Studi: Komplikasi Cacar Monyet Berpotensi Sebabkan Kerusakan Jantung
Sabtu, 03 September 2022 - 16:09 WIB
Dalam pemeriksaan, diketahui bahwa pria tersebut telah mengalami malaise, mialgia, demam, dan beberapa lesi kulit.
Dia dinyatakan positif cacar monyet dan kembali ke ruang gawat darurat tiga hari kemudian, karena mengalami nyeri dada dan sesak di lengan kirinya.
Pasien menjalani beberapa tes jantung, yang menunjukkan bahwa dia telah mengalami cedera stres jantung.
Pria itupun dinyatakan mengalami peradangan miokard setelah melakukan serangkaian tes resonansi magnetik jantung, berupa pengambilan gambar jantung. Pasien lalu dinyatakan pulih sepenuhnya dalam waktu satu minggu.
Menurut para peneliti, kasus ini menunjukkan bahwa miokarditis mungkin merupakan komplikasi dari monkeypox, namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami hubungan antara monkeypox dan cedera jantung.
"Dokter harus waspada pada pasien dengan monkeypox yang menggambarkan nyeri dada untuk mencari manifestasi klinis yang langka ini, yang sepenuhnya sembuh pada pasien ini," kata spesialis penyakit menular di University of California, San Francisco, Dr. Monica Gandhi.
Dia dinyatakan positif cacar monyet dan kembali ke ruang gawat darurat tiga hari kemudian, karena mengalami nyeri dada dan sesak di lengan kirinya.
Pasien menjalani beberapa tes jantung, yang menunjukkan bahwa dia telah mengalami cedera stres jantung.
Pria itupun dinyatakan mengalami peradangan miokard setelah melakukan serangkaian tes resonansi magnetik jantung, berupa pengambilan gambar jantung. Pasien lalu dinyatakan pulih sepenuhnya dalam waktu satu minggu.
Menurut para peneliti, kasus ini menunjukkan bahwa miokarditis mungkin merupakan komplikasi dari monkeypox, namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami hubungan antara monkeypox dan cedera jantung.
"Dokter harus waspada pada pasien dengan monkeypox yang menggambarkan nyeri dada untuk mencari manifestasi klinis yang langka ini, yang sepenuhnya sembuh pada pasien ini," kata spesialis penyakit menular di University of California, San Francisco, Dr. Monica Gandhi.
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda