Deretan Musisi Inggris Desak Pemerintah Selamatkan Industri Musik
Selasa, 07 Juli 2020 - 01:10 WIB
LONDON - Sejumlah penyanyi dan band asal Inggris, seperti Ed Sheeran, Paul McCartney dan The Rolling Stones menjadi bagian dalam 1.500 paraf untuk mendesak pemerintah Inggris menyelamatkan industri musik live atau pertunjukan konser negara itu. Industri konser mengalami keruntuhan lantaran pandemi Covid-19 .
(Baca juga: 8 Band Metal dengan Instrumen Terunik dari Seluruh Dunia )
Coldplay, Eric Clapton, Sam Smith, Rod Stewart, Liam Gallagher, Iron Maiden, Dua Lipa, Skepta dan Florence + the Machine juga menandatangani surat terbuka yang memperingatkan bahwa pembatasan wilayah yang sedang berlangsung mengancam ribuan pekerjaan. Mereka mengutip penelitian baru yang menunjukkan bahwa pertunjukan musik live menambah GBP4,5 miliar ke ekonomi Inggris dan mendukung 210.000 pekerjaan di seluruh negeri tahun lalu.
"Konser musik Inggris telah menjadi salah satu keberhasilan sosial, budaya, dan ekonomi terbesar di Inggris dalam dekade terakhir," tulis mereka dalam surat kepada Menteri Kebudayaan, Oliver Dowden, sebagaimana dilansir AFP.
"Tanpa akhir jarak sosial yang terlihat atau dukungan keuangan dari pemerintah belum disepakati, masa depan untuk konser dan festival dan ratusan ribu orang yang bekerja di dalamnya tampak suram," lanjutnya.
Inggris mengalami pandemi Covid-19 paling mematikan di Eropa. Tercatat hampir 44.000 kematian setelah tes positif dan meningkat menjadi lebih dari 54.000 kasus baru. Pemerintah telah melonggarkan anjuran tinggal di rumah yang diberlakukan pada akhir Maret. Sementara pub, restoran, dan museum akan dibuka kembali akhir pekan ini, tapi tempat-tempat live music tetap ditutup.
"Sampai bisnis-bisnis ini dapat beroperasi lagi, yang kemungkinan paling awal 2021, dukungan pemerintah akan sangat penting untuk mencegah kebangkrutan massal dan akhir dari industri terkemuka dunia ini," kata surat itu.
Industri musik menginginkan batas waktu yang jelas untuk membuka kembali tempat-tempat tanpa persyaratan jarak sosial, dan dukungan pemerintah yang mencakup memperluas skema cuti untuk pekerja yang telah diberhentikan sementara.
"Pertunjukan yang luar biasa tidak terjadi tanpa tim yang luar biasa di belakang panggung, tetapi mereka semua akan kehilangan pekerjaan kecuali kita bisa kembali ke sana melakukan apa yang kita sukai," ucap pentolan Oasis, Gallagher.
(Baca juga: Rilis Single Baru, Dyah Permata Ingatkan Kaum Adam Jangan Suka PHP )
Wabah coronavirus menyebabkan pembatalan konser dan festival di seluruh negeri, termasuk Glastonbury, yang dijadwalkan merayakan ulang tahunnya yang ke-50. Penyelenggara Glastonbury Emily Eavis menyebutkan tempat, festival, pemain dan kru semuanya menghadapi tantangan keuangan yang menyedihkan. "Jika pemerintah tidak meningkatkan dan mendukung seni Inggris, kita benar-benar bisa kehilangan aspek vital dari budaya kita selamanya," ujar Eavis.
(Baca juga: 8 Band Metal dengan Instrumen Terunik dari Seluruh Dunia )
Coldplay, Eric Clapton, Sam Smith, Rod Stewart, Liam Gallagher, Iron Maiden, Dua Lipa, Skepta dan Florence + the Machine juga menandatangani surat terbuka yang memperingatkan bahwa pembatasan wilayah yang sedang berlangsung mengancam ribuan pekerjaan. Mereka mengutip penelitian baru yang menunjukkan bahwa pertunjukan musik live menambah GBP4,5 miliar ke ekonomi Inggris dan mendukung 210.000 pekerjaan di seluruh negeri tahun lalu.
"Konser musik Inggris telah menjadi salah satu keberhasilan sosial, budaya, dan ekonomi terbesar di Inggris dalam dekade terakhir," tulis mereka dalam surat kepada Menteri Kebudayaan, Oliver Dowden, sebagaimana dilansir AFP.
"Tanpa akhir jarak sosial yang terlihat atau dukungan keuangan dari pemerintah belum disepakati, masa depan untuk konser dan festival dan ratusan ribu orang yang bekerja di dalamnya tampak suram," lanjutnya.
Inggris mengalami pandemi Covid-19 paling mematikan di Eropa. Tercatat hampir 44.000 kematian setelah tes positif dan meningkat menjadi lebih dari 54.000 kasus baru. Pemerintah telah melonggarkan anjuran tinggal di rumah yang diberlakukan pada akhir Maret. Sementara pub, restoran, dan museum akan dibuka kembali akhir pekan ini, tapi tempat-tempat live music tetap ditutup.
"Sampai bisnis-bisnis ini dapat beroperasi lagi, yang kemungkinan paling awal 2021, dukungan pemerintah akan sangat penting untuk mencegah kebangkrutan massal dan akhir dari industri terkemuka dunia ini," kata surat itu.
Industri musik menginginkan batas waktu yang jelas untuk membuka kembali tempat-tempat tanpa persyaratan jarak sosial, dan dukungan pemerintah yang mencakup memperluas skema cuti untuk pekerja yang telah diberhentikan sementara.
"Pertunjukan yang luar biasa tidak terjadi tanpa tim yang luar biasa di belakang panggung, tetapi mereka semua akan kehilangan pekerjaan kecuali kita bisa kembali ke sana melakukan apa yang kita sukai," ucap pentolan Oasis, Gallagher.
(Baca juga: Rilis Single Baru, Dyah Permata Ingatkan Kaum Adam Jangan Suka PHP )
Wabah coronavirus menyebabkan pembatalan konser dan festival di seluruh negeri, termasuk Glastonbury, yang dijadwalkan merayakan ulang tahunnya yang ke-50. Penyelenggara Glastonbury Emily Eavis menyebutkan tempat, festival, pemain dan kru semuanya menghadapi tantangan keuangan yang menyedihkan. "Jika pemerintah tidak meningkatkan dan mendukung seni Inggris, kita benar-benar bisa kehilangan aspek vital dari budaya kita selamanya," ujar Eavis.
(nug)
tulis komentar anda