadap 130.000 orang, apakah penderita yang mengalami heartburn merasakan dampak negatif terhadap aktivitas mereka sehari-hari.
Hasilnya menunjukkan bahwa mayoritas penderita merasakan dampak negatif terhadap kualitas hidup mereka. Beberapa hal yang terkena dampak dari heartburn yaitu kualitas fisik, kualitas tidur, produktivitas, kondisi emosi, dan fungsi sosial. Apabila terus diabaikan, penyakit ini berisiko memicu komplikasi penyakit pada masa depan. (Lihat videonya: Lima Rumah Warga Terseret Longsor di Palopo)
Gerd juga bisa disebabkan banyak faktor, seperti tekanan di perut ibu hamil yang bertambah seiring dengan pertumbuhan janin menyebabkan arus balik isi lambung ke kerongkongan, merokok yang memicu kerusakan selaput lendir, meningkatkan sekresi asam, dan melemahkan lower esophageal sphincter. (Sri Noviarni)
(ysw)
tulis komentar anda