Kemenkes Ungkap Penyebab Tingginya Angka Kematian Pasien Gangguan Ginjal Akut
Rabu, 19 Oktober 2022 - 14:28 WIB
JAKARTA - Jumlah kasus gangguan ginjal akut misterius terus bertambah di Indonesia. Data terakhir Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan terdapat 206 kasus per Selasa (18/10/2022).
Dari ratusan kasus tersebut, sebanyak 99 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Juru bicara Kemenkes , Mohammad Syahril menyampaikan bahwa jumlah kasus tersebut diambil dari 20 provinsi di Indonesia.
"Angka kematian pasien yang dirawat, khususnya di RSCM sebagai rumah sakit rujukan nasional ginjal itu mencapai 65 persen," ungkap Syahril dalam webinar, Rabu (19/10/2022).
Dijelaskannya bahwa kematian pasien dengan penyakit gangguan ginjal akut ini cukup tinggi, lantaran sudah memasuki fase yang cukup parah.
Menurutnya, ginjal salah satu organ tubuh yang sangat penting. Bila bermasalah akan berpengaruh pada organ lain. Untuk itu, bila si kecil mengalami gejala seperti jarang buang air kecil atau jumlah urine berkurang, segera dibawa ke dokter.
"Ketika masuk ke fase itu, saat ini disampaikan ke masyarakat untuk lebih waspada dan lebih cepat lakukan tindakan apabila ada gejala, seperti frekuensi kencing berkurang dan jumlah kencing sedikit, disertai demam, batuk dan pilek, tapi itu tidak selalu," jelas dia.
Dari ratusan kasus tersebut, sebanyak 99 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Juru bicara Kemenkes , Mohammad Syahril menyampaikan bahwa jumlah kasus tersebut diambil dari 20 provinsi di Indonesia.
"Angka kematian pasien yang dirawat, khususnya di RSCM sebagai rumah sakit rujukan nasional ginjal itu mencapai 65 persen," ungkap Syahril dalam webinar, Rabu (19/10/2022).
Dijelaskannya bahwa kematian pasien dengan penyakit gangguan ginjal akut ini cukup tinggi, lantaran sudah memasuki fase yang cukup parah.
Menurutnya, ginjal salah satu organ tubuh yang sangat penting. Bila bermasalah akan berpengaruh pada organ lain. Untuk itu, bila si kecil mengalami gejala seperti jarang buang air kecil atau jumlah urine berkurang, segera dibawa ke dokter.
"Ketika masuk ke fase itu, saat ini disampaikan ke masyarakat untuk lebih waspada dan lebih cepat lakukan tindakan apabila ada gejala, seperti frekuensi kencing berkurang dan jumlah kencing sedikit, disertai demam, batuk dan pilek, tapi itu tidak selalu," jelas dia.
(nug)
tulis komentar anda