Perankan Ummik di Film Hati Suhita, Desy Ratnasari: Berikan Pemahaman Mengenai Perempuan Pesantren
Kamis, 18 Agustus 2022 - 17:33 WIB
"Sehingga butuh riset sekitar 2 minggu ketemu mbak Hilma di rumahnya di Jember dan setelah membaca novel dan melihat langsung pesantren di Jawa Timur, ini tantangan luar biasa," ungkapnya.
Menurutnya film ini penting terkait karena menggambar bagaimana perjuangan luar biasa dari seorang perempuan yang mendapat perlakuan baik dari suami.
“Kalau untuk proses produksi berlangsung (selama) 50 hari. Karena banyak lokasi, Khilma dalam novelnya juga spesifik sehingga kami syuting ada di sembilan kota, itu di Bogor, Jakarta, Trenggalek, Kediri, Yogyakarta dan masih ada lagi,” ungkapnya.
Salah satu pemain aktris senior Desy Ratnasari mengaku senang bisa berperan sebagai Ummik dalam film Hati Suhita.
“Film ini memberikan pemahaman mengenai perempuan di mana saya sebagai istri pemilik pesantren dan di situ memberikan pendidikan bagi anak pesantren. Berbeda dengan kehidupan saya, tapi dekat dengan dunia pesantren karena sering berkunjung, anak saya juga pesantren,” tutur Desy Ratnasari.
Aktor kelahiran Sukabumi, 12 Desember 1973 ini pun dituntut untuk bisa fasih berbahasa Jawa. Meski begitu ini menjadi sebuah tantangan tersendiri baginya. “Kita tuh kan berbahasa Sunda ya, tapi di film ini harus berbahasa Jawa,” ucap Desy Ratnasari.
Menurutnya film ini penting terkait karena menggambar bagaimana perjuangan luar biasa dari seorang perempuan yang mendapat perlakuan baik dari suami.
“Kalau untuk proses produksi berlangsung (selama) 50 hari. Karena banyak lokasi, Khilma dalam novelnya juga spesifik sehingga kami syuting ada di sembilan kota, itu di Bogor, Jakarta, Trenggalek, Kediri, Yogyakarta dan masih ada lagi,” ungkapnya.
Salah satu pemain aktris senior Desy Ratnasari mengaku senang bisa berperan sebagai Ummik dalam film Hati Suhita.
“Film ini memberikan pemahaman mengenai perempuan di mana saya sebagai istri pemilik pesantren dan di situ memberikan pendidikan bagi anak pesantren. Berbeda dengan kehidupan saya, tapi dekat dengan dunia pesantren karena sering berkunjung, anak saya juga pesantren,” tutur Desy Ratnasari.
Aktor kelahiran Sukabumi, 12 Desember 1973 ini pun dituntut untuk bisa fasih berbahasa Jawa. Meski begitu ini menjadi sebuah tantangan tersendiri baginya. “Kita tuh kan berbahasa Sunda ya, tapi di film ini harus berbahasa Jawa,” ucap Desy Ratnasari.
(hri)
tulis komentar anda