Hadapi Darurat Kesehatan Global, RSPAU dr. S Hardjolukito Gelar Webinar Kesehatan Nasional Monkeypox
Kamis, 15 September 2022 - 17:57 WIB
JAKARTA - Di tengah-tengah kondisi pandemi Covid-19 yang telah menunjukkan tren membaik di seluruh dunia, saat ini organisasi kesehatan dunia atau WHO kembali menerima laporan tentang adanya kenaikan kasus penyakit MonkeyPox yang meluas ke negara-negara non endemis.
Mengingat adanya potensi penularan penyakit ini di Indonesia, RSPAU dr. S. Hardjolukito menggelar webinar nasional dengan mengangkat tema "Waspada Terhadap Monkeypox (Cacar Monyet)". Kamis (15/09/22). Kegiatan ini juga merupakan sebagai rangkaian peringatan HUT ke-10 RSPAU dr. S. Hardjolukito serta menyambut HUT ke-66 PIA Ardhya Garini.
Webinar yang diikuti oleh ribuan peserta dari berbagai kalangan, diantaranya jajaran TNI AU seluruh Indonesia, PIA Ardhya Garini seluruh Indonesia, RS dan Puskesmas se DIY, Kepala SMA se DIY , Jajaran Rektor PTN/PTS se-DIY, Dharma wanita se-DIY, Awak Media se-DIY dan masyarakat umum.
Webinar dibuka oleh wakil Ketua Umum PIA Ardya Garini Ibu Thres Gustaf Brugman, dimana dalam sambutanya beliau menyampaikan apresiasi kepada Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito dr. Mukti Arja Berlian, Sp.PD, Sp.KP yang telah menyelenggarakan webinar ini mengingat adanya potensi penularan penyakit ini di Indonesia, maka diperlukan kewaspadaan dan kesiapsiagaan oleh semua pihak, baik dari pemerintah, tenaga kesehatan, dan yang paling penting adalah keluarga sebagai unit terkecil di masyarakat.
Sebagai pemateri pertama dalam webinar kali ini yaitu Marsma TNI dr. Mukti A Berlian Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito, menyampaikan materi tentang "Mengenal Gejala Penyakit Monkeypox". Dalam paparanya disampaikan bahwa gejala monkeypox dapat ditandai dengan demam >38; ruam setelah 1-3 hari (makula, papula, vesikel, pustul) dimulai di kepala-telapak tangan & kaki. Gejala yang membedakan monkeypox dengan penyakit cacar lainnya adalah adanya pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati).
Pemateri kedua adalah Dr. dr Atik Choirul Hidajah, M.Kes menyampaikan materi tentang "Epidemiologi Monkeypox". Dimana di Indonesia per-28 Agustus 2022, terdapat 1 kasus terkonformasi monkeypox di wilayah DKI Jakarta dan 38 kasus discarded tersebar di seluruh Indonesia. Aktivitas surveilans epidemiologi meliputi surveilans, respon dan kesiapsiagaan.
Pemateri terakhir yaitu Dr. dr. Yanri Wijayanti Subroto, Ph.D., Sp.PD., KPTI, FINASIM (Anggota Satgas Monkeypox PB IDI) menyampaikan materi tentang "Pencegahan dan Tatalaksana Penyakit Monkeypox Dimulai Dari Keluarga".
Dokter Yanri menyampaikan bahwa penyakit MonkeyPox ini belum ada obat (seperti virus lain) dan vaksin (masih dalam penelitian). Namun dapat dilakukan pencegahan di lingkup keluarga yaitu hindari kontak erat kulit-ke-kulit dengan orang yang mempunyai ruam yang menyerupai monkeypox, hindari barang dan material yang pernah digunakan orang terinfeksi, cuci tangan sesering mungkin dengan sabun atau hand-sanitizer, terutama sebelum makan atau memegang wajah dan setelah menggunakan kamar mandi.
Mengingat adanya potensi penularan penyakit ini di Indonesia, RSPAU dr. S. Hardjolukito menggelar webinar nasional dengan mengangkat tema "Waspada Terhadap Monkeypox (Cacar Monyet)". Kamis (15/09/22). Kegiatan ini juga merupakan sebagai rangkaian peringatan HUT ke-10 RSPAU dr. S. Hardjolukito serta menyambut HUT ke-66 PIA Ardhya Garini.
Webinar yang diikuti oleh ribuan peserta dari berbagai kalangan, diantaranya jajaran TNI AU seluruh Indonesia, PIA Ardhya Garini seluruh Indonesia, RS dan Puskesmas se DIY, Kepala SMA se DIY , Jajaran Rektor PTN/PTS se-DIY, Dharma wanita se-DIY, Awak Media se-DIY dan masyarakat umum.
Webinar dibuka oleh wakil Ketua Umum PIA Ardya Garini Ibu Thres Gustaf Brugman, dimana dalam sambutanya beliau menyampaikan apresiasi kepada Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito dr. Mukti Arja Berlian, Sp.PD, Sp.KP yang telah menyelenggarakan webinar ini mengingat adanya potensi penularan penyakit ini di Indonesia, maka diperlukan kewaspadaan dan kesiapsiagaan oleh semua pihak, baik dari pemerintah, tenaga kesehatan, dan yang paling penting adalah keluarga sebagai unit terkecil di masyarakat.
Sebagai pemateri pertama dalam webinar kali ini yaitu Marsma TNI dr. Mukti A Berlian Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito, menyampaikan materi tentang "Mengenal Gejala Penyakit Monkeypox". Dalam paparanya disampaikan bahwa gejala monkeypox dapat ditandai dengan demam >38; ruam setelah 1-3 hari (makula, papula, vesikel, pustul) dimulai di kepala-telapak tangan & kaki. Gejala yang membedakan monkeypox dengan penyakit cacar lainnya adalah adanya pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati).
Pemateri kedua adalah Dr. dr Atik Choirul Hidajah, M.Kes menyampaikan materi tentang "Epidemiologi Monkeypox". Dimana di Indonesia per-28 Agustus 2022, terdapat 1 kasus terkonformasi monkeypox di wilayah DKI Jakarta dan 38 kasus discarded tersebar di seluruh Indonesia. Aktivitas surveilans epidemiologi meliputi surveilans, respon dan kesiapsiagaan.
Pemateri terakhir yaitu Dr. dr. Yanri Wijayanti Subroto, Ph.D., Sp.PD., KPTI, FINASIM (Anggota Satgas Monkeypox PB IDI) menyampaikan materi tentang "Pencegahan dan Tatalaksana Penyakit Monkeypox Dimulai Dari Keluarga".
Dokter Yanri menyampaikan bahwa penyakit MonkeyPox ini belum ada obat (seperti virus lain) dan vaksin (masih dalam penelitian). Namun dapat dilakukan pencegahan di lingkup keluarga yaitu hindari kontak erat kulit-ke-kulit dengan orang yang mempunyai ruam yang menyerupai monkeypox, hindari barang dan material yang pernah digunakan orang terinfeksi, cuci tangan sesering mungkin dengan sabun atau hand-sanitizer, terutama sebelum makan atau memegang wajah dan setelah menggunakan kamar mandi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda