Kematian Akibat AMR Tinggi, Wamenkes Dorong Penggunaan Antibiotik
Kamis, 25 Agustus 2022 - 11:15 WIB
JAKARTA - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) dr. Dante Saksono Harbuwono menyebutkan jumlah kasus antimicrobial resistance (AMR) sebagai silent pandemic cukup tinggi. Maka dari itu pihaknya mendorong penggunaan obat antibiotik.
Hal tersebut diinisiasi dalam pembahasan aturan penggunaan antibiotik, dalam side event AMR karena Indonesia salah satu negara tropis yang angka infeksinya tinggi.
"1,2 juta kematian itu terjadi karena antibiotik yang tidak mempan lagi terhadap infeksi tertentu,” kata Wamenkes Dante dalam laman resmi Sehat Negeriku Kemenkes, dikutip Kamis (25/8/2022).
Wamenkes menilai resistensi antibiotik akibat mikroba terjadi, karena protokol pengobatan yang sembarangan. Akibatnya, infeksi pada pasien bertambah parah dan menyebabkan angka kematian tinggi.
Selain itu, resistensi antibiotik akibat mikroba bisa berasal dari hewan dan tumbuhan. Wamenkes menyoroti pendekatan one health dalam merespons masalah tersebut.
“Melalui pendekatan one health, di mana infeksi itu bisa berasal dari hewan, tumbuhan. Itu juga penting dilakukan karena ternyata banyak sekali penggunaan antibiotik pada hewan dan tumbuhan yang tidak rasional yang menyebabkan resistensi pada manusia,” jelas Wamenkes Dante.
Kendati demikian, pihaknya akan mempercepat upaya penanggulangan AMR terutama di Indonesia. Negara-negara G20 juga memiliki peran strategis untuk mendorong pencegahan dan pengendalian AMR yang berkelanjutan di tingkat nasional dan global
Kementerian Kesehatan juga berkomitmen untuk bekerja sama dengan kementerian teknis lainnya dan secara bersamaan melakukan transformasi sistem kesehatan.
“Di antara inisiatif yang dilakukan, kami menawarkan penyelesaian masalah AMR, yakni dengan pembentukan inisiatif sains berbasis genom biomedis pada pengobatan yang bersifat presisi,” katanya.
Hal tersebut diinisiasi dalam pembahasan aturan penggunaan antibiotik, dalam side event AMR karena Indonesia salah satu negara tropis yang angka infeksinya tinggi.
"1,2 juta kematian itu terjadi karena antibiotik yang tidak mempan lagi terhadap infeksi tertentu,” kata Wamenkes Dante dalam laman resmi Sehat Negeriku Kemenkes, dikutip Kamis (25/8/2022).
Wamenkes menilai resistensi antibiotik akibat mikroba terjadi, karena protokol pengobatan yang sembarangan. Akibatnya, infeksi pada pasien bertambah parah dan menyebabkan angka kematian tinggi.
Selain itu, resistensi antibiotik akibat mikroba bisa berasal dari hewan dan tumbuhan. Wamenkes menyoroti pendekatan one health dalam merespons masalah tersebut.
“Melalui pendekatan one health, di mana infeksi itu bisa berasal dari hewan, tumbuhan. Itu juga penting dilakukan karena ternyata banyak sekali penggunaan antibiotik pada hewan dan tumbuhan yang tidak rasional yang menyebabkan resistensi pada manusia,” jelas Wamenkes Dante.
Kendati demikian, pihaknya akan mempercepat upaya penanggulangan AMR terutama di Indonesia. Negara-negara G20 juga memiliki peran strategis untuk mendorong pencegahan dan pengendalian AMR yang berkelanjutan di tingkat nasional dan global
Kementerian Kesehatan juga berkomitmen untuk bekerja sama dengan kementerian teknis lainnya dan secara bersamaan melakukan transformasi sistem kesehatan.
“Di antara inisiatif yang dilakukan, kami menawarkan penyelesaian masalah AMR, yakni dengan pembentukan inisiatif sains berbasis genom biomedis pada pengobatan yang bersifat presisi,” katanya.
(hri)
tulis komentar anda